Bola Ganjil: Turnamen Tak Dianggap FIFA, Piala AFF Salah Satunya

Indonesia masih penasaran dengan Piala AFF. Meski berstatus negara terbesar di Asia Tenggara, baik secara geografis dan populasi, Merah Putih belum pernah memenangkan kompetisi sepak bola regional tersebut.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 09 Jan 2023, 00:30 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2023, 00:30 WIB
Foto: Melihat Aksi Kapten Asnawi Mangkualam saat Timnas Indonesia Indonesia Singkirkan Singapura di Leg Kedua Semifinal Piala AFF 2020
Timnas Indonesia belum pernah juara di Piala AFF. (AP/Suhaimi Abdullah)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia masih penasaran dengan Piala AFF. Meski berstatus negara terbesar di Asia Tenggara, baik secara geografis dan populasi, Merah Putih belum pernah memenangkan kompetisi sepak bola regional tersebut.

Skuad Garuda harus rela melihat negara tetangga bergantian menempati podium tertinggi. Thailand sudah melakukannya dalam enam kesempatan, terbanyak di antara yang lain.

Singapura, yang populasinya hanya sekitar 5,5 juta, bisa berjaya empat kali. Menyusul kemudian Vietnam (2) dan Malaysia).

Indonesia, dengan jumlah penduduk 250 juta, lebih sering merasakan sakit hati. Skuad Garuda sudah enam kali mencapai final, tapi seluruhnya berakhir kekecewaan.

Padahal berbagai upaya sudah ditempuh demi menuntaskan dahaga, termasuk dengan solusi jangka pendek berupa naturalisasi pemain.

Pendekatan tersebut juga diterapkan menyambut edisi 2022. Namun, Sandy Walsh urung jadi bagian anak asuh Shin Tae-yong karena klub tidak mengizinkan.

Elkan Baggott lain lagi. Bek keturunan Inggris itu memilih membantu Gillingham mengarungi periode sibuk Desember-Januari, terlebih karena klub sedang kesulitan di papan bawah klasemen. Baggott bisa melakukannya karena Piala AFF tidak masuk agenda FIFA sehingga klub tidak diwajibkan melepas pemain.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Turnamen Lain

ilustrasi BOLA GANJIL
BOLA GANJIL (Liputan6.com/Abdillah)

Piala AFF bukanlah satu-satunya turnamen internasional yang berstatus demikian. Sejumlah ajang-ajang lain juga memiliki posisi sama.

Mayoritas kompetisi itu berada di Asia. Dengan wilayah begitu luas, kawasan-kawasan di benua tersebut menggelar pertarungan regional demi menentukan siapa yang terbaik.

Di Asia Timur ada EAFF E-1 Football Championship, yang cikalnya berasal dari Piala Dinasti. Di Asia Selatan hadir SAFF Championship, dengan Asia Barat memiliki WAFF Championship. Ada pula Piala Teluk Arab di kawasan semenanjung. 

Dari kawasan lain, hadir Piala COSAFA, turnamen untuk negara-negara di selatan Afrika. Sedangkan berlangsung WAFU Nations Cup untuk Afrika Barat. Sementara di Eropa berlangsung Piala Baltik, ajang yang hanya diikuti Estonia, Latvia, dan Lithuania.

Banyak kompetisi regional lain yang sempat berlangsung, tapi kini dihentikan. Pertimbangannya beragam.

Yang jelas status mereka sama yakni tidak dianggap. Otoritas sepak bola hanya mengakui kompetisi kontinental, mulai Piala Asia, Piala Eropa, Copa America, atau Piala Emas.

 


Anomali Indonesia

ilustrasi bola ganjil
bola ganjil (Liputan6.com/Abdillah)

Di sinilah posisi Indonesia kembali jadi anomali. Pada ajang-ajang tersebut, negara-negara besar dengan tradisi sepak bola kuat sudah menjuarai turnamen sesuai kawasan masing-masing.

Cuma Indonesia yang belum memenangkan kompetisi internasional. Prestasi pun menjadi mimpi yang akan terus diperjuangkan setiap dua tahun sekali sampai akhirnya jadi kenyataan.

Infografis Jatuh Bangun Skuad Garuda di Piala AFF
Infografis Jatuh Bangun Skuad Garuda di Piala AFF (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya