Tommy Welly: Wajah Baru Bakal Sulit Bersaing di Kongres PSSI

Pengamat sepak bola Tommy Welly menilai wajah baru masih sulit bersaing di Kongres PSSI yang akan digelar pada 2 November di Jakarta.

oleh Defri Saefullah diperbarui 01 Nov 2019, 17:35 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2019, 17:35 WIB
Diskusi Calon Ketua Umum PSSI
Calon ketua umum PSSI, Vijaya Fitriyasa, memberikan pemaparan saat diskusi di Wisma Kemenpora, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Diskusi tersebut mengangkat tema "Mencari Ketua PSSI Ideal". (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Liputan6.com, Jakarta Kongres PSSI bakal diselenggarakan di Hotel Shangri-La, Jakarta pada Sabtu (2/11/2019) besok . Kongres ini memiliki agenda utama untuk memilih ketua umum PSSI yang baru untuk periode 2019-2023.

Jelang bergulirnya Kongres PSSI, cerita miring terus bergulir. Ada dugaan beberapa pihak ingin mengarahkan untuk pemenangan satu calon ketua umum hingga cerita soal salah satu calon ketua umum PSSI, Vijaya Fitriyasa yang mengaku bersedia memberikan dukungannya kepada Mochamad Iriawan atau Iwan Bule jika mantan kapolda Metro Jaya itu bersedia mendepak orang-orang lama di organisasi Olahraga terbesar dan terpopuler itu.

Tommy Welly, pengamat sepak bola senior yang juga pernah jadi pengurus PSSI mengatakan, apa pun pengakuan Vijaya, ia adalah sosok baru di PSSI.

"Sebagus apa pun Vijaya, dengan ekosistem sepak bola yang seperti sekarang akan sangat sulit bagi siapa pun yang masuk kategori wajah baru di pentas PSSI saat memasuki arena pertarungan Kongres PSSI itu sendiri," kata Tommy Welly kepada media,Jumat (1/11/2019).

Menurut Towel, sapaan akrabnya, ini bukan bukan soal ide atau gagasan perubahan yang bakal diusung Vijaya. Namun ini lebih soal bagaimana sosok Vijaya bisa diterima dulu di kalangan voters, tentu ini yang sama sekali tak mudah.

"Mayoritas karakter voters yang masih berpikir dengan pola pikir lama, misalnya wani piro dan lain sebagainya," kata Tommy yang lantas menyatakan kalau sosok Vijaya yang masih muda dan baru ini tentu akan berada di posisi yang serba tanggung antara membuat perubahan atau ikut terseret arus.

Towel juga mengkritisi anggapan sebagian orang yang memuji Vijaya telah melakukan sesuatu bagi sepakbola Indonesia setelah membeli Persis Solo. Menurutnya, tentu saja Vijaya membeli Persis Solo dengan tujuan agar bisa menjadi stakeholder sepakbola Indonesia.

"Tapi harap diingat ya, aksi Vijaya membeli Persis Solo itu masih menyisakan masalah perihal keabsahan pembelian dan bukan berarti dengan menjadi owner persis solo otomatis Vijaya bisa jadi Ketum PSSI. Hal itu justru melemahkan upaya kampanyenya yang mengusung perubahan di tubuh PSSI, sebab akuisisi Persis menjadi catatan buruk baginya," ucapnya.

"Ingat ya, catatan besar mengenai Kongres PSSI besok ini adalah pertarungan tentang perubahan versus status quo. Aspirasi publik bola tentu ingin perubahan di tubuh PSSI."

 

Video

Sosok Iwan Bule

Tommy Welly
Tommy Welly, pengamat sepak bola memberikan pandangan soal Kongres PSSI (istimewa)

Towel juga bicara soal sosok Iwan Bule. Ia adalah sosok baru di sepak bola, tapi tidak langsung bisa diklaim bakal reformis.

Kabarnya, Ibul mendapatkan dukungan dari kubu Exco lama di bawah pimpinan Iwan Budianto. Dugaan gabungnya kubu exco lama Iwan budianto cs ke gerbong Ibul membuat publik tidak merespon positif sosok Ibul.

"Bahkan meski santer beredar kabar bahwa istana juga mendukung Ibul sebagai PSSI 1, ini pun makin membuat tanda tanya besar. Benarkah harapan reformis atau perubahan sepak bola itu bisa ditaruhkan kepada Ibul yang bakal mengakomodir Iwan Budianto cs yang punya banyak catatan merah dalam kaitannya dengan match fixing," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya