Solskjaer Sebut Alexis Sanchez dan Lukaku 'Apel Busuk' di Manchester United

Manchester - Manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer mengklaim atmosfer di Old Trafford sudah jauh lebih adem selepas Alexis Sanchez dan Romelu Lukaku pindah ke Inter Milan.

Romelu Lukaku dan Sanchez mendarat di Giuseppe Meazza secara bersamaan musim panas tahun lalu. Solskjaer menyebut kedua pemain sebagai apel busuk di Manchester United.

"Lebih baik ada lubang di skuat saya daripada memiliki seorang brengsek. Kepribadian sangatlah penting. Kami adalah tim dalam sebuah lingkungan tim," kata Solskjaer.

"Tentunya penting memiliki pemain yang punya ego, tapi dia harus bisa beradaptasi. Yang saya tidak suka tahun lalu, ada beberapa agenda personal yang tak bisa diotak-atik sampai libur musim panas."

"Ego, tiap pemain pasti ingin bermain lebih banyak, tapi kalau mau sukses, harus bisa beradaptasi dengan kebutuhan tim, harus siap dimainkan pada saat yang berbeda. Musim ini, untungnya sudah tidak ada apel-apel busuk," ujar Solskjaer mengacu pada Romelu Lukaku dan Alexis.

Sejak Sir Alex Ferguson pensiun pada Mei 2013, Manchester United mendatangkan 33 pemain anyar ke Old Trafford. Dari ke-33 nama tersebut terdapat pemain yang berhasil bersinar, dinilai buruk, dan juga gagal.

Ferguson menangani The Red Devils selama 27 tahun. Di bawah asuhan pria asal Skotlandia tersebut, Manchester United berhasil meraih 38 titel juara, beberapa di antaranya adalah 13 gelar Premier League dan dua trofi Liga Champions.

Bukan hanya itu, Sir Alex Ferguson juga berhasil memoles sejumlah pemain agar semakin bersinar, beberapa di antaranya adalah The Class of '92 (David Beckham, Paul Scholes, Gary Neville, Phil Neville, Ryan Giggs, Nicky Butt), Ole Gunnar Solskjaer, Edwin van der Sar, Park Ji-sung, Wayne Rooney, dan tentu saja Cristiano Ronaldo.

Lukaku dibeli dari Everton pada 2017 silam dengan dana transfer mencapai 90 juta pounds. Hasilnya, ia mampu melesakkan 42 gol dari 96 penampilan.

Sumber: Football Italia

Disadur dari: Bola.com (penulis/editor, Gregah Nurikhsani, published 22/5/2020)