Liputan6.com, Saransk - Pelatih Iran, Carlos Queiroz, marah besar dengan kepemimpinan wasit saat timnya bermain imbang 1-1 melawan Portugal pada matchday terakhir Grup B Piala Dunia 2018 di Mordovia Arena, Selasa (26/6/2018). Hasil itu membuat Ashkan Dejagah dan kawan-kawan gagal lolos ke babak 16 besar.
Queiroz menganggap Portugal seharusnya bermain dengan sepuluh orang setelah Cristiano Ronaldo menyikut wajah pemainnya, Morteza Pouraliganji. Tapi, wasit punya keputusan lain. Selain itu, arsitek berusia 65 tahun itu merasa timnya layak mendapatkan hadiah penalti dari pengadil pertandingan.
Advertisement
Baca Juga
Kritikan Queiroz kepada wasit tidak berhenti. Juru taktik asal Portugal itu juga menyerang penggunaan video assistant referee (VAR) di Piala Dunia 2018.
"Hanya satu pemenang yang bisa keluar dalam pertandingan ini, dan itu seharusnya adalah Iran," ujar Queiroz disadur dari ESPN.
"Kami pantas menang. Saya bangga tetapi saya frustrasi," katanya menambahkan.
Hanya Kartu Kuning
Kejadian di menit ke-80 saat Ronaldo menyikut Pouraliganji membuat Queiroz naik pitam. Wasit memang memutuskan sebagai sebuah pelanggaran, namun setelah melihat VAR, pengadil pertandingan hanya memberikan kartu kuning kepada Ronaldo.
"Menyikut adalah kartu merah. Aturan tidak mengatakan jika itu adalah Ronaldo atau (Lionel) Messi yang melakukannya. Keputusan harus jelas," imbuh Queiroz.
Advertisement
Wasit Lunak Kepada Ronaldo?
Disinggung lunaknya keputusan wasit kepada para pemain bintang, seperti Ronaldo, Queiroz enggan untuk melontarkan provokasi. Saking kesalnya, mantan arsitek Real Madrid itu melemparkan pertanyaan itu kepada wasit.
"Anda perlu bertanya kepada mereka," tutur Queiroz.
Pertandingan ini juga bisa dilihat di Bukalapak
*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada 2018 untuk wilayah Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel. Ikuti juga Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Nonstop hanya di Liputan6.com.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini