Peluncuran Buku PB Djarum Jadi Ajang Reuni Legenda Bulutangkis Indonesia

Para legenda menjadikan acara peluncuran buku 50 tahun PB Djarum itu sebagai ajang temu kangen. Alan Budi Kusuma menjadikan ajang ini untuk mengenang cerita-cerita lucu.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 28 Apr 2019, 20:50 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2019, 20:50 WIB
PB Djarum
PB Djarum meluncurkan 4 buku bertema Perjalanan Emas Bulutangkis untuk memperingati HUT ke-50. (PB Djarum/Edward Luhukay)

Liputan6.com, Jakarta Momen peluncuran buku 50 tahun PB Djarum, Minggu (28/4/2019), tidak disia-siakan para legenda bulutangkis nasional. Para legenda yang juga alumni PB Djarum pun menjadikan acara itu sebagai ajang temu kangen.

"Seru menarik, luar biasa. Kita berterima kasih kepada PB Djarum karena kalau tidak begini, tidak akan ketemu," kata peraih medali emas Olimpiade 1992, Alan Budi Kusuma.

Alan datang ke Kudus bersama pasangannya yang juga legenda bulutangkis Indonesia, Susi Susanti. Bukan sekadar menyimak peluncuran buku, Alan pun mengaku momen ini menjadi ajang mengenang cerita-cerita lucu semasa menimba ilmu di PB Djarum.

Alan masuk PB Djarum pada tahun 1986. Pria kelahiran Surabaya 1968 ini, masih terhitung satu angkatan dengan legenda tunggal putra lainny, Ardy B. Wiranata yang masuk pada 1984.

Selama menimba ilmu di PB Djarum, Alan mengaku menyimpan banyak cerita. Menurutnya, nilai-nilai kekeluargaan yang ada di PB Djarum membuat ia memiliki banyak teman.

"Nomor satu adalah temu kangen. Ngobrol-ngobrolnya dulu kita di sini. Dulu kan kita tidak seperti ini fasilitasnya. Dulu latihan di gudang," kata Alan.

Banyak Kenangan

BWF World Senior Championships 2015
Hastomo Arbi meraih gelar juara dari nomot tunggal putra +55 pada BWF World Senior Championships 2015 di di Helsinborg, Swedia, Sabtu (26/9/2015). (Liputan6.com/Badminton Indonesia)

Hal yang sama juga dirasakan alumni PB Djarum lainnya, Hariyanto Arbi. Juara dua kali All England ini mengaku senang bisa bertemu teman-teman seperjuangan.

Ia pun berbagi pengalaman saat menimba ilmu di PB Djarum. "Dulu kita tidak pernah berpikir apa-apa. Mikirnya badminton saja. Dulu kita tahunya latihan karena role modelnya kan Liem Swie King," kata Arbi.

Berbeda dengan Alan, Arbi merupakan putra asli Kudus. Ia pun masuk ke PB Djarum berkat jalur orang tua, "Kebetulan orangtua saya kan juga kerja di Djarum," kata Arbi yang masuk pada 1982.

Tak Pernah Berubah

Lebih lanjut, Arbi menuturkan banyak hal yang ia dapat saat menimba ilmu di PB Djarum. Salah satunya adalah nilai kerja keras yang menurutnya bisa mengalahkan bakat.

Selain itu, Arbi juga mengaku kagum dengan semangat kekeluargaan yang diusung sejak awal. "Saya salutnya 50 tahun masih sama aja dengan kekeluargaan," kata Arbi mengakhiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya