MotoGP: Terpuruk di Ducati, Rossi Minta Lorenzo Percaya Diri

Nasib Lorenzo hingga tiga balapan awal MotoGP 2018 tak kunjung membaik.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 24 Apr 2018, 21:30 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2018, 21:30 WIB
Jorge Lorenzo, MotoGP
Pembalap Ducati Corse, Jorge Lorenzo beraksi pada balapan MotoGP Austin 2018. (JUAN MABROMATA / AFP)

Liputan6.com, Austin - MotoGP 2018 masih tak berjalan baik bagi Jorge Lorenzo. Sampai balapan ketiga, ia masih kesulitan menemukan kecepatan terbaiknya bersama Ducati. Hal ini jadi sebuah ironi mengingat Lorenzo berstatus sebagai juara dunia.

Ducati adalah motor yang tak semua pembalap MotoGP bisa mengendarainya. Selain Casey Stoner dan Andrea Dovizioso, belum ada pembalap Ducati yang mencuri perhatian. Bahkan, Valentino Rossi pun kesulitan saat menunggangi motor pabrikan asal Italia itu.

Kini, Lorenzo juga terlihat menderita sejak hijrah ke Ducati. Setelah lebih dari setahun, belum ada satu pun kemenangan yang didapat. Di MotoGP 2017, persembahkan terbaik X-Fuera hanya berupa tiga podium. Ia mengakhiri musim di urutan ketujuh klasemen.

Di MotoGP 2018, belum ada tanda-tanda positif yang diperlihatkan pembalap asal Spanyol itu. Setelah gagal finis pada MotoGP Qatar, ia juga hanya bisa finis ke-15 MotoGP Argentina dan ke-11 MotoGP Austin. Saat ini ia baru mengoleksi enam poin dan menempati posisi ke-16.

Rossi yang notabene mantan rekan setim Lorenzo di Movistar Yamaha dan mantan pembalap Ducati pun ikut bersimpati. The Doctor pun mencoba memberikan dukungan sekaligus saran kepada pembalap berusia 30 tahun itu.

"Baginya, itu adalah situasi yang sulit karena sangat membuat frustrasi, setidaknya saya pikir begitu. Anda harus percaya pada diri sendiri dan menemukan motivasi. Lorenzo adalah pembalap yang sangat kuat," ujar Rossi, dilansir Marca.

 

Penentuan Lorenzo

Jorge Lorenzo, MotoGP
Aksi pembalap Ducati, Jorge Lorenzo pada MotoGP Argentina 2018 di Termas de Rio Hondo. (Juan MABROMATA / AFP)

Sejatinya, situasi sama juga sempat dihadapi Rossi saat memperkuat Ducati pada musim 2011 dan 2012. Bahkan, di musim perdananya, pembalap berusia 39 tahun itu hanya bisa mempersembahkan satu podium. Ia juga finis di urutan ketujuh.

Di musim kedua (2012), Rossi tetap tak mampu meningkatkan diri. Hanya dua podium yang bisa diraih dari 18 balapan. Kali ini, ia mengakhiri musim dengan finis di posisi keenam.

Khusus untuk Lorenzo, musim 2018 jadi momen penentuan nasibnya bersama Ducati. Jika tak kunjung mempersemabahkan hasil terbaik, terbuka kemungkinan bahwa Ducati tak akan memperpanjang kontraknya yang berakhir di pengujung musim 2018.

 

Statistik Lorenzo di Setiap Musim

2008: 17 balapan, 1 menang, 6 podium, 4 pole, 1 fastest lap, 190 poin

2009: 17 balapan, 4 menang, 12 podium, 5 pole, 4 fastest lap, 261 poin

2010: 18 balapan, 9 menang, 16 podium, 7 pole, 4 fastest lap, 383 poin

2011: 15 balapan, 3 menang, 10 podium, 2 pole, 2 fastest lap, 260 poin

2012: 18 balapan, 6 menang, 16 podium, 7 pole, 5 fastest lap, 350 poin

2013: 17 balapan, 8 menang, 14 podium, 4 pole, 2 fastest lap, 330 poin

2014: 18 balapan, 2 menang, 11 podium, 1 pole, 2 fastest lap, 263 poin

2015: 18 balapan, 7 menang, 12 podium, 5 pole, 6 fastest lap, 330 poin

2016: 18 balapan, 4 menang, 10 podium, 4 pole, 2 fastest lap, 233 poin

2017: 18 balapan, 0 menang, 3 podium, 0 pole, 0 fastest lap, 137 poin

2018: 3 balapan, 0 menang, 0 podium, 0 pole, 0 fastest lap, 6 poin

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya