Liputan6.com, Makassar - PSM Makassar secara mengejutkan masih terpaku di papan bawah klasemen sementara Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo. Berstatus sebagai tim penuh sejarah di Tanah Air, posisi itu tentu asing bagi Juku Eja.
Berbagai faktor memang melatari penurunan performa dari PSM. Padahal, mereka sudah berganti pelatih, dari Luciano Leandro, kini ditangani oleh Robert Alberts.
Baca Juga
Akan tetapi, pergantian itu tampaknya bukan garansi bagi Syamsul Chaeruddin cs. Pasalnya, per awal Juni 2016, Robert baru mengemas dua kemenangan saja.
Sejatinya, manajemen sudah berusaha keras memperbaiki performa PSM. Namun, mereka nyatanya masih menunggu terlebih dahulu tangan dingin dari Robert Alberts yang masih samar bersama tim kebanggaan masyarakat Makassar itu.
PSM Sendiri sedikit bernafas lega. Ini setelah mereka sukses meraih kemenangan 3-2 atas Persegres Gresik United pada 7 Agustus 2016 kemarin. Kemenangan itu, membuat posisi PSM terangkat menjadi ke urutan ke-13.
Akan tetapi, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh Robert Alberts, terutama pada barisan bek yang memang tampak keropos.
Advertisement
Kesalahan Memilih Pemain Asing
Kesalahan Memilih Pemain Asing
Bisa dibilang, salah satu faktor menurunnya performa PSM karena kesalahan memilih pemain asing sejak awal TSC 2016. Mereka sejatinya punya Boman Aime, Alex Da Silva, hingga Lamine Diarrassouba.
Akan tetapi, ketiga pemain itu tak jua memiliki andil bersama Juku Eja. Alhasil, putaran pertama belum kelar, ketiganya sudah diputus kontrak oleh manajemen.
Dari ketiga nama itu, hanya Lamine Diarrassouba yang lebih baik. Pemain Pantai Gading itu sudah menorehkan satu gol dan satu assist.
Namun demikian, hal itu memang tak cukup untuk PSM. Pasalnya, Diarrassouba berstatus pemain asing yang harusnya lebih baik dari penggawa lokal.
Begitu pula dengan Boman yang diberi kesempatan lagi bermain untuk PSM. Akan tetapi, kesempatan itu disia-siakan oleh Boman. Dia hanya bermain 8 kali dan baru melakukan 4 tekel saja bersama PSM.
Performa buruk itu akhirnya membuat manajemen mencoretnya. Lalu, Juku Eja kini sudah resmi mendatangkan empat penggawa asing anyar. Keempatnya adalah Luis Ricardo, Kwon Jun, William Dluin Wirn 0durren, dan Ronaldo Hiksposrs.
Tentu, kini PSM berharap tuah kepada empat pemain asing yang berposisi tiga tempat, yakni striker, gelandang dan bek itu.
Advertisement
Rapuhnya Lini Belakang
Rapuhnya Lini Belakang
Salah satu yang harus diselesaikan oleh Robert Alberts adalah barisan pertahanan dari PSM. Bukan tanpa sebab, mereka kini sudah kemasukan 24 gol dalam 14 laga di TSC 2016.
Itu berarti, tiap laganya Juku Eja sudah pasti kebobolan 1,7 gol. Bahkan, PSM tak pernah satu pun meraih clean-sheet di TSC 2016. Mereka selalu kebobolan dalam 14 laga ini.
Statistik menunjukkan, bahwa PSM memang kurang bagus dalam hal bertahan. Mereka hanya melakukan 33 kali blok tebakan. Hal ini bila dirata-ratakan, hanya ada 2,3 blok saja tiap laga PSM.
Hal ini diperburuk soal tekel PSM. Meski melakukan 225 tekel, tetapi konversinya hanya 57% saja. Catatan ini bak refleksi buruknya organisasi pertahanan Juku Eja.
PSM memang kekurangan stok bek tangguh di belakang. Usai dicoretnya Boman, mereka praktis hanya mengandalkan talenta muda.
Namun sayang, bek yang saat ini diandalkan masih kurang tokcer menjaga pertahanan. Jajang Maulana contohnya. Bermain empat laga, statistiknya kurang apik bersama Juku Eja.
Dia tak pernah melakukan giringan bola, dan hanya meraih sukses tekel sebanyak 50%. Hal itu tentu tak cukup bagi PSM.
Kini, PSM pastinya berharap kepada nama Kwon Jun yang bakal perkuat tim putaran kedua, Mantan pemain BEC Tero Sasana ini diharapkan bisa jadi palang pintu terbaik bagiJuku Eja.
