Liputan6.com, Jayapura - Hari kedua Pekan Paralimpik Nasional atau Peparnas XVI Papua ditemukan bibit atlet badminton penyandang disabilitas kelas dunia. Kedua atlet itu berlaga di nomor tunggal putri klasifikasi SU-5 dan nomor tunggal putri klasifikasi SS-6.
Kedua atlet itu baru pertama kali mengikuti ajang Peparnas. "Pada cabor Badminton, NPCI sudah menemukan dua bibit atlet dengan tingkat dunia," kata Wakil Sekretaris Jenderal National Paralympic Committe Indonesia atau NPCI Rima Ferdianto di Jayapura, Minggu (7/11/2021).
Menurut Rima, laporan yang berkaitan dengan dua bibit atlet di atas didapatkan melalui laporan dari pelaksana teknis dari cabor bulu tangkis. Dari pengamatan di lapangan diketahui keduanya memiliki keunggulan layaknya atlet kelas dunia, dari mulai gaya main hingga pukulan..
Advertisement
Keduanya mendominasi nomor pertandingan yang dimainkannya dalam Peparnas Papua. Diprediksi, keduanya mendapatkan medali emas.
"Kita sudah punya pengalaman sangat banyak. Jadi bisa mengkomparasi, ini Kelihatannya bukan hanya nasional lagi, tapi pemain dunia," ucap Rima
Nantinya, kedua atlet badminton ini akan direkomendasikan masuk pemusatan pelatihan nasional atau pelatnas. Sehingga kemampuan keduanya dapat diasah menjadi lebih tajam lagi saat turun dalam ajang tingkat internasional yang akan berlangsung dalam waktu dekat ini.
Â
Pembinaan atlet
Rima melanjutkan, tumbuhnya regenerasi atlet penyandang disabilitas pada Peparnas berkat peran pemerintah yang mendukung sepenuhnya pembinaan atlet. Sehingga prestasi atlet penyandang disabilitas di dalam negeri dapat terpacu menjadi lebih baik dari waktu ke waktu di masa mendatang.
Dukungan pemerintah yang optimal membuat NPCI kini lebih detail mengirimkan atlet yang tepat dalam satu nomor pertandingan pada ajang internasional. Setiap atlet yang terjun diperhitungkan dengan kekuatan lawan yang dihadapi menggunakan teknologi laboratorium yang diberikan oleh pemerintah beberapa waktu lalu.
Dengan begitu, setiap atlet yang terjun dalam satu nomor pertandingan dapat dipastikan memiliki peluang menang dalam ajang pertandingan yang diikutinya. Jadi, peningkatan prestasi Indonesia dalam olahraga paralimpik dapat terus meningkat secara signifikan.
"Kita tidak pernah lagi mengirimkan atlet yang hanya sekedar menjadi penggembira. Tapi semua atlet yang kita kirimkan kita jamin kualitasnya," pungkasnya.
Advertisement