Liputan6.com, Jakarta Karier Roberto Carlos Mario Gomez di Persib Bandung masih seumur jagung. Diresmikan pada November 2017, arsitek asal Argentina itu menandatangani kontrak berdurasi dua musim plus opsi perpanjangan setahun.
Enam bulan setelah mengikat kerja sama, Gomez mengancam keluar dari Persib. Pelatih berusia 61 tahun tersebut tidak puas dengan kinerja manajemen tim berjuluk Pangeran Biru itu. Mulai dari kebutuhan lapangan latihan, hingga mengaku mendapatkan tawaran dari klub lain.
Advertisement
Baca Juga
"Iya, kami memang ada tawaran lain. Sekali lagi sangat penting saat kami kerja di satu tempat atau klub, fasilitas adalah hal yang paling penting karena untuk pemain profesional, dan kami memikirkan pemain muda, jadi harus punya fasilitas yang bagus," ujar Gomez.
"Kalau mereka (manajemen Persib) bisa mengubahnya yes, tapi kalau tidak bisa mengubahnya mungkin setelah Juni, saya tidak akan lanjutkan di Persib, dan memikirkan tawaran lain yang memiliki fasilitas bagus," katanya menambahkan.
Manajemen Persib mempunyai waktu sebulan untuk memenuhi permintaan Gomez. Kalau tidak, siap-siap Pangeran Biru bakal ditinggalkan oleh pelatih yang membawa Johor Darul Ta’zim (JDT) memenangi Piala AFC 2015 tersebut.
Jika benar Gomez pergi dari Persib, maka Pangeran Biru layak mempertimbangkan tiga nama calon penggantinya. Berikut Liputan6.com rangkum:
Alfred Riedl
Sebelum mengangkat Gomez menjadi pelatih, Persib disebut-sebut berkomunikasi secara intens dengan mantan pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl. Tapi, kabar itu dibantah oleh arsitek asal Austria tersebut.
"Ya, saya mendengar kabar itu (rumor jadi kandidat pelatih Persib), tapi saya tidak sedang dalam proses komunikasi dengan Persib. Pernah terjalin komunikasi dengan mereka (Persib), namun sudah terhenti sejak Mei atau Juni lalu," kata Riedl pada November tahun lalu.
Riedl bukan pelatih sembarangan. Namun, cap spesialis runner up tidak pernah luntur darinya. Menangangi Timnas Indonesia selama dua periode, prestasi terbaik Riedl ialah menjadi runner up Piala AFF.
Pencapaian yang kurang lebih sama dilakukan Riedl di Timnas Vietnam. Tiga kali runner up SEA Games, dan sekali peringkat kedua di Piala AFF, menjadi catatan yang terbaik untuknya.
Kini, Riedl telah berusia 68 tahun. Tergolong uzur untuk melanjutkan kiprahnya sebagai pelatih. Tapi, Persib dapat mendaulat Riedl sebagai rencana jangka pendek. Misalnya, hingga akhir musim ini jika Gomez benar-benar pindah.
Advertisement
Dejan Antonic
Dejan Antonic bukan nama baru di Persib. Meski kini tengah melatih Borneo FC, sosok pelatih asal Serbia tersebut tidak pernah habis-habisnya dikaitkan dengan Pangeran Biru.
Masuk sebagai pengganti Iwan Setiawan pada pekan kedua Liga 1, Dejan gagal mengangkat performa Borneo FC. Julien Faubert dan kawan-kawan hanya mampu menduduki peringkat ke-13 dengan 13 poin dari 11 pertandingan.
Untuk jangka pendek, Persib layak menominasikan Dejan sebagai calon pengganti Gomez. Mengingat, arsitek berusia 49 tahun tersebut telah mengetahui seluk beluk kondisi Pangeran Biru.
Meski begitu, Persib juga harus was-was dengan pencapaian tim di bawah Dejan. Pada 2016 lalu, mantan arsitek Pelita Bandung Raya (PBR) tersebut pernah mundur dari kursi pelatih Pangeran Biru pada pertengahan musim.
Djajang Nurdjaman
Memori indah Djajang Nurdjaman bersama Persib memang telah selesai. Namun, hubungan keduaya bak dua insan yang sedang menjalin asmara, putus kemudian nyambung.
Entah berapa kali Djanur, panggilannya, memutuskan keluar dari Persib, namun pada akhirnya kembali. Prestasi terbesar Djanur bersama Pangeran Biru ialah membawa tim kebanggaan Bobotoh ini memenangi gelar juara Indonesia Super League (ISL) pada 2014 lalu.
Tepat pada pertengahan musim lalu, Djanur memutuskan mundur dari Persib, dan menerima tawaran PSMS Medan, yang berlanjut hingga saat ini. Tapi, rumor Djanur kembali ke Kota Kembang tetap berseliweran seakan tidak pernah usai.
Djanur merupakan ikon Persib. Dirinya pernah menjadi pemain dan pelatih Persib. Hanya Djanur yang dapat membawa Persib bertahta di Indonesia dalam kurun 19 tahun terakhir.
Jika kembali ke Persib, Djanur tidak cocok diproyeksikan sebagai rencana jangka pendek. Manajemen Persib harus memenuhi keinginan Djanur. Yang paling penting, jangan kembali mengintervensi keputusannya soal pemilihan pemain.
Kembalinya Djanur ke Persib seakan tinggal menunggu waktu. Persib dan Djanur ialah satu kesatuan yang sulit untuk dipisahkan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Advertisement