3 Masalah Jose Mourinho di Manchester United

Bagaimana masa depan Jose Mourinho setelah Manchester United mengalami berapa situasi buruk pada musim ini?

oleh Ary Wibowo diperbarui 20 Mar 2018, 03:18 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2018, 03:18 WIB
Jose Mourinho-Manchester United-Sevilla
Pelatih Manchester United, Jose Mourinho berjalan sambil tertunduk usai pertandingan melawan Sevilla pada leg kedua babak 16 Liga Champions di Old Trafford, Inggris (13/3). MU kalah atas Sevilla 2-1. (AFP Photo/Oli Scarff)

Manchester - Manajer Manchester United, Jose Mourinho, dikenal sebagai sosok yang gemar bikin kontroversi. Teranyar, ia menyindir pemainnya sendiri, Luke Shaw, saat Setan Merah menghadapi Brighton & Hove Albion, di ajang Piala FA, Minggu (18/3/2018). 

Manchester United menang 2-0. Luke Shaw tampil sebagai starter. Namun, bek Inggris tersebut hanya tampil selama 45 menit karena digantikan oleh Antonio Valencia pada babak kedua. 

Mourinho mengatakan, alasan mengganti Luke Shaw karena eks pemain Southampton itu tidak menjalankan instruksi pelatih di lapangan. Pernyataan ini pun memicu berbagai reaksi, baik dari dalam ataupun luar lapangan. 

Daily Mail, misalnya, yang mengabarkan, para pemain Manchester United kecewa kepada Mourinho dalam menyikapi Luka Shaw. Bahkan, mantan pemain Arsenal, Martin Keown, menilai, Mourinho bisa saja kembali kehilangan kepercayaan dari pemain-pemainnya akibat masalah ini. 

BBC mengabarkan, Luke Shaw akan hengkang dari Old Trafford pada bursa transfer musim panas 2018. Masalah ini pun kembali ditengarai akan kembali memunculkan polemik mengenai masa depan Mourinho di Manchester United. 

Berikut ini adalah tiga alasan yang bisa digunakan Manchester United jika ingin memecat Jose Mourinho: 

Bermain buruk pada pertandingan besar

Jose Mourinho - Pep Guardiola
Manajer Manchester United Jose Mourinho (kiri) dan manajer Manchester City Pep Guardiola dalam sebuah pertandingan di Old Trafford, pada 2016. (AFP/Oli Scarff)

Meskipun mampu meningkatkan performa melawan klub-klub enam besar Premier League pada musim ini, Manchester United masih sering bermain buruk pada laga-laga besar.

Kekalahan 0-2 dari Tottenham Hotspur dan 1-2 melawan Manchester City, misalnya. Bahkan, dalam kedua pertandingan tersebut, Manchester United sangat jarang mencoba bermain menyerang.

Saat menghadapi Manchester City, di Old Trafford, Manchester United bahkan seperti tim tamu karena sepanjang pertandingan terus menampilkan permainan bertahan. Kiranya, suporter Manchester United paham, situasi tersebut tidak akan pernah terjadi pada era Sir Alex Ferguson.

Bahkan, tak jarang para pemain Manchester United disalahkan apabila menuai hasil buruk. Hal ini tentunya akan berimbas kepada menurunnya kepercayaan diri para pemain Mancehster United, yang kiranya terbukti ketika mereka kalah 1-2 dari Sevilla, di ajang Liga Champions.

Permainan membosankan

Jose Mourinho
Jose Mourinho dalam pertandingan Manchester United melawan Stoke City, pada Sabtu (9/9/2017) malam. MU gagal menang dan hanya bermain imbang 2-2 melawan Stoke City. (AFP/GEOFF CADDICK)

Taktik pragmatis ala Jose Mourinho kiranya menjadi satu di antara julukan baru dalam dunia sepak bola. Akibatnya, Manchester United, yang sempat memiliki andalan strategi menyerang, terkadang bermain sangat membosankan.

Padahal, materi para pemain Manchester United amatlah memungkinkan bagi Jose Mourinho untuk menerapkan permainan atraktif. Sebut saja Alexis Sanchez, Paul Pogba, hingga Juan Mata, yang berposisi di lini tengah.

Akan tetapi, pada akhirnya, Mourinho tetap memilih jalan berbeda. Satu di antara pembelaannya yang terkenal untuk taktik pragmatis agar meraih kemenangan adalah:

"Anda harus pragmatis dan meminta kepada para pendukung tim Anda, apakah mereka senang dengan piala atau mereka lebih memilih memainkan permainan Samba milik Brasil dan pulang tanpa piala."

Taktik membingungkan

Liga Inggris-Jose Mourinho
Ekspresi Pelatih Manchester United, Jose Mourinho saat menyaksikan pertandingan Manchester City melawan Everton pada Liga Inggris di Stadion Etihad, (22/8). (AP Photo/Dave Thompson)

Pada musim ini, Manchester United beberapa kali mampu meraih kemenangan, namun sekalinya kalah, hasilnya amatlah memalukan. Contoh dalam kasus ini adalah ketika mereka meraih kemenangan melawan Liverpool, Chelsea, Crystal Palace, namun kemudian menyerah menghadapi Sevilla.

Alasan Mourinho? Tentu saja ada. Saat menghadapi Liverpool, Chelsea, dan Crystal Palace, Manchester United menggunakan taktik menyerang dengan sangat baik. Namun, tiba-tiba Mourinho menggunakan taktik aneh ketika menghadapi Sevilla.

Manchester United bermain seperti tidak ingin ada hasrat untuk menang. Bahkan, Mourinho tidak menurunkan Juan Mata sebagai starter, meski sang pemain tampil baik dalam ketiga pertandingan sebelumnya.

Alhasil, taktik aneh tersebut wajib dibayar mahal karena Manchester United justru kalah 1-2 di Old Trafford dan tersingkir dari Liga Champions musim ini. Apa komentar Mourinho? Lengkapnya, baca saja Transkrip Pembelaan Mourinho Setelah Manchester United Tersingkir dari Liga Champions.

Sumber: Sportskeeda

Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, La Liga, Liga Champions dan Liga Europa, dengan kualitas HD di sini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya