Claudio Ranieri Dipecat, Duka 5 Pelatih Juara Liga Inggris

Lima dari enam pelatih juara Liga Inggris terakhir dipecat.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 24 Feb 2017, 14:30 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2017, 14:30 WIB
Mural Claudio Ranieri yang dibuat suporter Leicester City menyusul keberhasilan klub menjuarai Liga Inggris 2015-2016.
Mural Claudio Ranieri yang dibuat suporter Leicester City menyusul keberhasilan klub menjuarai Liga Inggris 2015-2016. (EPA/Facundo Arrizabalaga)

Liputan6.com, Leicester - Pemecatan Claudio Ranieri melengkapi nestapa pelatih juara Liga Inggris. Di antara enam pemenang terakhir, hanya satu yang meninggalkan pekerjaannya dengan baik.

Sosok yang dimaksud adalah Sir Alex Ferguson. Sosok asal Skotlandia tersebut mengundurkan diri sebagai nakhoda Manchester United (MU) pada 2013.

Ferguson pergi setelah menangani MU sejak 1986. Dia pergi setelah mempersembahkan 38 gelar bagi The Red Devils.

Nasib lima juara Liga Inggris lainnya tidak seberuntung Ferguson. Seluruhnya langsung diberhentikan begitu gagal mempersembahkan titel. Jerih payah dalam menyusun strategi untuk meraih gelar seakan tidak dihargai.

Kelima pelatih itu kehilangan pekerjaan secara tidak hormat. Siapa saja para pemenang Liga Inggris yang habis manis sepah dibuang tersebut? Berikut penelusuran Liputan6.com.

Carlo Ancelotti

Carlo Ancelotti. (AFP/Adrian Dennis)

Membawa Chelsea menduduki takhta Liga Inggris 2009-2010 pada kampanye debutnya di Stamford Bridge. Capaian Ancelotti semakin berkesan karena mengakhiri dominasi MU yang menjadi juara tiga edisi sebelumnya.

Tidak hanya itu, Chelsea memecahkan rekor sebagai juara paling produktif. Mereka menghasilkan 103 gol sepanjang musim. Chelsea juga memenangi Piala FA.

Namun, periode bulan madu Ancelotti tidak bertahan lama. Dia diberhentikan pada akhir 2010-2011 karena gagal membawa Chelsea merebut gelar.

Roberto Mancini

Mancini menjadi pelatih pertama yang membawa Manchester City juara Inggris sejak 1967-1968, dengan mempersembahkan titel secara dramatis pada 2011-2012. Ia juga membantu The Citizens memenangkan Piala FA 2010-2011.

Roberto Mancini. (AFP/Filippo Monteforte)

Capaian tersebut kemudian menjadi acuan penilaian dari manajemen. Begitu Manchester City terseok-seok di Liga Inggris 2012-2013, direksi mulai bergerak mencari pengganti.

Mereka pun mengeluarkan vonis pemecatan setelah Vincent Kompany dan kawan-kawan dikalahkan Wigan Athletic pada semifinal Piala FA.

Manuel Pellegrini

Gagal mendapatkan Pep Guardiola, Manchester City harus puas dengan Manuel Pellegrini. Mereka menunjuknya sebagai suksesor Mancini.

Mengikuti jejak pendahulunya, Pellegrini juga sukses mempersembahkan gelar Liga Inggris musim 2013-2014. Nakhoda asal Chile itu turut meraih Piala Liga Inggris.

Manuel Pellegrini. (AFP/Geoff Caddick)

Hampa gelar pada 2014-2015 tidak membuatnya dipecat. Namun, Pellegrini tidak bisa menghindari kenyataan begitu Guardiola meninggalkan Bayern Muenchen seusai 2015-2016. Dia meninggalkan kursi pelatih Manchester City satu tahun lebih cepat dari kontrak.

Jose Mourinho

Setelah mempersembahkan titel Liga Inggris 2004-2005 dan 2005-2006, Mourinho memutuskan kembali ke Chelsea pada musim panas 2013. Dia membutuhkan lebih banyak waktu untuk meraih kesuksesan.

Jose Mourinho. (Reuters/Ed Sykes)

Mourinho gagal mempersembahkan gelar pada kampanye pertamanya. Tapi, sosok asal Portugal tersebut berhasil mengembalikan The Blues ke puncak Liga Inggris 2014-2015.

Sayang, usahanya mempertahankan gelar berjalan berantakan. Chelsea hanya meraih empat kemenangan pada 16 laga awal. Khawatir terdegradasi, Roman Abramovich kembali mengusir Mourinho dari Stamford Bridge.

Claudio Ranieri

Menggantikan Nigel Pearson yang terlibat skandal pada awal 2015-2016. Dengan target menghindari degradasi, Ranieri membantu Leicester mencatat salah satu kejutan terbesar sepanjang sejarah olahraga.

The Foxes menjuarai Liga Inggris, unggul 10 angka atas pesaing terdekat Arsenal. Sebuah prestasi signifikan bagi klub yang sebelumnya maksimal hanya memenangkan Piala Liga Inggris.

Namun, kinerja buruk sepanjang musim inimembuat Ranieri terdesak. Kekalahan di lima pertandingan terakhir Liga Inggris, plus hasil negatif melawan Sevilla pada leg pertama 16 besar Liga Champions, memaksa manajemen menjatuhkan vonis pemecatan.

Claudio Ranieri. (EPA/Tim Keeton)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya