Liputan6.com, Bangkalan - Pelatih Persegres Gresik United Hanafi menyatakan tidak kecewa dengan kekalahan 2-3 dari Madura United (MU) pada pekan kesembilan Liga 1 di Stadion Gelora Bangkalan, Kamis (1/6/2017) malam. Bagi Hanafi, bisa membalas dua gol menunjukkan secara kualitas permainan timnya setara dengan MU.
"Anak-anak sudah bermain bagus malam ini, kita bisa mengimbangi permainan Madura," kata Hanafi setelah pertandingan.
Advertisement
Baca Juga
Dalam laga itu, MU unggul lebih dulu melalui Boubacar Sanogo di menit ke-13 dan Fandi Eko Utomo semenit kemudian. Tim tamu dapat memperkecil skor lewat Arsyad Yusgiantoro di menit ke-74. Bayu Gatra membawa MU memimpin 3-1 di menit 58 sebelum Persegres Gresik kembali membalas dengan gol Arsyad.
Hanafi justru kecewa dengan kinerja wasit. Dia menganggap banyak keputusan wasit yang ganjil dan aneh, sehingga banyak merugikan timnya. Seperti hadiah penalti yang diberikan kepada tim tuan rumah. Eksekusi itu diambil Dane Milovanovic.
Saat Dane melangkah untuk menendang, pemain MU lainnya Fandi Eko juga ikut bergerak maju. Kiper Fitrul Dwi Rustapa dapat memblok tendangan itu. Namun, bola muntahannya langsung jatuh ke arah Fandi Eko sehingga dengan mudah mencetak gol. "Mestinya tidak boleh begitu, penaltinya nggak jelas, eksekusinya ada masalah," ujar dia.
Hanafi juga mengkritisi pengetahuan hakim garis soal posisi bola offside atau tidak. Ada satu momen dimana pemain Persegres Gresik mengirimkan umpan lambung ke daerah pertahanan MU. Tapi, oleh hakim garis dianggap offside. Padahal posisi striker Persegres Gresik masih sejajar pemain belakang MU saat umpan diberikan.
"Yang offside itu, pemain berlari lebih dulu baru diberi umpan, tapi ini diumpan duluan, kok dinilai offside," ucapnya.
Seingat Hanafi, keputusan aneh wasit tidak hanya dialami saat timnya bertanding dengan MU. Saat menghadapi Bhayangkara FC dan PSM Makassar juga mengalami keputusan ganjil wasit. "Yang tahu peraturan mungkin wasit saja, kita dianggap tidak tahu apa-apa," kata dia.