Punya Kualitas Ini, Alex Pastoor Siap Bawa Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026

Pengangkatan Alex Pastoor sebagai asisten pelatih Timnas Indonesia di bawah arahan Patrick Kluivert telah menyita perhatian publik sepak bola Tanah Air. Sosok pelatih asal Belanda ini membawa segudang pengalaman di kancah sepak bola Eropa, khususnya dalam mengantarkan klub promosi ke Eredivisie.

oleh Harley Ikhsan Diperbarui 17 Feb 2025, 20:39 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2025, 20:39 WIB
Alex Pastoor
Asisten pelatih timnas Indonesia Alex Pastoor. (Instagram)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Pengangkatan Alex Pastoor sebagai asisten pelatih Timnas Indonesia di bawah arahan Patrick Kluivert telah menyita perhatian publik sepak bola Tanah Air. Sosok pelatih asal Belanda ini membawa segudang pengalaman di kancah sepak bola Eropa, khususnya dalam mengantarkan klub promosi ke Eredivisie.

Namun, bagaimana perbedaan gaya kepelatihannya dengan arsitek lokal tomnas sebelumnya? Apakah strateginya mampu membawa Timnas Indonesia berjaya di kancah internasional, bahkan hingga ke Piala Dunia 2026?

Pastoor, dengan rekam jejaknya yang gemilang dalam promosi klub, memiliki pendekatan yang berbeda dibandingkan pelatih Timnas Indonesia sebelumnya. Ia dikenal dengan strateginya yang menekan dan bertahan intensif, sebuah pendekatan yang mungkin belum terlalu familiar di sepak bola Indonesia.

Pengalamannya membawa tiga klub berbeda promosi ke Eredivisie, yaitu Excelsior (2010), Sparta Rotterdam (2016), dan Almere City (2023), menunjukkan kemampuannya dalam membangun tim dan mencapai target jangka panjang.

Perbedaan mencolok lainnya terletak pada pengalamannya di level klub profesional di Eropa. Berbeda dengan beberapa pelatih Timnas Indonesia sebelumnya yang mungkin lebih banyak berkutat di level domestik, Alex Pastoor telah malang melintang di berbagai klub di Belanda dan bahkan di luar negeri, seperti di Republik Ceko dan Austria. Pengalaman internasional ini diyakini akan memberikan perspektif baru dan strategi yang lebih modern dalam melatih Timnas Indonesia.

Gaya Kepelatihan yang Berbeda

Alex Pastoor - Timnas Indonesia
Asisten pelatih Timnas Indonesia, Alex Pastoor sudah kembali ke Belanda. Pastoor menjadi pundit laga Liga Europa antara AZ Alkmaar Vs Galatasaray, Jumat (14/2/2025) dini hari WIB. (Instagram Alex Pastoor)... Selengkapnya

Salah satu ciri khas gaya kepelatihan Alex Pastoor adalah pendekatannya yang pragmatis. Ia tidak ragu menerapkan strategi bertahan yang intensif, menekan lawan di pertahanan mereka untuk merebut bola dan melancarkan serangan balik.

Hal ini berbeda dengan beberapa pelatih Timnas Indonesia sebelumnya yang mungkin lebih mengutamakan serangan terbuka. Dalam sebuah wawancara, Pastoor sendiri menyatakan, "Saya adalah pelatih yang sangat strategis dan berdedikasi untuk memenangkan setiap pertandingan."

Meskipun dikenal dengan strategi bertahan, Pastoor bukanlah pelatih yang anti-serangan. Ia memahami pentingnya keseimbangan antara bertahan dan menyerang. Namun, prioritas utamanya adalah menjaga soliditas pertahanan, sebelum kemudian membangun serangan balik yang efektif. Ini merupakan pendekatan yang berbeda dari beberapa pelatih Timnas Indonesia sebelumnya yang cenderung lebih terbuka dan lebih banyak mengambil risiko dalam menyerang.

Roller coaster hasil yang pernah dialami tim-tim asuhannya juga menjadi catatan menarik. Pastoor pernah merasakan kemenangan telak 8-1 dan kekalahan besar 0-7. Fluktuasi hasil ini menunjukkan bahwa gaya kepelatihannya tidak selalu menjamin kemenangan mutlak, tetapi menunjukkan kemampuannya beradaptasi dengan berbagai situasi dan kondisi pertandingan.

Perbandingan dengan Pelatih Sebelumnya

Alex Pastoor - Persija Vs PSBS
Asisten pelatih Timnas Indonesia Alex Pastoor menyaksikan laga Persija Jakarta Vs PSBS Biak di Stadion Candrabhaga, Bekasi, Minggu (2/2/2025). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)... Selengkapnya

Jika dibandingkan dengan pelatih lokal yang pernah bekerja di timnas Indonesia sebelumnya, seperti Kas Hartadi, perjalanan karier Pastoor menunjukkan kesamaan dalam hal pengalaman di level klub. Namun, pengalaman internasional Pastoor di berbagai liga Eropa menjadi pembeda utama. Pengalaman ini memungkinkan Pastoor untuk membawa pendekatan taktikal yang lebih modern dan adaptif.

Pastoor juga berbeda dengan beberapa pelatih Timnas Indonesia sebelumnya yang mungkin lebih berfokus pada pengembangan pemain muda. Meskipun Pastoor memiliki pengalaman melatih pemain muda, fokus utamanya adalah pada pencapaian hasil maksimal dalam setiap pertandingan. Ini menunjukkan prioritas yang berbeda dalam pendekatan kepelatihan.

Komentar dari mantan pemain Timnas Belanda, Marciano Vink, yang menilai Pastoor lebih cocok sebagai pelatih kepala ketimbang asisten, juga menjadi pertimbangan menarik. Vink menyarankan agar Pastoor menjadi pelatih kepala, dengan Landzaat dan Kluivert sebagai asisten. Hal ini menunjukkan bahwa reputasi dan pengalaman Pastoor cukup mumpuni untuk memimpin timnas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya