Liputan6.com, Jakarta - Media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan modern, termasuk dunia olahraga profesional. Namun, kisah Darwin Nunez mengungkap sisi gelap dari platform ini yang dapat berdampak buruk pada mentalitas para atlet.
Sebagai pemain klub sebesar Liverpool, Nunez menerima banyak kritik pedas dari penggemar di media sosial atas performa dan penampilannya.
Baca Juga
Rentetan komentar negatif tersebut membuat striker asal Uruguay itu merasa tertekan dan memutuskan untuk menghindari media sosial sepenuhnya.
Advertisement
"Saya tidak memiliki akun media sosial lagi karena saya tidak ingin melihat hal-hal negatif," ungkap Darwin Nunez.
"Saya lebih memilih untuk fokus pada diri saya sendiri, berlatih dengan keras, dan berusaha untuk menjadi lebih baik setiap harinya."
Dampak Buruk Media Sosial pada Kesehatan Mental Atlet
Kasus Nunez menunjukkan bahwa media sosial dapat menjadi sumber tekanan mental yang signifikan bagi para atlet profesional. Meskipun platform ini seharusnya menjadi sarana untuk membangun koneksi dengan penggemar, namun komentar negatif yang berlebihan dapat menjadi racun bagi kesehatan mental mereka.
"Saya harus mengakui bahwa kritik-kritik itu memang memengaruhi saya. Sebagai manusia, tentu saja hal itu membuat saya merasa buruk," aku Nunez. "Namun, saya mencoba untuk tidak terlalu memikirkannya dan tetap fokus pada pekerjaan saya di lapangan."
Pengalaman Nunez menunjukkan bahwa cyberbullying dan kritik berlebihan di media sosial dapat menjadi ancaman serius bagi kesejahteraan mental para atlet. Tekanan ini dapat mengganggu konsentrasi mereka dalam berlatih dan bertanding, serta menghambat perkembangan karier mereka.
Advertisement
Pentingnya Penggunaan Media Sosial yang Bijak
Meskipun demikian, media sosial tetap menjadi platform yang penting bagi para atlet untuk membangun koneksi dengan penggemar dan mempromosikan diri mereka. Namun, penggunaannya harus dilakukan dengan bijak dan disertai dengan strategi yang tepat untuk mengelola tekanan yang mungkin muncul.
"Saya menghargai dukungan dari para penggemar, tetapi mereka juga harus menyadari bahwa komentar negatif yang berlebihan dapat berdampak buruk pada mental seorang atlet," tegas Nunez. "Kami adalah manusia biasa yang juga memiliki perasaan dan emosi."
Dari sisi atlet, mereka perlu membangun ketahanan mental yang kuat dan memiliki orang terdekat yang dapat membantu mengelola tekanan dari media sosial. Selain itu, mereka juga perlu bijak dalam menggunakan platform tersebut, seperti membatasi waktu penggunaan, memblokir komentar negatif, atau bahkan menghindarinya sama sekali jika diperlukan.
Pengalaman Nunez menjadi pelajaran berharga bagi dunia olahraga tentang pentingnya menjaga kesehatan mental para atlet di era digital saat ini. Media sosial dapat menjadi pedang bermata dua yang harus digunakan dengan bijak oleh semua pihak, baik atlet maupun penggemar, agar tidak menjadi sumber tekanan yang dapat menghambat perkembangan karier dan kesejahteraan mental mereka.
