Presiden Jokowi Minta Menpora Revisi Kajian Pengaktifan PSSI

Presiden RI, Joko Widodo, menunggu hasil revisi kajian Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, hingga sore ini.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 26 Feb 2016, 15:30 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2016, 15:30 WIB
20160212-Menpora dan Barekraf Perkenalkan Tema Besar Asian Games 2018-Jakarta
Menpora Imam Nahrawi menyebut Presiden Jokowi meminta dia untuk merevisi lagi SK Pembekuan PSSI. (Liputan6.com/Helmi Fitriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi telah menyerahkan kajian soal pencabutan SK Pembekuan PSSI kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo Kamis (25/2/2016). Namun menurut Menpora, Presiden Jokowi meminta dia untuk merevisi lagi laporan tersebut.

"Faktanya sampai hari ini masih ada proses kasasi yang berjalan di Mahkamah Agung. Itu adalah poin yang disampaikan Presiden kemarin," ucapnya usai membuka 1st Journalist Games 2016 di kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Jumat (26/2/2016).

Baca Juga

  • Kurang dari 3 Hari, Menpora Tentukan Nasib PSSI
  • Kualifikasi F1 Sistem 'Knock Out' Bakal Bikin Sulit Rio Haryanto?
  • Pemerintah Berniat Cabut Pembekuan PSSI, Tim Ad Hoc Lapor FIFA

Menpora juga menjelaskan, dirinya harus menyerahkan revisi tersebut ke Jokowi pada Jumat sore ini (26/2/2016) di Istana Negara. Lebih lanjut, menteri asal Bangkalan itu mengatakan, pihaknya belum bisa mencabut SK Pembekuan PSSI karena belum ada arahan dari Presiden Jokowi.

Pencabutan SK Pembekuan PSSI sampai saat ini memang membingungkan publik. Sebab ada dua versi hasil rapat yang terungkap ke publik. Pertama versi Ketua Komite Ad Hoc, Agum Gumelar yang meyakini Presiden Jokowi sudah sepakat untuk mengaktifkan kembali PSSI. Sedangkan versi Menpora, pencabutan SK pembekuan PSSI masih harus dikaji dari berbagai aspek.

"Yang pasti perintah Presiden kepada saya tidak ada istilah segera dicabut. Tapi segera dilakukan pengkajian secara komperensif terhadap SK Pembekuan PSSI, secara mendalam dan detail terkait beberapa aspek," ujar Imam.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya