Liputan6.com, Jakarta - Kasus COVID-19 hari ini di Indonesia terus menunjukkan peningkatan. Terjadi penambahan positif baru sebanyak 6.276, Selasa (9/8/2022). Angka ini membuat total kasus positif di Indonesia menjadi 6.255.679 terhitung sejak Maret 2020.
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 4.850 sehingga akumulasinya menjadi 6.047.507. Sementara kasus meninggal sebanyak 18 sehingga akumulasinya menjadi 157.131.
Kasus aktif turut menunjukkan penambahan sebanyak 1.408, sehingga akumulasinya menjadi 51.041. Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 128.503 dan suspek sebanyak 7.071.
Advertisement
Laporan dalam bentuk tabel turut menunjukkan penambahan kasus baru terbanyak di lima provinsi yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Bali.
-DKI Jakarta hari ini melaporkan 2.298 kasus positif baru dan 2.200 orang telah sembuh, menjadikannya provinsi dengan sumbangan kasus baru terbanyak di Indonesia.
-Jawa Barat menyusul dengan 1.566 kasus positif baru dan 862 pasien telah sembuh.
-Banten melaporkan 790 kasus baru dan 384 pasien dinyatakan sembuh.
-Jawa Timur di peringkat keempat dengan 565 kasus baru dan 439 orang sembuh.
-Bali 197 kasus baru dan 248 sembuh dari COVID-19.
Provinsi lain menunjukkan penambahan kasus di angka satuan dan puluhan. Namun, masih ada beberapa provinsi tanpa penambahan kasus baru sama sekali. Provinsi-provinsi itu adalah Aceh, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Maluku Utara.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Booster Kedua
Mengingat kasus masih saja naik dengan angka signifikan, pemerintah menyelenggarakan vaksinasi booster kedua untuk tenaga kesehatan.
Sedangkan, vaksinasi booster kedua atau dosis 4 bagi masyarakat umum masih menunggu 'lampu hijau' dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia.
Saat ini, pemberian booster kedua sedang dilakukan terhadap 1,9 juta tenaga kesehatan (nakes).
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito menekankan, pelaksanaan vaksinasi booster di Indonesia memprioritaskan kelompok rentan, seperti nakes, lansia, dan orang yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan. Bagi kelompok masyarakat umum lain diharapkan menunggu informasi lanjutan dari Kemenkes.
"Sebelumnya saya perlu jelaskan, vaksinasi dosis booster atau dosis penguat setelah dosis 1 dan 2, pada prinsipnya pemberian booster kedua akan dberikan prioritas terlebih dahulu yakni, nakes, lansia dan penderita komorbid," terang Wiku di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, ditulis Selasa (9/8/2022).
"Mohon menunggu informasi selanjutnya dari Kemenkes terkait waktu pergiliran pemberian vaksin booster kedua ini untuk masyarakat umum."Â
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DIÂ GOOGLE NEWS
Advertisement
Masyarakat Umum Menunggu
Di sisi lain, Pemerintah sudah melakukan sero survei antibodi tahap ketiga pada Juni - Juli 2022. Sero survei ini ditargetkan akan keluar hasilnya dalam waktu dekat.
"Pemerintah kembali melakukan sero survei di bulan Juni - Juli sebagai dasar tingkat pengukuran kekebalan masyarakat yang diharapkan akan keluar hasilnya sebelum tanggal 17 Agustus 2022," lanjut Wiku.
Berkaitan dengan vaksinasi booster kedua untuk masyarakat umum, Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki Hadinegoro menjawab, pihaknya belum memberikan rekomendasi secara resmi.
Selama ini memang ada pembicaraan bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia untuk dosis 4 kepada kelompok masyarakat umum, namun ITAGI belum memberikan sebuah rekomendasi resmi.
"Sebetulnya, secara resmi belum ditanyakan kepada kami ya. Kalau ngobrol-ngobrol iya ya," ucap Sri Rezeki dalam keterangan yang diterima Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, ditulis Minggu (31/7/2022).
"Tapi kami pernah memberikan satu kajian, jadi menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), untuk vaksinasi booster kedua itu diperuntukkan buat orang yang risiko tinggi seperti lansia di atas 65 tahun, yang punya komorbid dan juga immunocompromised atau imunologinya yang kurang," katanya.