Maria Kristin Beber Alasan Tunggal Putri Indonesia Sempat Nihil Prestasi Belasan Tahun di Olimpiade

Mantan atlet tunggal putri legendaris jebolan PB Djarum, Maria Kristin Yulianti, baru-baru ini mengungkap pandangannya terkait alasan sektor tunggal putri Indonesia sempat nihil prestasi belasan tahun di Olimpiade.

oleh Theresia Melinda Indrasari diperbarui 12 Sep 2024, 22:00 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2024, 22:00 WIB
Foto: Momen Swafoto Gregoria Mariska Tunjung di Podium Juara Bareng An Se-young dan He Bing Jiao, Sumbang Medali Pertama untuk Indonesia
Pebulu tangkis Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung berpose di atas podium dengan medali perunggu nomor tunggal putri cabor bulu tangkis Olimpiade Paris 2024 saat upacara penyerahan medali di Porte de La Chapelle Arena, Paris, Senin (5/8/2024). (Dok. NOC Indonesia/Antara/Wahyu Putro A)

Liputan6.com, Jakarta - Atlet Indonesia Gregoria Mariska Tunjung belum lama ini berhasil mengakhiri dahaga medali dari nomor tunggal putri cabang olahraga badminton di Olimpiade Paris 2024.

Dia menjadi pemain women singles pertama Tanah Air yang mampu meyabet medali dalam 16 tahun setelah merebut perunggu dalam ajang olahraga multievent terakbar dunia.

Adapun Indonesia sebelumnya terakhir kali mengirimkan wakil ke podium tunggal putri Olimpiade pada edisi Beijing 2008. Kala itu, Maria Kristin menang dalam laga perebutan tempat ketiga kontra pebulu tangkis China, Lu Lan, dengan rubber game 11-21, 21-13, dan 21-15.

Setelahnya, tunggal putri Tanah Air absen lama mempersembahkan di medali Olimpiade. Gap yang tercipta antara Olimpiade Beijing 2008 dan Paris 2024 bahkan lebih lama ketimbang saat Maria Kristin mengembalikan tunggal putri Indonesia ke podium, sejak Mia Audina dan Susi Susanti merebut perak serta dan di Atlanta 1996.

Atlet jebolan PB Djarum itu lantas mengungkap pandangannya terkait situasi ini. Maria Kristin menyiratkan 'bolongnya regenerasi di beberapa kelompok usia menyebabkan para pemain yang masih terlampau muda terpaksa dibebani target prestasi, meski secara umur mereka masih butuh pengalaman lebih.

"Dulu waktu zaman saya sama Ci Susi (Susanti), sempat bolong beberapa tahun juga (prestasi di Olimpiade). Jadi penerusnya terlihat agak berat mengejarnya. (Padahal) sebenarnya (mereka) mungkin memang masih di usia yang butuh pengalaman banyak dan sebagainya," papar Maria.

"Cuma, kita dikasih tanggung jawab lebih karna di atas kita tidak ada (yang meneruskan). Itu berpengaruh juga. Jadi kelihatan gap prestasinya jauh tertinggal," sambungnya.

Butuh Pelapis di Berbagai Kelompok Umur

Foto: Terima Kasih! Berikut Potret Perjuangan Tim Bulu Tangkis Putri Indonesia di Final Uber Cup 2024
Tim bulu tangkis putri Indonesia berfoto di atas podium saat mendapatkan medali perak Piala Uber 2024 di Hi-Tech Zone Sports Centre Gymnasium, Chengdu, China, Minggu (5/5/2024). Apriyani dan kolega takluk dengan skor 0-3 dari tuan rumah China. (AFP/Wang Zhao)

Guna mengantisipasi kejadian serupa terulang, Maria Kristin menilai ada hal yang perlu dilakukan stakeholder bulu tangkis terhadap sektor tunggal putri.

Mereka perlu bisa menemukan beberapa pelapis untuk tiap kelompok umur agar regenerasi tetap terjaga. Upaya ini sebenarnya juga telah dilakukan oleh PB Djarum.

Klub tempat Maria Kristin memulai karier itu konsisten mengadakan audisi umum untuk mengumpulkan talenta berbakat dari penjuru negeri yang nantinya akan diberi beasiswa dan didukung menjadi calon juara.

"(Solusinya) sama dengan apa yang dilakukan Djarum sekarang sih, jadi mungkin di setiap kelompok umurnya sudah apa pelapisnya," kata Maria Kristin lagi saat ditanyai Liputan6.com.

Optimistis pada Regenerasi

Debby Susanto dan Maria Kristin
Mantan pebulu tangkis Indonesia Debby Susanto dan Maria Kristin saat diwawancarai awak media di sela-sela kegiatan Audisi Umum PB Djarum 2024 di GOR Djarum, Jati, Kudus pada Kamis (12/9/2024). (Liputan6.com/Melinda Indrasari)

Terlepas dari hal itu, Maria Kristin optimistis regenerasi tunggal putri Indonesia ke depannya bakal lebih baik. Hal itu mengingat Gregoria Mariska Tunjung kini mulai menunjukkan kiprahnya sebagai pentolan, sementara junior-junior di bawahnya juga terus berkembang.

"Sekarang ya sudah jauh lebih baik, sudah jauh lebih bagus. Dengan kemarin Grego dapat perunggu, harusnya bisa jadi motivasi untuk adik-adiknya," ucap Maria Kristin saat diwawancarai di GOR Djarum Jati, Kudus, Jawa Tengah pada Kamis (12/9/2024) siang WIB.

"Di bawah bawah dia (Gregoria) sebenarnya sudah luamayan juga. Cuma ya itu, (perlu) konsisten aja dan terus belaja apa kekurangan dan kelebihannya," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya