Liputan6.com, Bandung - Perang komentar mewarnai pertandingan Persib Bandung kontra Pusamania Borneo FC (PBFC) di perempat final Piala Presiden 2015. Pelatih PBFC, Iwan Setiawan berulangkali memancing perang urat syaraf dengan Pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman.
Iwan menyebut bahwa Persib hanya sekumpulan pemain bintang, namun tidak punya strategi bermain yang istimewa. Malah, secara terang-terangan Iwan menyebut strategi Djanur tidak ada apa-apanya dan Persib tak memainkan sepakbola yang sesungguhnya.
Namun, komentar pedas Iwan ternyata ditanggapi dingin oleh Djanur, sapaan akrab Djadjang. Djanur berpendapat, komentar Iwan tidak perlu ditanggapi, karena dia hanya ingin membuktikannya di lapangan.
Perseteruan Iwan dan Djanur tentu menjadi menarik mengingat momen ini jarang terjadi di sepakbola Indonesia. Biasanya, pernyataan-pernyataan para pelatih di sini cenderung normatif dan tidak berani menabrak kebiasaan dalam kultur ketimuran di Indonesia.
Perang komentar Iwan dengan Djanur mengingatkan kita pada rivalitas Manajer Chelsea, Jose Mourinho dengan Manajer Arsenal, Arsene Wenger di Premier League Inggris. Mourinho dan Wenger kerap perang komentar jelang maupun sesudah pertandingan antara Chelsea melawan Arsenal.
Seperti Mourinho vs Wenger
Rivalitas Wenger dan Mourinho belakangan kian mengakar. Kedua pelatih papan atas dunia itu kerap saling sindir di media. Bermula pada tahun 2005, Wenger menyindir Chelsea lewat aktivitas transfer mereka yang menggelontorkan banyak uang demi merekrut pemain bintang.
Mourinho langsung berkomentar: "Saya pikir Wenger adalah tipe orang yang suka mengintip. Ada tipe orang yang suka melihat keluarga lain ketika berada di rumah. Ia berbicara terus-terusan tentang Chelsea."
Wenger lalu membalasnya, "Ketika Anda memberikan kesuksesan pada orang bodoh, itu malah membuat mereka tambah bodoh, bukannya pintar."
Akan sangat menarik bila di sepakbola Indonesia tercipta rivalitas dengan adu argumen yang cerdas, serta persaingan yang sehat. Perseteruan Iwan dan Djanur menjadi bumbu tersendiri di Piala Presiden 2015.
Dengan segala respek kepada kedua pelatih, semoga rivalitas Iwan dan Djanur berlanjut. Tentu dengan perang komentar menarik dan cerdas, serta perseteruan yang sehat. Para suporter juga diharapkan menanggapi perseteruan Iwan dan Djanur dengan cara yang lebih bijak. (Win/Rco)
Baca juga:
Tekad Sturridge Angkat Performa Liverpool
Cuplikan Liverpool Diimbangi Norwich
Bek Tangguh Liverpool Resmi Perpanjang Kontrak
Advertisement