(Penulis: I. Eka Setiawan)
Faktor-Faktor Penghambat Kebangkitan PSM Makassar
PSM Makassar secara mengejutkan masih terpaku di papan bawah klasemen sementara Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo. Berstatus sebagai tim penuh sejarah di Tanah Air, posisi itu tentu asing bagi Juku Eja.
Berbagai faktor memang melatari penurunan performa dari PSM. Padahal, mereka sudah berganti pelatih, dari Luciano Leandro, kini ditangani oleh Robert Alberts.
Akan tetapi, pergantian itu tampaknya bukan garansi bagi Syamsul Chaeruddin cs. Pasalnya, per awal Juni 2016, Robert baru mengemas dua kemenangan saja.
Sejatinya, manajemen sudah berusaha keras memperbaiki performa PSM. Namun, mereka nyatanya masih menunggu terlebih dahulu tangan dingin dari Robert Alberts yang masih samar bersama tim kebanggaan masyarakat Makassar itu.
PSM Sendiri sedikit bernafas lega. Ini setelah mereka sukses meraih kemenangan 3-2 atas Persegres Gresik United pada 7 Agustus 2016 kemarin. Kemenangan itu, membuat posisi PSM terangkat menjadi ke urutan ke-13.
Akan tetapi, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh Robert Alberts, terutama pada barisan bek yang memang tampak keropos.
Kesalahan Memilih Pemain Asing
Bisa dibilang, salah satu faktor menurunnya performa PSM karena kesalahan memilih pemain asing sejak awal TSC 2016. Mereka sejatinya punya Boman Aime, Alex Da Silva, hingga Lamine Diarrassouba.
Akan tetapi, ketiga pemain itu tak jua memiliki andil bersama Juku Eja. Alhasil, putaran pertama belum kelar, ketiganya sudah diputus kontrak oleh manajemen.
Dari ketiga nama itu, hanya Lamine Diarrassouba yang lebih baik. Pemain Pantai Gading itu sudah menorehkan satu gol dan satu assist.
Namun demikian, hal itu memang tak cukup untuk PSM. Pasalnya, Diarrassouba berstatus pemain asing yang harusnya lebih baik dari penggawa lokal.
Begitu pula dengan Boman yang diberi kesempatan lagi bermain untuk PSM. Akan tetapi, kesempatan itu disia-siakan oleh Boman. Dia hanya bermain 8 kali dan baru melakukan 4 tekel saja bersama PSM.
Performa buruk itu akhirnya membuat manajemen mencoretnya. Lalu, Juku Eja kini sudah resmi mendatangkan empat penggawa asing anyar. Keempatnya adalah Luis Ricardo, Kwon Jun, William Dluin Wirn 0durren, dan Ronaldo Hiksposrs.
Tentu, kini PSM berharap tuah kepada empat pemain asing yang berposisi tiga tempat, yakni striker, gelandang dan bek itu.
Rapuhnya Lini Belakang
Salah satu yang harus diselesaikan oleh Robert Alberts adalah barisan pertahanan dari PSM. Bukan tanpa sebab, mereka kini sudah kemasukan 24 gol dalam 14 laga di TSC 2016.
Itu berarti, tiap laganya Juku Eja sudah pasti kebobolan 1,7 gol. Bahkan, PSM tak pernah satu pun meraih clean-sheet di TSC 2016. Mereka selalu kebobolan dalam 14 laga ini.
Statistik menunjukkan, bahwa PSM memang kurang bagus dalam hal bertahan. Mereka hanya melakukan 33 kali blok tebakan. Hal ini bila dirata-ratakan, hanya ada 2,3 blok saja tiap laga PSM.
Hal ini diperburuk soal tekel PSM. Meski melakukan 225 tekel, tetapi konversinya hanya 57% saja. Catatan ini bak refleksi buruknya organisasi pertahanan Juku Eja.
PSM memang kekurangan stok bek tangguh di belakang. Usai dicoretnya Boman, mereka praktis hanya mengandalkan talenta muda.
Namun sayang, bek yang saat ini diandalkan masih kurang tokcer menjaga pertahanan. Jajang Maulana contohnya. Bermain empat laga, statistiknya kurang apik bersama Juku Eja.
Dia tak pernah melakukan giringan bola, dan hanya meraih sukses tekel sebanyak 50%. Hal itu tentu tak cukup bagi PSM.
Kini, PSM pastinya berharap kepada nama Kwon Jun yang bakal perkuat tim putaran kedua, Mantan pemain BEC Tero Sasana ini diharapkan bisa jadi palang pintu terbaik bagiJuku Eja.
(Penulis: I. Eka Setiawan)