Pelatih Myanmar Kritik Regulasi Penugasan Wasit Piala AFF U-18

Myanmar kalah di semifinal Piala AFF U-18 dari Malaysia U-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Sep 2017, 14:40 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2017, 14:40 WIB
Rabah Benlarbi
Rabah Benlarbi (kiri), pelatih Timnas Myanmar U-19 di Piala AFF U-18 2017. (Bola.com/Aning Jati)

Liputan6.com, Yangon - Keinginan pelatih Timnas Myanmar U-19, Rabah Benlarbi, untuk bertemu Timnas Indonesia U-19 lagi, akhirnya kesampaian. Hanya, pertemuan kedua Indonesia vs Myanmar di Piala AFF U-18 2017 terjadi bukan di laga final.

Benlarbi sebelumnya mengharapkan pertemuan dengan Timnas Indonesia U-19 di final Piala AFF U-18. Sayang, kedua tim harus kembali bertemu di laga perebutan peringkat ketiga.

Myanmar gagal ke final setelah kalah 4-5, juga lewat drama adu penalti seperti yang dialami Timnas Indonesia U-19. Menariknya, kedua tim juga sama-sama berasal dari Grup B dan tim-tim pemenang adu penalti di semifinal berasal dari Grup A.

"Sebenarnya, kami ingin bertanding melawan Indonesia lagi, di final. Tapi, apa boleh buat, inilah sepak bola," kata Rabah Benlarbi, kepada Bola.com di Stadion Thuwunna, Yangon, Jumat (15/9/2017) malam.

Dalam sesi konferensi pers seusai pertandingan, pelatih asal Prancis itu menggarisbawahi perihal penunjukkan wasit utama. Ia heran mengapa wasit dari negara peserta masih bertugas pada partai semifinal. Pada laga Malaysia vs Myanmar, wasit yang bertugas berasal dari Vietnam, sementara pada duel Indonesia vs Thailand, dipimpin wasit asal Filipina.



"Saya tidak mencari alasan kekalahan karena adu penalti itu seperti lotre. Tapi, yang jadi perhatian saya adalah soal wasit. Baru sekali ini dalam karier sepak bola profesional saya melihat aturan semacam ini."

Semestinya, pertandingan tadi dipimpin bukan dari negara yang timnya baru kami hadapi dua hari lalu. Mungkin bisa dari China, Jepang, Korea Selatan, asal tidak dari Vietnam. Buat saya, hal semacam ini tidak normal," tuturnya.

Soal jalannya pertandingan, mantan pelatih Ayeyawady United itu merasa kecewa, karena strategi yang disiapkannya di laga ini tidak berjalan sempurna. "Kami sudah mempelajari kelemahan Malaysia dengan menganalisis dua pertandingan terakhir mereka. Saya minta pemain mengumpan langsung dan membangun serangan dari sisi saya. Tapi, tidak berjalan baik. Transisi permainan kami juga sangat lambat," paparnya.

Selain persoalan wasit, Rabah Benlarbi juga bicara soal ketidakmampuan para pemainnya mencetak gol selama 90 menit pertandingan. Myanmar akan memperebutkan peringkat ketiga Piala AFF U-18 2017 pada pertandingan yang dimainkan di Stadion Thuwunna, Minggu (17/9/2017).

"Saya menganggap Malaysia tidak lebih kuat dari Vietnam dan kami unggul secara fisik dari mereka. Hanya, kami tak mampu memanfaatkan peluang yang ada menjadi gol," kata Benlarbi.

(Laporan jurnalis Bola.com Aning Jati dan fotografer Liputan6.com Yoppy Renato dari Yangon, Myanmar)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya