Ternyata Bukan Gilang Widya Pramana, Komposisi Saham Mayoritas Arema FC Dimiliki Iwan Budianto

Dari komposisi tersebut bisa disimpulkan jika Iwan Budianto memiliki kekuatan besar di dalam manajemen Arema FC.

oleh AY Yustiawan diperbarui 27 Okt 2022, 19:30 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2022, 19:30 WIB
Arema FC - Ilustrasi Logo
Arema FC - Ilustrasi Logo (Bola.com/Adreanus Titus)

Liputan6.com, Jakarta Sosok Gilang Widya Pramana seperti sudah identik dengan nama Arema FC. Pria yang menjabat sebagai presiden klub berjuluk "Singo Edan" ini, dikenal sebagai “penguasa” di tim asal Malang tersebut.

Namun jika dilihat dari komposisi kepemilikan saham, ternyata "penguasa" sesungguhnya bukan Gilang Widya atau akrab disapa Juragan 99, tapi sosok Iwan Budianto.

Dalam akta perusahaan PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia per 10 Mei 2022 yang tercatat di Ditjen AHU Kemenkumham disebutkan Iwan Budianto menjabat sebagai direktur utama dengan kepemilikan saham mayoritas sebesar 3.750 lembar saham atau senilai Rp 3.750.000.000.

Selain lwan, saham PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia juga dimiliki oleh PT Rans Entertainment Indonesia. Perusahaan milik Raffi Anmad itu menguasai 500 lembar saham senilai Rp 500.000.000.

Pemilik saham selanjutnya PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia adalah PT Juragan Sembilan Sembilan Corp. Perusahaan milik Gilang Widya Pramana yang di arema berposisi sebagai presiden klub menguasai 750 lembar saham atau senilai Rp750.000.000.

Dari komposisi tersebut bisa disimpulkan jika Iwan Budianto memiliki kekuatan besar di dalam manajemen Arema FC. Pasalnya, seandainya saham milik Raffi Ahmad dan Gilang Widya digabungkan, ternyata masih belum bisa menyaingi prosentase kepemilikan saham Iwan Budianto.

Ringankan Beban Keluarga

Tragedi Kanjuruhan
Syal Arema FC dan Persebaya Surabaya diletakkan di atas tumpukan bunga duka cita di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jumat (7/7/2022). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Sementara itu, manajemen Arema FC hingga kini terus memberikan perhatian terhadap hal-hal yang ditimbulkan dari tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.

Upaya manajemen di antaranya meringankan beban keluarga korban meninggal, penanganan korban luka hingga memberikan akses konseling psikolog terhadap siapapun yang terdampak insiden tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung.

Crisis Center

Mess Arema FC setelah Tragedi Kanjuruhan
Gambar logo Arema FC di dinding mes Arema FC yang terletak di Lowokwaru, Kota Malang, Minggu (09/10/2022). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Demi memberikan respon cepat terhadap korban yang membutuhkan, Arema FC tetap membuka crisis center yang bertempat di Kandang Singa, Kantor Arema FC Jalan Mayjend Pandjaitan no 42 Kota Malang. Hal ini dilakukan untuk menjangkau Aremania korban tragedy Kanjuruhan yang membutuhkan akses bantuan.

“Kami tidak tinggal diam, setelah menyelesaikan bantuan bagi seluruh korban baik yang meninggal, luka berat dan luka ringan, bahkan juga memberikan beasiswa bagi korban yatim piatu. Crisis center masih kami buka di Kandang Singa untuk Aremania yang menbutuhkan bantuan,” ungkap Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya