Prabowo Beri Kesempatan Koruptor Tobat Asal Kembalikan Uang Curian, Peluang dan Payung Hukumnya?

Kata Mantan Pembalap MotoGP soal Peluang Rossi

Kontrak Rossi sebagai pembalap Yamaha berakhir usai MotoGP 2018.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 01 Jan 2018, 12:10 WIB

Diterbitkan 01 Jan 2018, 12:10 WIB

Pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi diprediksi akan menjadi kandidat juara dunia MotoGP 2018. (MOHD RASFAN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - MotoGP 2018 akan menjadi musim yang menentukan karier Valentino Rossi. Dari sana, ia akan memutuskan apakah dirinya akan bertahan di MotoGP atau malah gantung helm. Hal itu bergantung pada kecepatannya.

Saat ini banyak spekulasi yang bermunculan soal masa depan Rossi di MotoGP. Maklum, pembalap asal Italia itu akan menjalani tahun terakhir kontraknya bersama Yamaha yang berakhir usai musim 2018.

Hingga kini, belum ada pembicaraan mengenai perpanjangan kontrak antara kedua belah pihak. Bagi Rossi sendiri, ia juga masih bingung akan mengambil keputusan yang mana. Satu hal yang pasti, ia akan terlebih dulu melihat hasil yang didapat pada enam balapan pertama.

Jika dirinya masih kompetitif dan berpotensi bertarung demi gelar juara dunia MotoGP 2018, The Doctor akan percaya diri untuk meneken kontrak baru. Artinya, ia akan menjalani musim 2019 pada usia 40 tahun.

"Rossi adalah pembalap cerdas yang akan membalap selama ia masih kompetitif. Ia masih memiliki tujuan bertarung untuk gelar. Jika ia berada di depan sejak balapan pertama, ia bisa kembali juara," kata Carlos Checa, pembalap MotoGP, pada 1995-2007 dan 2010, dilansir Speedweek.

Prediksi Schwantz

Bukan hanya Checha, mantan pembalap MotoGP yang masih memiliki keyakinan kepada Rossi. Hal yang sama juga dirasakan Kevin Schwantz. Terlepas dari musim buruk pada 2017, juara dunia kelas 500cc 1993 ini tetap percaya Rossi.

"Valentino masih cukup kuat untuk mengalahkan lawan-lawannya dalam balapan. Dan saya yakin ia cukup cepat untuk merebut gelar," ungkap Schwantz, dilansir Tuttomotoriweb.

Seperti diketahui, Rossi baru saja menjalani musim terburuknya bersama Yamaha. Untuk kali pertama bersama Yamaha ia harus mengakhiri musim dengan duduk di urutan kelima. Dari 17 balapan yang diikuti, hanya satu kemenangan yang didapat pengoleksi sembilan gelar juara dunia tersebut.