Bos Persija Ajak Klub Internal Kritik Pemerintah Lewat Kompetisi

Direktur Utama Persija Jaya, Gede Widiade, menuntut seluruh pengelola klub internal di bawah Asprov PSSI agar menggelar kompetisi.

oleh Risa Kosasih diperbarui 07 Jul 2017, 15:00 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2017, 15:00 WIB
Manajemen, Pemain, Perwakilan Suporter Persija Duduk Bareng Polisi
Direktur Utama Persija Jaya, Gede Widiade, saat bertemu Wakapolri Metro, Brigjen Pol Suntana (Liputan6.com/Helmi Fitriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Persija Jaya Gede Widiade menuntut seluruh pengelola klub internal Asprov PSSI agar lebih aktif memutar kompetisi. Sebab pembinaan di klub internal bakal memudahkan Persija menemukan pemain-pemain muda berbakat.

Setidaknya ada 30 klub yang bernaung di bawah Asprov PSSI DKI Jakarta. Namun kompetisi internal berjalan tersendat sehingga pasokan pemain muda ke Persija mandek. Gede juga menyindir pemerintah karena tidak mampu menyediakan lapangan sepak bola di tiap kecamatan yang bisa mendukung kegiatan tersebut.

"Minimal pembinaan bola yang didengungkan Ketua Umum PSSI itu bisa berjalan sesuai harapan. Bayangkan kalau Yayasan Persija bisa memutar kompetisi yang sangat bagus, pasti tiap tahun kebanjiran pemain hasil Piala Soeratin, pemain U-19, U-21, sampai U-23," kata Gede Widiade dalam acara halalbihalal Pengurus Yayasan Persija di Kemayoran, pada Kamis (6/7/2017) malam tadi.

Gede menyampaikan, dia sudah memiliki gagasan agar liga internal di daerah bisa tetap kompetitif. Salah satunya membuat format pertandingan kandang-tandang dengan hadiah yang diberikan pada tiap laga, bukan di akhir kompetisi.

"Saat saya dan masyarakat memutar kompetisi home-away di Surabaya, pada akhirnya wali kota merasa malu kalau tidak menyediakan lapangan. Tiap tahun mereka akhirnya merenovasi 2-3 lapangan. Meski belum sesuai standar, tapi intinya dibuatkan," kata Gede.

"Saya harap klub di Jakarta bisa protes sesuai etika. Kalau lapangan jelek, kita main saja agar pejabatnya melihat. Kalau setahun sampai tiga tahun wali kota atau gubernur matanya tak melihat, berarti mereka tidak pantas kita pilih," ucap eks-CEO Persebaya Surabaya itu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya