Bos Honda Yakin Morbidelli Sukses di MotoGP

Suppo menjadikan rapor Zarco di MotoGP 2017 sebagai tolok ukur.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 01 Nov 2017, 13:15 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2017, 13:15 WIB
Franco Morbidelli, MotoGP
Usai meraih gelar juara dunia Moto2 2017, Franco Morbidelli akan mencicipi kelas MotoGP pada musim depan. (Team EG 0,0 Marc VDS)

Liputan6.com, Sepang - Franco Morbidelli menjadi salah satu pembalap yang akan mencicipi kelas MotoGP 2018. Dengan status juara dunia Moto2 2017, bos Honda, Livio Suppo optimistis dengan potensi Morbidelli di musim depan.

Morbidelli dipastikan bakal jadi pembalap Marc VDS di MotoGP 2018. Ia menggeser posisi yang kini ditempati Jack Miller dan Tito Rabat di MotoGP 2017. Nantinya, ia akan berduet dengan Thomas Luthi.

Modal pembalap 21 tahun itu terbilang cukup bagus. Ia tampil memukau sepanjang Moto2 2017. Dari 17 balapan musim ini, ia sukses merebut 11 podium, delapan di antaranya berupa kemenangan.

Masalahnya, tampil hebat di kelas Moto2 bukan jaminan seorang pembalap bakal melesat saat naik kelas MotoGP. Rookie yang layak dijadikan contoh positif adalah pembalap Yamaha Tech 3, Johann Zarco. Meski belum genap semusim, ia hampir pasti mengamankan posisi keenam klasemen.

"Sulit memprediksi kinerja pendatang baru. Kami mengambil dua pembalap yang sudah menjadi juara dunia Moto2. Rabat memiliki masalah besar dengan motor MotoGP. Zarco sebaliknya. Ia merasa sangat baik di MotoGP," kata Suppo, dikutip Tuttomotoriweb.

"MotoGP adalah kelas yang rumit. Beberapa pembalap sering kali menderita di awal. Morbidelli tak hanya memiliki bakat yang murni, tapi juga pembalap yang sangat cerdas." 

 

Antusias Morbidelli

Morbidelli sendiri mengaku sudah tak sabar ingin segera bersaing dengan Valentino Rossi dan kawan-kawan di MotoGP 2018. Itu karena ia tahu akan mendapatkan motor yang jauh lebih cepat dari yang ia tunggangi di Moto2.

"Saya membayangkan mesin ini sangat bertenaga. Tentu akan menjadi tantangan bagus. Motor ini pasti melaju dengan baik. Tapi hal pertama yang terlintas saat memikirkan MotoGP adalah kekuatan," ungkapnya.

Tekanan yang dirasakan pembalap kelahiran 4 Desember 1994 itu di MotoGP tentu jauh lebih besar dari Moto2. Namun, ia sudah memiliki cara untuk mengusir ketegangan. "Saya suka musik dan saya sering mendengarnya. Musisi favorit saya adalah Bob Marley. Jadi lebih kepada reggae. Tapi saya juga mendengarkan banyak genre berbeda."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya