"Jangan Sampai Terjadi Dualisme Lagi di PSSI"

Stakeholder sepak bola Indonesia berharap Presiden Jokowi segera bertindak dan mengambil keputusan bijak.

oleh Defri Saefullah diperbarui 15 Agu 2015, 07:21 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2015, 07:21 WIB
Kantor PSSI
Kantor PSSI (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta: Kisruh PSSI dengan Menpora tak hanya mengacaukan ranah kompetisi sepak bola. Namun kisruh ini mulai mengarah kepada kemungkinan terjadinya dualisme di tubuh PSSI.

Sinyal ini makin kuat menyusul komentar Tim Transisi beberapa waktu lalu yang ingin menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) pada Januari 2016 nanti. Meski Menpora Imam Nahrawi juga sempat membantah kemungkinan KLB.

Bakal terjadinya dualisme membuat prihatin stakeholder sepak bola nasional. Mantan Ketum PSSI, Agum Gumelar diantaranya yang mewanti-wanti agar dualisme jangan sampai terjadi lagi.

"Kalau terjadi lagi FIFA bakal semakin marah. Menggelar KLB itu aturannya dan itu hanya bisa dilakukan PSSI. Tim Transisi itu anggotanya siapa? Itu harus dicegah dan jangan sampai terjadi," katanya kepada wartawan, Jumat (14/8/2015).

Dualisme organisasi dikhawatirkan juga menimbulkan dualisme kompetisi seperti pada 2011 lalu saat muncul Break Away League, Liga Primer Indonesia. Tanda-tanda itu mulai terlihat saat Kemenpora diketahui gandeng pengusaha Arifin Panigoro.

Meski, Kemenpora menyebutkan jika Arifin bakal menggelar kompetisi U-15.Agum berharap kesalahan-kesalahan yang dilakukan Menpora bisa jadi perhatian Presiden Jokowi.

"Kompetisi itu ada sistemnya. Ini yang harus diketahui menteri dan presiden. Di tengah kisruh seperti sekarang, saya masih berharap Presiden Jokowi mengambil keputusan yang bijak," seru Agum. (Def/Wnd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya