Liputan6.com, Yogyakarta - Dulu dikenal dengan sang eksekutor tendangan bebas teknik knuckle, namun kini kita sudah jarang melihatnya. Apalagi semasa masih berseragam Manchester United pada 2008, teknik knuckle sudah menjadi makanan sehari-hari Cristiano Ronaldo.
Cristiano Ronaldo dikenal sebagai salah satu pemain sepak bola dengan kemampuan mengeksekusi tendangan bebas yang mematikan. Salah satu teknik andalannya adalah tendangan knuckle.
Advertisement
Teknik knuckle merupakan teknik dengan membuat bola melaju dengan kecepatan tinggi dan arah yang sulit ditebak oleh penjaga gawang. Akan tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, Ronaldo jarang menggunakan teknik ini.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip dari beberapa sumber, tendangan knuckle adalah teknik menendang bola dengan ujung kaki yang menghasilkan gerakan bola tidak beraturan. Efek ini terjadi karena adanya fenomena yang disebut krisis hambatan.
Krisis hambatan adalah penurunan gaya hambat yang dialami oleh bola saat melaju di udara. Untuk mencapai efek knuckle, bola harus ditendang dengan kecepatan minimal 100 km per jam.
Pada masa kejayaannya, rata-rata kecepatan tendangan bebas Ronaldo mencapai 123 km per jam. Hal ini membuat Ronaldo dengan mudah menendang bola bergerak sesuai prinsip knuckle.
Akan tetapi, situasi berubah setelah Ronaldo mengalami cedera tendinitis lutut pada tahun 2014. Cedera ini memengaruhi elastisitas dan kekuatan ototnya, terutama pada bagian lutut yang berperan dalam menghasilkan tendangan keras.
Akibatnya, kecepatan rata-rata tendangan bebas Ronaldo menurun menjadi 96,7 km per jam. Angka ini berada di bawah batas minimal yang dibutuhkan untuk menciptakan efek knuckle.
Penurunan kecepatan tendangan ini menjadi akar permasalahan mengapa Ronaldo kesulitan menghasilkan tendangan knuckle seperti dulu. Meskipun ia masih mampu mencetak gol dari situasi free kick, bola yang dihasilkan lebih sering melengkung daripada bergerak secara tidak beraturan seperti teknik knuckle.
Penulis: Ade Yofi Faidzun