Liputan6.com, Manchester - Dengan kegagalan mengalahkan AFC Bournemouth, 4 Maret lalu, Manchester United (MU) malah mencetak rekor aneh. Mereka untuk kali pertama ada di posisi keenam dalam 138 hari secara beruntun.
Sejak MU menempati posisi keenam pada November lalu, banyak yang telah terjadi di dunia. Mulai dari Donald Trump terpilih dilantik, dan menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, peluang gelar Liverpool turun dari 4/1 ke 55/1, hingga Roger Federer memenangi 18 gelar grand slam-nya.
Baca Juga
The Red Devils sendiri seakan bisa dikutuk untuk tetap berada dalam posisi itu. Betapa tidak, mereka harus bersaing dengan penampilan lima tim di atasnya, yakni Chelsea, Tottenham Hotspur, Manchester City, Arsenal dan Liverpool.
Kelimanya bisa dibilang cukup konsisten, dan bahkan tengah bertarung untuk masuk keempat besar. Sedangkan MU sepertinya akan kesulitan untuk membongkar dominasi lima tim ini.
Berikut terdapat lima alasan lain yang menyebut mengapa MU akan finis di posisi keenam. Berikut daftarnya disadur dari Sportskeeda:
Advertisement
Seringnya Meraih Hasil Imbang di Kandang
1. Seringnya Meraih Hasil Imbang di Kandang
26 pertandingan sudah MU menjalani musim ini. Rekor kandang mereka cukup mencengangkan, dengan enam menang, satu kalah, dan tujuh pertandingan berakhir imbang.
Bila imbang melawan Arsenal dan Liverpool mungkin akan dimaafkan. Namun, ketika mereka kehilangan poin di kandang melawan Stoke City, Burnley, West Ham, Hull dan Bournemouth menjadi sesuatu hal yang merugikan.
Semua pertandingan ini berakhir dengan hasil 0-0 atau 1-1. Padahal, MU acap mendominasi pertandingan. Bahkan, dalam lima laga tersebut, mereka mencatatkan total 115 tembakan, dan hanya 41 yang capai target.
Ketergantungan pada Zlatan Ibrahimovic
2. Ketergantungan pada Zlatan Ibrahimovic
Dari 39 gol Manchester United yang telah dicetak MU di liga, 15 di antarantya berasal dari sepatu dan kepala Zlatan. Ini artinya lebih dari sepertiga gol tim dicetak oleh penyerang Swedia itu.
Bagus memang, tapi petaka itu akhirnya datang. Ya, Ibra harus menghadapi suspensi tiga pertandingan karena menyikut Tyrone Mings. Tentu, ini merupakan kabar buruk bagi MU.
Itu berarti Ibra akan melewati laga Piala FA melawan Chelsea, kemudian menghadapi Middlesbrough dan West Bromwich di Liga Inggris.
Bakal Bertandang ke Markas Arsenal, Tottenham dan Manchester City
3. Bakal Bertandang ke Markas Arsenal, Tottenham dan Manchester City
Dari 12 laga tersisa musim ini, MU akan menghadapi partai berat. Mereka akan bertandang melawan Arsenal, Tottenham dan Manchester City yang juga bertarung memperebutkan posisi empat besar.
Walaupun United menampilkan permainan yang lebih baik sejak kekalahan mereka melawan Chelsea pada Oktober silam. Tapi, mereka nyatanya tak juga masuk ke empat besar.
Apalagi, lawannya nanti cukup berat. Mereka juga harus memikirkan Liga Eropa yang melelahkan. Sementara dua calon lawan sudah gugur di Eropa, sementara Man City relatif lebih segar setelah bermain pada hari Selasa/Rabu di Liga Champions.
Liverpool Mulai Bangkit
4. Liverpool Mulai Bangkit
Liverpool memang agak merosot usai Januari lalu. Namun, mereka mulai bangkit setelah menang melawan Tottenham dan Arsenal.
Tentu, kebangkitan mereka mungkin akan membawa dampak kepada MU. Apalagi, Liverpool yang kini di posisi kelima akan bernafsu untuk masuk empat besar.
Saingan lain, Arsenal sepertinya akan diprediksi bisa mengamankan satu posisi di Liga Champions. Mereka bisa saja tetap di atas MU sampai akhir musim.
Liga Europa dan Jadwal Padat
5. Liga Europa dan Jadwal Padat
Liverpool tidak memiliki kompetisi Eropa musim ini dan sudah tersingkir di Piala FA. Sementara Tottenham dan Arsenal juga sudah tak lagi main di Eropa. Hal ini membuat Manchester City sebagai satu-satunya klub bersama MU yang masih di tiga kompetisi.
Menjelang tahap akhir musim ini, jadwal padat akan memainkan peran penting dalam membentuk posisi akhir. Ketika MU memutar skuat mereka, terutama untuk memberikan nafas untuk Zlatan, beberapa poin bisa saja terabaikan.
Selain itu, fokus MU yang mencoba bertarung di Liga europa untuk Liga Champions musim depan bisa saja ganggu fokus ke liga. Jangan heran jika satu atau dua pertandingan di liga akan dikorbankan untuk bisa berkiprah di Liga Europa. (I. Eka Setiawan)