Liputan6.com, Istanbul - Mantan pemain tim nasional Turki Hakan Sukur mengecam kudeta yang gagal terhadap pemerintahan Recep Tayyip Erdogan, setelah surat perintah penangkapan Sukur dikeluarkan.
Mantan striker Galatasaray tersebut, menurut media lokal, dituduh sebagai 'anggota kelompok teroris bersenjata'. Sukur kini berstatus buron terkait dengan dukungan atas Fethullah Gulen, yang oleh pemerintah dianggap menjadi dalang dari kudeta bulan lalu.
Baca Juga
Gulen berbasis di Amerika Serikat dan telah dikaitkan dengan aksi kudeta, yang menyebabkan 270 orang tewas. Mereka berasal dari angkatan bersenjata Turki yang berusaha menggulingkan Presiden Erdogan, yang telah memulai tindakan keras tersebar luas pada bagian masyarakat madani dalam respon.
Sukur pensiun pada tahun 2007 dan menjajal panggung politik Turki. Dia menjabat sebagai anggota parlemen dari Partai AK selama dua tahun dari 2011.
Sukur mengundurkan diri setelah sejumlah figur senior dalam partai yang tengah berkuasa itu diselidiki atas kasus korupsi. Pencetak gol terbanyak sepanjang masa tersebut sekarang menggunakan Twitter untuk menanggapi tuduhan terhadap dirinya.
"Teman-teman, saya tidak pantas komentar dan menyerang hal ini. Saya sangat sedih tentangnya (kudeta). Sampai hari ini saya telah bersikap transparan dan selalu membantu badan hukum," kata Sukur.
Advertisement
Dijuluki Banteng
Sukur dijuluki sebagai Banteng Bosphorus karena kemampuan individunya. Dia mencetak 51 gol dari 112 penampilan untuk tim nasional.
Pemain berpostur 191 cm ini sempat bersinar bersama Inter Milan, Parma dan Blackburn Rovers serta tiga kali bolak-balik membela Galatasaray.
"Saya tidak dapat dimanipulasi, bertentangan dengan kepercayaan pada umumnya. Jadi saya terkadang membuat kesalahan karena saya mengambil keputusan secara emosional."
"Mustahil untuk tahu tuduhan tentang gerakan itu (Fethullah Gulen). Saya mengutuk kudeta yang menargetkan Presiden terpilih kami, pemerintah, dan demokrasi," ucap Sukur.
Advertisement