Madrid - Presiden Real Madrid, Florentino Perez, telah memberikan banyak gelar bergengsi untuk El Real. Namun, bukan berarti ia tanpa noda.
Percaya atau tidak, Perez tidak selalu membuat keputusan terbaik untuk Real Madrid. Alhasil, ia dikenal sebagai figur yang kontroversial di Spanyol, khususnya La Liga.
Baca Juga
Kurnia Meiga Berpendapat Timnas Indonesia Tak Butuh Naturalisasi Emil Audero Mulyadi, Ini Alasannya
Pengamat: Keberhasilan Timnas Indonesia Mengalahkan Filipina di Piala AFF 2024 Bergantung pada Lini Tengah
Mauro Zijlstra, Penyerang Berdarah Bandung Ini Dikabarkan Akan Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia
Meskipun kegigihannya memboyong talenta-talenta hebat ke Santiago Bernabeu banjir pujian, ia juga tidak pernah jauh dari "buku hitam" ala fans.
Advertisement
Pria Spanyol itu kali pertama berkuasa di Santiago Bernabeu pada 2000. Dia langsung memulai revolusi melalui proyek Galactico, dengan misi merekrut pemain-pemain terbaik di dunia.
Perez memang menepati janjinya dengan memboyong nama-nama besar ke Real Madrid. Tapi, di sisi lain dia juga melakukan kesalahan-kesalahan besar.
Apa saja kesalahan fatal Florentino Perez selama menjadi presiden Real Madrid? Berikut ini empat di antaranya seperti dilansir Ronaldo.com, Minggu (21/6/2020).
1. Memecat Vicente Del Bosque
Memecat Vicente del Bosque pada 2003 menjadi satu di antara keputusan terburuk dalam sejarah sepak bola, terutama di Real Madrid.
Pelatih asal Spanyol itu membawa El Real memenangi dua titel La Liga, dua trofi Liga Champions, gelar Piala Super Spanyol, Piala Super Eropa, dan Piala Intercontinental selama hampir empat tahun di Santiago Bernabeu. Seharusnya ia layak mendapatkan kontrak baru dan tambahan gaji, kan?
Namun, Perez tidak menghargai dan memandang tinggi Del Bosque seperti yang dilakukan orang lain. Ia membeli pemain tanpa berkonsultasi dengan sang pelatih. Perez kemudian malah memecat Del Bosque.
Apa hasil akhirnya? Real Madrid akhirnya jarang meraih trofi dalam kurun 10 tahun berikutnya.
keputusan Perez mendapat tentangan dari beberapa pemain, seperti Fernando Hierro, Fernando Morientes, dan Steve McManaman. Ketiganya malah ikut dilepas oleh El Real.
Advertisement
2. Menjual Claude Makelele
Claude Makelele kerap disebut sebagai mesin di lini tengah Real Madrid. Bahkan, pemain Prancis itu dianggap sebagai pemain terpenting dalam memadukan skuad yang berisi bintang-bintang seperti Zinedine Zidane dan Luis Figo.
Real Madrid merebut tujuh tropi selama tiga tahun Makelele di Santiago Bernabeu pada 2000-2003, termasuk dua gelar La Liga dan satu trofi Liga Champions. Tapi, pemecatan Vicente del Bosque mengubah banyak hal.
Merasa khawatir dengan perannya dan menyadari banyak rekan setimnya yang bergaji jauh lebih tinggi daripada dirinya, Makelele meminta Perez untuk menaikkan nilai kontraknya. Tapi, Perez menolak.
Sang presiden klub kemudian malah menjual Makelele ke Chelsea dengan harga 20 juta euro pada 2003. Ia membantu The Blues meraih dua gelar Premier League secara beruntun. Di sisi lain, Real Madrid malah terpuruk setelah kepergiannya.
Happy Birthday to former Real Madrid player Claude Makelele! #HalaMadrid pic.twitter.com/4Qfm2vv4Iw
— RMadridHome (@RMadridHome_) February 18, 2017
3. Proyek Galacticos
Florentino Perez melontarkan janji setinggi langit menjelang pertama kali jadi presiden Real Madrid pada 2000. Ia menjanjikan proyek Galacticos, dengan cara bermanuver agresif di bursa transfer. Inti dari proyek ini adalah merekrut pemain-pemain hebat dan mahal.
Perez menepati janjinya. Dia langsung gila-gilaan di bursa transfer dengan memboyong Luis Figo dari Barcelona dengan banderol 60 juta euro. Perez juga merekrut Zinedine Zidane (72 juta euro), Ronaldo Nazario (45 juta euro), dan David Beckham (25 juta euro).
Namun, kebijakan Perez memboyong pemain berdasar reputasi dan market ternyata menjadi blunder. Memang benar, proyek Galacticos sukses dari sisi marketing. Tapi, hasil di lapangan bertolak belakang, membuat Real Madrid tanpa gelar untuk tiga musim pada 2002-2003 hingga 2006-2007.
Advertisement
4. Melepas Cristiano Ronaldo
Florentino Perez mau tak mau harus mengakui menjual Cristiano Ronaldo ke Juventus pada musim panas 2018 adalah kesalahan fatal. Dia belum menemukan pengganti Ronaldo dan gelontoran golnya yang luar biasa.
Selama di Real Madrid, Ronaldo mencetak 450 gol dalam 438 laga dan mencatatkan 44 hattrick. Ia berperan penting dalam kesuksesan klub di kancah domestik maupun Eropa.
Tapi, Florentino Perez tak menghargai Ronaldo dengan cara sama seperti yang dilakukan Barcelona terhadap Lionel Messi.
"Saya merasa di dalam klub, terutama dari presiden klub, bahwa mereka tak lagi memandang saya dengan cara yang sama seperti pada masa awal," kata Ronaldo ke France Football pada Oktober 2018.
"Selama empat atau lima tahun pertama di sana, saya memiliki perasaan menjadi Cristiano Ronaldo. Setelah itu berkurang banyak. Presiden menatap saya melalui mata yang tidak ingin mengatakan hal yang sama, seolah-olah saya tidak lagi diperlukan oleh mereka, jika Anda tahu apa yang saya maksud."
"Itulah yang membuat saya memikirkan untuk pergi. Terkadang saya membaca berita, ketika mereka bilang saya ingin pergi. Memang sedikit seperti itu, tapi yang sebenarnya saya selalu merasa presiden klub tak akan menahan saya. Jika ini semua tentang uang, saya pindah ke China, di mana saya mendapat gaji lima kali lipat dibanding di sini (Juventus) atau di Real."
"Saya datang ke Juventus bukan untuk uang. Gaji saya sama seperti di Madrid. Perbedaannya, di Juve mereka benar-benar menginginkan saya. Mereka bilang itu dengan jelas. Mereka menunjukkannya kepada saya," sambung Ronaldo.
Sumber: Ronaldo.com
Disadur dari Bola.com (Yus Mei Sawitri/Yus Mei Sawitri, published 22/6/2020)