Liputan6.com, Jakarta Liga 1 baru berlangsung tiga pekan, namun sudah tiga pelatih angkat koper dari tim masing-masing. Menanggapi hal ini, asisten pelatih timnas Indonesia, Bima Sakti mengatakan pemecatan adalah hal wajar di sepak bola.Â
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
"Itu konsekuensi pekerjaan. Dalam sepak bola itu wajar," kata Bima Sakti saat dihubungi Liputan6.com.
Â
Baca Juga
Â
Korban pertama pemecatan pelatih adalah Hans Peter Schaller. Ia terdepak dari kursi pelatih Bali United setelah Serdadu Tridatu -julukan Bali United- gagal menang di dua pertandingan awal Liga 1. Posisinya sementara digantikan Eko Purjianto.Â
Â
Menyusul Hans Peter, ada nama Laurent Hatton yang lengser dari PS TNI. Pelatih asal Prancis itu dipecat dan digantikan mantan pelatih timnas Indonesia, Ivan Kolev.Â
Â
Yang terbaru, ada nama Timo Scheunemann. Bedanya, Timo memilih undur diri dari Persiba Balikpapan. Pelatih asal Jerman ini menyampaikan pengunduran dirinya, tak lama setelah Persiba takluk dari Arema FC 0-1, Senin (1/5/2017) kemarin.Â
Â
Bima, yang pernah juga menjabat sebagai asisten pelatih Persiba, menuturkan pemecatan pelatih sah-sah saja. Pasalnya, ia mengatakan pelatih dan klub pastinya sudah menjalin kesepakatan bersama.Â
Â
Meski demikian, Bima agak menyayangkan keputusan klub-klub tersebut. Menurutnya, membangun tim sepak bola tidak bisa instan. Bima mencontohkan Sir Alex Ferguson yang lima tahun gagal meraih juara di tahun-tahun awalnya melatih Manchester United.Â
Â
"Ferguson saja tak langsung juara. Paling tidak butuh lima bulan sampai satu tahun. Tergantung kualitas pelatih, " kata Bima Sakti.
Â