MotoGP: Sering Jatuh, Strategi Marc Marquez Tuai Kritik

Marc Marquez dianggap punya potensi cedera tinggi bila memakai strategi tersebut di ajang MotoGP.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jan 2019, 17:10 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2019, 17:10 WIB
Marc Marquez
Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, saat beraksi pada sesi latihan bebas ke tiga di Sirkuit Motegi, Jepang, Sabtu (20/10/2018). Marc Marquez finis diurutan ke empat dengan catatan waktu 45.289 detik. (AFP/Martin Bureau)

Liputan6.com, Cervera - Marc Marquez sukses meraih lima gelar dunia dalam enam tahun berpartisipasi di MotoGP. Namun, Marquez juga dikenal sebagai rider yang kerap terjatuh di sesi latihan dan kualifikasi MotoGP.

Walau Marc Marquez menyebut bahwa kecelakaan ini merupakan bagian dari strateginya mencari limit performa, legenda MotoGP, Wayne Rainey menyebut hal ini bukanlah taktik cerdas.

Sepanjang 2018, Marquez terhitung 23 kali terjatuh dan angka ini membuatnya tercatat sebagai rider paling sering kecelakaan di MotoGP. Rainey, tiga kali juara dunia GP500, mengaku tak bisa membayangkan berapa kecelakaan yang bisa diperoleh Marquez andai tingkat keselamatan dan elektronik motor MotoGP tidak secanggih sekarang.

"Saya mengagumi dedikasi dan kemampuannya melakukan hal ekstrem. Jika melakukan kesalahan, itu karena ia 95% mengandalkan ban depan. Jika melihat teknologi dan tingkat keselamatan, seperti elektronik atau 4-tak dan 2-tak, saya rasa motornya lebih bisa diprediksi ketimbang motor di era saya. Rider yang terjatuh sesering Marc biasanya tak bangkit sesering dia juga," ujarnya via Motorsport Total.

Rainey pun mengaku heran mengapa Marc Marquez selalu lolos dari cedera serius. "Dulu lebih banyak terjadi highside, tapi kini hal tersebut jarang terjadi. Jika terjadi, tetap saja itu kecelakaan besar. Tapi Marc percaya pada dirinya sendiri. Saya yakin ia tak ingin terjatuh, tapi ia memang terjatuh lebih sering ketimbang rider lain. Uniknya, dia tetap jadi juara dunia. Ini sungguh tak masuk akal," lanjutnya.

Harus Bersyukur

Marc Marquez, MotoGP
Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez saat merayakan podium kedua MotoGP San Marino 2018. (Tiziana FABI / AFP)

Presiden MotoAmerica juga menyatakan bahwa Marquez harus bersyukur dirinya tak pernah mengalami cedera berarti, karena biasanya para rider terbaik justru bersikap cerdas demi menghindari kecelakaan. Meski begitu, Rainey yakin Marquez sudah cukup bertalenta hingga tak perlu repot-repot mencari limit performa.

"Saya kagum pada gaya balapnya, tapi saya harap ia selalu bangkit usai kecelakaan. Seperti yang saya bilang, juara dunia berarti Anda rider terbaik. Dengan ambil risiko macam ini, Marc terbukti tak takut. Tapi saya tak yakin strateginya ini cerdas. Saya rasa tak perlu overlimit begitu sering, sampai 23 kali terjatuh dalam semusim. Buat saya ini tak masuk akal," ungkapnya.

Batasan Diri

Di lain sisi, Rainey yakin Marquez harus mencari cara lain jika tetap ingin menguji batasan dirinya sendiri, tanpa harus ambil risiko kecelakaan. Pria asal Amerika Serikat ini pun berharap rider berusia 25 tahun itu bisa menyadarinya suatu saat nanti.

"Saya rasa ia harus memperbaiki area ini, karena jika ia melakukan banyak kesalahan, ia takkan cepat lagi. Saya rasa ia sudah begitu hebat, jadi ia tak perlu berkendara seperti itu. Ia tak perlu ambil risiko sebesar itu. Saya rasa hal macam itu tak perlu, apalagi ia juara dunia. Semoga suatu hari nanti ia bisa mengingatnya berkat pengalaman," tuturnya.

Sumber: Bola.net

Saksikan video menarik di bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya