Akhir Cerita Pangeran Roma?

Francesco Totti merupakan legenda hidup AS Roma.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 22 Feb 2016, 12:10 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2016, 12:10 WIB
Francesco Totti
Francesco Totti (ANDREAS SOLARO / AFP)

Liputan6.com, Roma - Tidak ada raut gembira dari Francesco Totti pada Minggu (21/2/2016) di tribun kehormatan Stadio Olimpico. Padahal AS Roma menang besar lima gol tanpa balas melawan Palermo.

Hal ini bisa dimaklumi, karena Totti yang bebas dari cedera dan hukuman kartu tak berperan apa pun dalam kemenangan itu. Ia hanya menjadi penonton seperti halnya puluhan ribu fans Roma yang memadati stadion sore itu.

Baca Juga

  • Erick Thohir Ungkap 3 Rencana Besar Untuk Inter
  • Pembalap Jepang Susul Rio Haryanto ke F1
  • Dipecat MU, Van Gaal Dijanjikan Liburan Keliling Dunia

Francesco Totti hanya menjadi penonton dalam laga AS Roma kontra Palermo (FILIPPO MONTEFORTE / AFP)

Wawancara Emosional

Luciano Spaletti mencoretnya dari skuat karena kecewa dengan pernyataan Totti sehari sebelumnya. Dalam wawancara itu Totti mengecam Spaletti yang terus mencadangkannya.

"Saya tidak bisa bertahan di Roma bila keadaannya seperti ini. Saya ingin bermain selama masih dianggap pemain di sini," ujar Totti seperti dilansir Gazetta World sehari sebelum laga.

Luciano Spaletti memberikan instruksi pada Francesco Totti (AFP/Aris Messinis)

"Jujur saya hanya ingin dihormati setelah apa yang telah dilakukan selama ini. Saya hanya ingin masa depan yang jelas," kata eks pemain timnas Italia itu mengeluh.

Dari sisi Totti, mungkin keluhan ini masuk akal. Ia adalah legenda hidup klub berjuluk Serigala Ibu Kota tersebut.

Sejak memulai karier seniornya tahun 1992, ia tidak pernah tergoda pindah ke klub lain. Lima gelar juga pernah diberikan oleh pemain berusia 39 tahun ini. Tak heran gelar Pangeran Roma melekat padanya untuk menghormati semua prestasinya.

Fans memberikan dukungan pada Totti dalam laga lawan Palermo (FILIPPO MONTEFORTE / AFP)

Namun apa yang diminta Totti tak mungkin dikabulkan Spaletti begitu saja. Tak dapat dimungkiri masa emas Totti sudah lewat, pergerakannya tak segesit dulu, daya jelajahnya juga jauh berkurang, apalagi ia kerap cedera mengingat usianya yang tak lagi muda.

Tanggapan Spaletti

"Dia meminta saya menghormatinya, tapi sudah tugas saya juga menghormati pemain lainnya. Pada akhirnya semuanya terserah Totti. Dia bisa saja menjadi asisten pelatih seperti Ryan Giggs di MU atau Wakil Presiden seperti Pavel Nedved di Juventus jika mau mengubah sikapnya," kata Spaletti.

"Saya minta maaf jika harus terjadi seperti ini. Tetapi saya tidak bisa menjanjikan apa pun padanya."

Pemain Roma berselebrasi usai Totti mencetak gol (ALBERTO PIZZOLI / AFP)

Meski demikian, Spaletti percaya konflik dengan Totti sudah selesai. Ia juga meminta fans tetap mendukung Roma seperti biasanya.

"Totti hadir di stadion dan mengunjungi ruang ganti usai laga. Saya yakin ia akan berlatih hari ini. Apa yang terjadi kemarin adalah masa lalu," kata Spaletti.

Manajer Umum Ikut Angkat Bicara

Untuk menenangkan situasi, Manajer Umum Mauro Baldissoni ikut angkat bicara. Ia tentu tidak ingin fans Roma mengamuk karena sang kapten diabaikan atau pergi di musim panas nanti.

Aksi Francesco Totti di lapangan (TIZIANA FABI / AFP)

"Saya tahu Totti sangat tidak nyaman sekarang ini. Dia pasti kesulitan menjadi tidak penting di tim saat mendekati akhir kariernya," ujar Baldissoni.

"Namun saya pastikan tidak ada hukuman untuknya. Dia akan berlatih seperti biasanya," ia menambahkan.

Patut ditunggu bagaimana nasib Totti pada akhir musim nanti. Akankah ia bertahan dengan segala kondisi yang ada, atau memutuskan hengkang dan menanggalkan gelar Pangeran Roma yang telah disandangnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya