Keunikan Coach Suharno di Mata Manajer Persiwa

Kesedihan tidak hanya dirasakan pengurus dan pemain Arema Cronus. Manajer Persiwa, Agus Santoso juga terpukul mendengar kabar duka itu.

oleh Liputan6 diperbarui 20 Agu 2015, 11:29 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2015, 11:29 WIB
Suharno
Suharno (Bola.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kepergian pelatih Suharno membuat banyak insan sepakbola berduka. Kesedihan tidak hanya dirasakan pengurus dan pemain Arema Cronus. Manajer Persiwa, Agus Santoso juga terpukul mendengar kabar duka itu.

"Saya kebetulan tengah berada di Malang saat mendengar kabar duka tersebut. Saya langsung meluncur ke Puskesmas Pakisaji dan sempat melihat jenazah beliau sebelum kemudian dibawa ke rumah duka di Blitar," kata Agus saat dihubungi Liputan6.com.

Coach Suharno meninggal dunia
"Saya juga ikut mengatarkan almarhum ke rumahnya di Blitar," sambungnya.

Coach Suharno meninggal dunia
Agus sebenarnya sudah lama mengenal Suharno sebagai salah satu pelatih top Tanah Air. Namun kedekatan di antara keduanya baru terjalin akrab saat Suharno menangani Persiwa 2008-2009 lalu.

Agus mengaku jarang menemukan pelatih seperti Suharno. Sebab, selain piawai dalam meramu strategi tim, pria kelahiran Klaten itu mampu menciptakan suasana kekeluargaan di dalam tim.

"Dia sangat dekat dengan pemain. Selama di Persiwa, coach Suharno mampu menghilangkan gap antara junior dan senior. Semua diperlakukan sama sehingga tim bisa solid di dalam maupun saat berada di luar lapangan," beber Agus Santoso.

Menurut Agus, Suharno sebenarnya tipikal pelatih yang tegas. Dia tidak segan-segan menghukum pemain yang melakukan tindakan indisipliner. Tidak perduli apakah dia pemain bintang atau tidak.

Foto terakhir Coach Suharno
"Kalau sampai ada pemain yang ketahuan mabuk-mabukan, coach Suharno tidak segan menjatuhkan hukuman kepadanya. Bisa-bisa tidak diizinkan ikut latihan bahkan tidak masuk line up," kata Agus.

Di sisi lain, Suharno ternyata sosok pelatih yang sangat perhatian kepada pemainnya. Bahkan menurut Agus, Suharno tidak segan-segan memberikan bonus dari kantongnya sendiri kepada pemain yang tampil gemilang di sebuah laga.

"Sikap ini yang sangat jarang dimiliki oleh pelatih lain. Merogoh kocek sendiri untuk mengapreseasi permainan pemainnya di lapangan," kata Agus.

Kerja keras Suharno pun menyisakan memori indah bagi Badai Pegunungan. Tanpa amunisi bintang, Persiwa mampu tampil sebagai runner up Liga Super Indonesia musim kompetisi 2008-2009.

"Ini momen yang tidak bisa saya lupakan. Dengan amunisi seadanya, kami bersama coach Suharno mampu mencapai posisi runner up," kata Agus. (Oleh: Marco Tampubolon/Ary)

Baca Juga:
Foto Terakhir Suharno Bersama Arema Cronus
Suharno Wafat, Dejan Antonic Terpukul
Llagostera Pilih Pemain Brasil, Evan Dimas Tersingkir

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya