Hendra/Ahsan Ungkap Momen Paling Berkesan Selama Main Bareng

Hendra/Ahsan menilai gelar All England 2019 sebagai yang paling berkesan selama berduet bareng.

oleh Thomas diperbarui 13 Nov 2020, 09:30 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2020, 09:30 WIB
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan
Penampilan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di All England 2020. (PBSI)

Liputan6.com, Jakarta- Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan merupakan salah satu pasangan ganda campuran terbaik yang dimiliki Indonesia. Keduanya sudah mempersembahkan banyak gelar juara di turnamen bulutangkis bergengsi dunia.

Diantara sederet gelar juara yang pernah diraih, Hendra/Ahsan sepakat bila gelar juara All England 2019 menjadi kenangan terbaik bagi mereka.

"Gelar All England 2019 merupakan kenangan terbaik Hendra/Ahsan. Ketika itu saya sempat ketarik juga. Namun dalam hati wah ini ada kesempatan untuk menang. Mau tak mau maksain. Saya paksaian syukurnya bisa," terang Hendra.

"Di All England ini kami benar-benar dari bawah. Dan gelar juara ini seperti menjadi titik balik bagi kami berdua. Kita jadi memiliki keyakinan lagi untuk mengejar gelar juara di kejuaraan-kejuaraan dunia lainnya," kata Ahsan dalam bincang media virtual bertajuk "Perjuangan Klub dalam Melahirkan Pahlawan Bulutangkis Indonesia" yang digelar PB Djarum dan PB Jaya Raya pada Kamis (12/11/2020).

Selain All England 2019, Ahsan juga menilai medali emas Asian Games 2014 sangat berarti baginya. "Waktu itu awalnya saya abis cedera, rekor pertemuan dengan lawan juga sangat jauh. Kita kalah terus. Saat itu kita ditargetkan membawa medali emas. Ada juga isu jika gagal pelatih akan diganti," lanjut Ahsan.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Menarik Ini


Pahlawan Olahraga Indonesia

PB Djarum dan PB Jaya Raya
Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, PB Djarum dan PB Jaya Raya menggelar bincang media virtual bertajuk "Perjuangan Klub dalam Melahirkan Pahlawan Bulutangkis Indonesia", pada Kamis (12/11). (Istimewa)

Banyaknya prestasi kelas dunia yang sudah diraih Hendra/Ahsan membuat keduanya layak menjadi pahlawan olahraga Indonesia.

"Hendra dan Ahsan itu contoh di depan mata. Pada saat semuanya kalah di kejuaraan dunia, mereka berdua jadi penyelamat. Kemudian di luar lapangan, publik pun menaruh hormat terhadap keduanya. Mereka adalah pahlawan bulutangkis indonesia," tutur Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin.

Ahsan bersyukur mendapat kesempatan untuk membela Merah Putih di panggung dunia. Meski diakui pebulutangkis kelahiran Palembang ini, tanggung jawab yang besar tersemat di atas pundaknya. “Pasti bangga bisa ikut berjuang untuk Indonesia. Tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan itu, meski sudah berlatih bertahun-tahun," jelasnya.

Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan adalah bukti nyata pebulutangkis binaan PB Djarum dan PB Jaya Raya yang merajai gelanggang ganda putra. Tak mudah mencetak atlet kelas dunia. Butuh perjuangan sangat berat.

Yoppy menuturkan, pahlawan bulutangkis Indonesia tidak lahir secara instan. Ada peran besar klub dalam proses pencarian hingga pembentukan bakat pemain, sehingga kelak dapat berjuang di kejuaraan internasional.

"Di PB Djarum, kami melakukan dua sistem perekrutan yaitu audisi umum dan audisi khusus. Audisi Umum formatnya kita datang ke kota-kota di Indonesia. Sementara audisi khusus, kita melihat jika ada calon atlet yang bagus, akan kita ajak untuk tes di Kudus selama dua hingga tiga hari," ujarnya.


Senada

Hal senada juga disampaikan oleh Imelda, yang berhasil meraih gelar juara All England 1979 di nomor ganda campuran bersama Christian Hadinata. PB Jaya Raya, lanjutnya, menggelar seleksi atlet sebanyak dua kali dalam satu tahun. Selain itu, klub bulutangkis yang bermarkas di kawasan Bintaro, Jakarta ini, melakukan "jemput bola" ke klub-klub di daerah untuk mencari bakat pebulutangkis belia.

"Jika tekniknya bagus kemudian fisiknya hebat, tentu klub tertarik untuk membina si atlet. Tapi saya menitikberatkan pada masalah mental si atlet pada saat perekrutan, karena ini bukan hal yang mudah dan harus menjadi perhatian khusus," paparnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya