Hiburan Mahal di Masa Pagebluk Itu Bernama Piala Menpora 2021

Selama pandemi Covid-19 semua aktivitas sepak bola dihentikan. Kompetisi di Indonesia kembali bergulir dengan mengedepankan kebiasaan baru, yang diawali dengan Piala Menpora 2021.

oleh Dewi Divianta diperbarui 05 Apr 2021, 14:00 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2021, 14:00 WIB
FOTO: Prokes Ketat di Piala Menpora, Petugas Semprotkan Cairan Disinfektan di Lapangan
Anak gawang mengelap bola sebelum pertandingan antara Persikabo 1973 melawan Arema FC pada laga Piala Menpora di Stadion Manahan, Solo, Minggu (21/3/2021). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Liputan6.com, Sleman Setahun lamanya segala kegiatan olah raga tak terkecuali sepak bola harus dihentikan, lantaran adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Namun, setelah satu tahun lamanya berhenti, kompetisi sepak bola bisa kembali digulirkan.

Ya, namanya Piala Menpora 2021. Kompetisi pra musim pertama yang diizinkan digelar selama masa pandemi Covid-19, tentunya jadi hiburan 'mahal' untuk masyarakat.

Namun, sepak bola yang biasanya jadi hiburan murah dan bisa ditonton langsung masyarakat, kini harus digelar minus kehadiran penonton di stadion. Karenanya, gelaran Piala Menpora kali ini terasa sangat 'mahal'.

Bukan apa-apa, kompetisi digelar harus dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) yang sangat ketat. Meski digelar, total yang hadir di stadion tidak boleh melebihi dari 300 orang. 

Piala Menpora 2021 bak magnet yang kuat bagi seluruh pecinta olah raga kulit bundar ini. Meski begitu, tak satupun pendukung yang nekat datang ke stadion untuk menonton pertandingan secara langsung.

Hingga babak penyisihan usai, tak terdengar ada keriuhan atau pelanggaran yang dilakukan oleh pendukung klub yang mengikuti kompetisi Piala Menpora 2021 ini.

Hiburan Baru

Ya, Piala Menpora 2021 seakan menjadi hiburan baru untuk masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Namun, pekerjaan rumah baru untuk penyelenggara adalah saat kompetisi harus digelar namun tanpa dihadiri penonton atau suporter.

Berbagai cara dilakukan oleh stakeholder terkait untuk mencegah suporter datang atau menggelar nonton bareng (nobar). Tak henti-hentinya kampanye #DukungDariRumah digerakkan, mulai dari sosial media, media elektronik, media online, bahkan hampir semua pemain melakukan kampanye tersebut.

Bak gayung bersambut, para pendukung atau suporter memilih mematuhi imbauan atau sosialisasi yang dilakukan oleh penyelenggara event ini. Para pendukung klub sepak bola itu memilih menonton aksi idola-idola mereka bertanding dari layar kaca.

Head of Media and Communication PT LIB, Hanif Marjuki menjelaskan kompetisi perdana di era pandemi ini digulirkan dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) yang sangat ketat. Meski digelar, tapi hingar bingar riuh saat pertandingan berlangsung jangan harap bisa dilihat pada selama kompetisi berlangsung.

Tak ada kuota untuk suporter dan yang hadir di stadion tidak boleh melebihi dari 300 orang, untuk mencegah suporter datang atau nobar Hanif menyebut pihaknya terus melakukan kampanye dengan heseteg #DukungDariRumah.

 

Simak Video Menarik Piala Menpora 2021

Utamakan Protokol Kesehatan

FOTO: Prokes Ketat di Piala Menpora, Petugas Semprotkan Cairan Disinfektan di Lapangan
Petugas menyemprot jaring gawang dengan cairan disinfektan sebelum pertandingan antara Persikabo 1973 melawan Arema FC pada laga Piala Menpora di Stadion Manahan, Solo, Minggu (21/3/2021). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

"Kompetisi ini (Piala Menpora 2021) digulirkan namun dengan pengetatan protokol kesehatannya. Kita tidak akan mengambil resiko terhadap pandemi Covid-19 ini. Kampanye #DukungDariRumah dan tidak mengadakan nobar terus kami gelorakan, semua yang terlibat dalam kompetisi kami ajak mengkampanyekannya," kata Hanif kepada Liputan6.com saat hadir pada laga Grup D Piala Menpora 2021 di Sleman, Senin (5/4/2021).

Hanif menyebut jumlah yang bisa masuk stadion pun tidak melebihi 300 orang, bahkan jumlah media yang hadir pun dibatasi. "Kita lihat kan, media yang hadir hanya 20 orang tulis dan 5 sampai 10 fotografer di lapangan. Sebelum pertandingan semua wajib jalani test swab antigen, sejauh ini semua berjalan lancar. Kita berdoa bersama-sama semoga kompetisi selesai sempurna tanpa ada kendala,” ucapnya.

Ia menyebut, pengetatan itu juga berlaku untuk semua pemain yang berlaga. Di mana setiap usai bertanding waktu mandi di ruang ganti, ditiadakan. “Aturannya semua pemain usai bertanding tidak diperbolehkan mandi di ruang ganti. Jadi pemain langsung ganti baju lalu naik bis dan menuju hotel, nanti di sana (hotel) mereka baru boleh mandi. Kita benar-benar menerapkan pengetatatan prokes di Piala Menpora 2021 ini,” ujar dia.

Di sisi lain, kompetisi Piala Menpora yang resmi digulirkan sejak 21 Maret 2021 lalu menjadi hiburan mahal untuk para pecinta sepak bola tanah air.

Di luar arena kompetisi yang megah tanpa penonton itu, jutaan pasang mata menikmati pertandingan dari televisi. Ya, mereka adalah para supporter fanatik dari tim-tim yang tengah bertanding di ajang Piala Menpora. Mereka menahan diri untuk tidak hadir atau bahkan sekedar untuk nonton bareng tidak mereka lakukan, hal itu semata-mata untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Kepatuhan Para Suporter

Awak Media Menjalani Test Swab Antigen Jelang Pertandingan Grup D di Sleman
Awak Media Menjalani Test Swab Antigen Jelang Pertandingan Grup D di Sleman (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Kendati, hasrat untuk tetap hadir di stadion sangat besar, namun kepatuhan mereka patut diacungi jempol. Salah satunya Wahyu, Pendukung Persija Jakarta yang tinggal di Jakarta Selatan ini kepada penulis mengatakan hasrat nekat datang ke stadion demi melihat tim kesukaannya berlaga sangat tinggi. Namun, dirinya mengaku hal itu tak akan pernah dilakukannya dia memilih menonton pertandingan dari layar televisi. 

"Walau gak bisa hadir mendukung Persija Jakarta di stadion, kami senang dengan adanya kompetisi ini (Piala Menpora). Semoga aksi ini bisa membuat pemerintah dan federasi mengabulkan harapan kami agar Liga 1 kembali digulirkan. Kita paham aturan kok, apalagi kampanyenya kan harus dukung tim dari rumah. Ya, harus di rumah aja,” ujar dia.

Menurutnya, datang ke stadion dan berkumpul dengan banyak suporter adalah beresiko di tengah pandemi Covid-19. Maka, ia memutuskan lebih bersabar menikmati kompetisi dengan kebiasaan baru melalui tayangan televisi. “Kita suporter kayaknya harus memulai kebiasaan baru juga. Karena gak memungkinkan untuk mendukung tim kesayangan seperti dulu sebelum adanya pandemi kayak gini," katanya.

Ia menambahkan di tengah pandemi Covid-19 ada kompetisi itu sudah menjadi kabar baik untuk dirinya dan semua pecinta sepak bola tanah air. Kendati tak bisa menonton langsung di stadion, baginya hal itu tak menjadi masalah. 

"Kompetisi ini adalah hiburan mahal untuk masyarakat khususnya kita para supporter di mana pada akhirnya kita bisa menikmati sepak bola lagi walaupun dalam suasana yang sangat berbeda seperti biasanya,” tutur Wahyu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya