5 Pengkhianat Terbesar di El Clasico

El Clasico, pertandingan yang selalu dinanti antara dua raksasa sepak bola Spanyol, Real Madrid dan Barcelona.

oleh Thomas diperbarui 25 Okt 2024, 00:01 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2024, 00:01 WIB
El Clasico
Panasnya duel El Clasico antara Real Madrid dengan Barcelona (AFP/Josep Lago)

Liputan6.com, Jakarta- El Clasico, pertandingan yang selalu memikat perhatian dunia sepak bola, kembali digelar pada Minggu (27/10/2024) dengan segala kemegahan dan ketegangan yang menyertainya. El Clasico jilid 1 di LaLiga 2024/2025 ini akan berlangsung di Stadion Santiago Bernabeu markas Real Madrid.

Pertemuan antara Real Madrid dan Barcelona ini bukan sekadar pertandingan sepak bola biasa, melainkan simbol dari persaingan panjang dan sejarah yang kaya.

Dua klub ini, Real Madrid dan Barcelona, memiliki sejarah panjang yang penuh dengan persaingan sengit. El Clasico pertama kali dimainkan pada tahun 1902, dan sejak saat itu, pertandingan ini telah berkembang menjadi salah satu acara olahraga paling dinantikan di dunia. Rivalitas ini tidak hanya terbatas pada lapangan hijau, tetapi juga melibatkan aspek budaya, politik, dan sosial antara dua kota besar di Spanyol.

Rivalitas panas antara Real Madrid dan Barcelona tak menghalangi beberapa pemain untuk memperkuat kedua klub tersebut. Cukup banyak pemain top yang main di dua tim berbeda pada El Clasico.

Berikut 5 pemain legenda yang pernah main untuk dua tim berbeda di El Clasico dinukil dari situs resmi LaLiga:

 

Luis Figo

Luis Figo, Legenda Real Madrid Berlabel Penghianat Barcelona
Legenda Real Madrid, Luis Figo, memiliki label tersendiri bagi fans Barcelona. Kepindahannya dari Barcelona ke Real Madrid adalah salah satu drama terbesar di dunia sepak bola, bahkan Figo dilabeli sebagai penghianat abadi oleh fans Barcelona kala itu. (kolase foto AFP)

Pada tanggal 24 Juli 2000, Luis Figo mencatatkan sejarah sebagai pemain termahal di dunia ketika ia memutuskan untuk bergabung dengan Real Madrid, meninggalkan FC Barcelona.

Kepindahannya ini memicu kemarahan besar dari para penggemar setia Barca, karena Figo memilih hengkang di puncak kariernya. Tak lama setelah bergabung dengan musuh bebuyutan Barca, Figo berhasil meraih penghargaan Ballon d'Or.

Bintang sepak bola asal Portugal ini menunjukkan performa yang luar biasa dengan kedua tim, mencatatkan lebih dari 150 penampilan dan meraih dua gelar liga untuk masing-masing klub. Figo akhirnya meninggalkan Real Madrid pada tahun 2003, setelah menorehkan namanya sebagai salah satu pemain asing terbaik yang pernah merumput di LaLiga.

Ronaldo Nazario

FOTO: 5 Pemain Amerika Selatan Pencetak Gol Terbanyak di Real Madrid - Ronaldo Luiz Nazario de Lima
Ronaldo Luiz Nazario de Lima. Striker asal Brasil ini didatangkan Real Madrid dari Inter Milan pada awal musim 2002/2003. Selama total 5 musim hingga 2006/2007 telah bermain sebanyak 177 penampilan dengan mencetak 104 gol. (AFP/Philippe Desmazes)

Ronaldo Nazário, yang dikenal sebagai Il Fenomeno, tetap menjadi sosok yang dicintai oleh penggemar dari berbagai kalangan. Pada musim 1996/97, ia bergabung dengan FC Barcelona dari PSV dan meskipun hanya bertahan selama satu musim, Ronaldo menampilkan performa yang menakjubkan dengan mencetak 47 gol dalam 49 pertandingan.

Kontribusinya membawa FC Barcelona meraih trofi Piala Winners UEFA, Copa del Rey, dan Piala Super Spanyol. Namun, karena permasalahan kontrak, Inter Milan memanfaatkan klausul pelepasannya yang membuat para penggemar di Catalonia merasa kehilangan ketika ia pergi.

Lima tahun kemudian, Ronaldo bergabung dengan Real Madrid dan disambut hangat oleh bintang-bintang seperti Zinedine Zidane, David Beckham, dan Roberto Carlos. Meski harus menghadapi berbagai cedera, Ronaldo tetap meraih kesuksesan besar di Real Madrid, memenangkan Ballon d'Or, gelar LaLiga, Piala Interkontinental, Piala Super Spanyol, dan mencetak 83 gol dari 127 penampilannya.

Michael Laudrup

Barcelona Michael Laudrup
Michael Laudrup saat berkostum Barcelona (fcbarcelona)

Dianggap sebagai salah satu pemain terhebat di generasinya, Michael Laudrup adalah sosok penting dalam Tim Impian Johan Cruyff di FC Barcelona, bersama dengan Ronald Koeman.

Di bawah bimbingan Cruyff, Laudrup berhasil meraih sembilan trofi untuk klub, termasuk empat gelar liga berturut-turut antara tahun 1991 dan 1994, serta Piala Eropa pada tahun 1992.

Dalam sebuah langkah yang mengejutkan, setelah Piala Dunia 1994, Laudrup memutuskan untuk bergabung dengan Real Madrid. Keputusan ini segera terbukti tepat, ketika klub tersebut memenangkan gelar LALIGA EA SPORTS 1995.

Dengan demikian, Laudrup menjadi satu-satunya pemain yang berhasil memenangkan Liga Spanyol lima kali berturut-turut dengan dua klub berbeda.

Setelah itu, ia melanjutkan karirnya di Vissel Kobe, meninggalkan jejak sebagai salah satu pemain paling berbakat yang pernah bermain untuk kedua klub besar tersebut.

Luis Enrique

Foto: 5 Pemain Top Spanyol yang Tak Dipanggil Luis Enrique ke Timnas untuk Kualifikasi Piala Dunia 2022
Luis Enrique. (AFP/Cristina Quicler)

Luis Enrique adalah salah satu dari empat pemain dalam daftar ini yang telah melewati masa tersebut. Ia memulai kariernya di Real Madrid setelah pindah dari Real Sporting de Gijón pada tahun 1991. Selama lima tahun di ibu kota, Enrique mencetak gol dalam kemenangan gemilang 5-0 melawan FC Barcelona pada Januari 1995.

Namun, merasa kurang dihargai, ia memutuskan untuk meninggalkan klub raksasa Catalan itu pada tahun 1996 ketika kontraknya hampir habis. Meskipun awalnya disambut dengan hati-hati, Enrique berhasil menjadi legenda di klub barunya.

Selama delapan tahun, ia tidak hanya menjadi kapten tetapi juga mencetak 73 gol dalam 207 pertandingan. Enrique akhirnya pensiun pada tahun 2004 di usia 34 tahun dan kemudian membawa FC Barcelona meraih kejayaan di LaLiga dan Liga Champions sebagai pelatih.

Bernd Schuster

Foto: 7 Pemain Jerman yang Pernah Didatangkan Real Madrid dalam 4 Dekade Terakhir, Ada pula yang Akhirnya Juga Sukses sebagai Pelatih
Bernd Schuster. (AFP/Pierre-Philippe Marcou)

Bernd Schuster adalah sosok penting bagi FC Barcelona, dengan rekam jejak mengesankan berupa 170 penampilan selama delapan tahun pengabdiannya di klub tersebut. Pemain berbakat asal Jerman ini dengan cepat merebut hati para penggemar, berkat prestasinya yang gemilang, termasuk meraih penghargaan European Silver Ball pada tahun 1980 dan Bronze Ball pada tahun 1981 serta 1985.

Kepindahannya ke Real Madrid pada tahun 1988 memicu kontroversi besar, terutama karena terjadi di saat Real Madrid mulai kembali mendominasi LALIGA EA SPORTS. Selama dua tahun bersama Los Blancos, Schuster berhasil mencetak 13 gol dalam 61 pertandingan.

Terakhir kali, Schuster melatih Real Madrid pada tahun 2007, di mana ia sukses membawa tim tersebut meraih gelar juara LALIGA EA SPORTS musim 2007/08.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya