Cuaca Hari Ini Rabu 16 April 2025: Langit Pagi Jabodetabek Berawan

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pagi hari ini cuaca akan berawan tebal dengan potensi hujan ringan di beberapa wilayah.

oleh Fauziah Basahil Diperbarui 16 Apr 2025, 07:08 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2025, 06:20 WIB
Waspada, Cuaca Ekstrim di Jakarta
Awan gelap menyelimuti langit di sekitar kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Kamis (7/3/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Cuaca pagi Jakarta hari ini Rabu (16/4/2025), diprakirakan seluruh langitnya akan berawan. Demikian prediksi cuaca hari ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, cuaca Jakarta pada siang hari seluruhnya juga diprakirakan berawan.

Dan pada malam hari nanti, seluruh wilayah Jakarta diprakirakan akan cerah berawan. Kecuali Jakarta Barat dan Jakarta Utara akan berawan.

Selain itu, untuk wilayah penyangga Kota Jakarta, yaitu Bekasi, Jawa Barat diprakirakan cuaca pagi hingga siang hari berawan, malam cerah.

Di wilayah Depok, dan Kota Bogor, Jawa Barat, pagi berawan, siang turun hujan ringan, dan malam cerah barawan

Kemudian, di wilayah Kota Tangerang, Banten, diprediksi pagi hingga malam akan berawan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Berawan  Berawan  Berawan
 Jakarta Pusat   Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Selatan   Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Timur   Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Utara   Berawan  Berawan  Berawan
 Kepulauan Seribu   Berawan  Berawan  Hujan Ringan
 Bekasi   Berawan  Berawan  Cerah
 Depok   Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Kota Bogor   Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Tangerang  Berawan  Berawan  Berawan
 

Penyebab Cuaca Panas Hari Ini, Fenomena Alam yang Perlu Diwaspadai

Cuaca panas kembali menyengat wilayah Jakarta dan sekitarnya
BMKG, melalui akun Instagramnya, mengungkap cuaca di Jabodetabek dalam beberapa hari ke depan didominasi kondisi cerah berawan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Cuaca panas ekstrem merujuk pada kondisi suhu udara yang jauh lebih tinggi dari rata-rata normal dalam jangka waktu tertentu. Fenomena ini ditandai dengan suhu yang mencapai lebih dari 35°C selama beberapa hari berturut-turut. Di Indonesia, cuaca panas ekstrem umumnya terjadi saat musim kemarau, namun intensitasnya dapat meningkat akibat berbagai faktor alam dan aktivitas manusia.

Cuaca panas ekstrem berbeda dengan gelombang panas (heatwave) yang umum terjadi di negara-negara subtropis. Gelombang panas didefinisikan sebagai periode suhu sangat tinggi yang berlangsung minimal 3 hari berturut-turut, dengan suhu maksimum harian melebihi 5°C di atas rata-rata suhu normal. Sementara di Indonesia, peningkatan suhu umumnya tidak setajam itu karena posisi geografisnya di wilayah tropis.

Meski demikian, cuaca panas ekstrem tetap perlu diwaspadai karena dampaknya yang signifikan terhadap kesehatan, produktivitas, dan berbagai sektor kehidupan. Pemahaman yang tepat tentang definisi dan karakteristik cuaca panas ekstrem penting untuk mengambil langkah antisipasi dan mitigasi yang tepat.

Penyebab Utama Cuaca Panas di Indonesia

Cuaca Panas, Siswa SD di Aceh Kenakan Kipas Angin Portabel dan Perbanyak Minum Air
Puncak musim kemarau diprediksi akan terjadi pada bulan Juni hingga Juli 2024. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)... Selengkapnya

Cuaca panas ekstrem yang melanda Indonesia disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor, baik yang bersifat alami maupun akibat aktivitas manusia. Berikut adalah penjelasan detail mengenai penyebab-penyebab utamanya:

1. Fenomena El NiñoEl Niño merupakan fenomena iklim global yang ditandai dengan pemanasan suhu permukaan laut di wilayah ekuator Samudera Pasifik. Kondisi ini menyebabkan perubahan pola sirkulasi atmosfer yang berdampak pada cuaca di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.El Niño yang terjadi tergolong kuat, mengakibatkan penurunan curah hujan dan peningkatan suhu di sebagian besar wilayah Indonesia.

2. Perubahan Iklim GlobalPemanasan global akibat meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer telah mengubah pola iklim secara global. Indonesia, sebagai negara kepulauan, sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim ini. Peningkatan suhu rata-rata global berkontribusi pada intensifikasi cuaca panas di berbagai wilayah, termasuk Indonesia.

3. Posisi MatahariPosisi semu matahari yang bergerak dari belahan bumi utara menuju khatulistiwa pada periode September-Oktober tahun lalu menyebabkan intensitas radiasi matahari yang diterima wilayah Indonesia meningkat. Fenomena ini dikenal sebagai gerak semu tahunan matahari dan berperan dalam peningkatan suhu, terutama di wilayah yang berada dekat dengan garis khatulistiwa.

4. Minimnya Tutupan AwanKurangnya pembentukan awan di atmosfer Indonesia, terutama selama musim kemarau, menyebabkan radiasi matahari dapat mencapai permukaan bumi tanpa hambatan. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan suhu udara, terutama pada siang hari. Minimnya tutupan awan juga berkaitan erat dengan berkurangnya curah hujan yang biasanya berfungsi mendinginkan suhu permukaan.

5. Urbanisasi dan Efek Urban Heat IslandPertumbuhan kota-kota besar di Indonesia yang pesat telah menciptakan fenomena urban heat island, di mana suhu di pusat kota cenderung lebih tinggi dibandingkan daerah sekitarnya. Hal ini disebabkan oleh dominasi permukaan yang menyerap panas seperti aspal dan beton, serta kurangnya ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai penyejuk alami.

6. DeforestasiPenggundulan hutan yang masih terjadi di berbagai wilayah Indonesia turut berkontribusi pada peningkatan suhu lokal dan regional. Hutan berperan penting dalam menjaga kelembaban udara dan menyerap karbon dioksida, sehingga berkurangnya tutupan hutan dapat memperparah kondisi cuaca panas.

7. Aktivitas Industri dan TransportasiPeningkatan aktivitas industri dan transportasi, terutama di kota-kota besar, menghasilkan emisi gas rumah kaca dan panas yang berkontribusi pada peningkatan suhu udara lokal. Polusi udara yang dihasilkan juga dapat mempengaruhi pembentukan awan dan pola curah hujan.

Kombinasi faktor-faktor di atas menciptakan kondisi yang kondusif bagi terjadinya cuaca panas ekstrem di Indonesia. Pemahaman mendalam tentang penyebab-penyebab ini penting untuk merancang strategi mitigasi dan adaptasi yang efektif dalam menghadapi tantangan perubahan iklim di masa depan.

Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya