Lari Lintas Alam Makin Digemari, Ini yang Perlu Dipersiapkan

Liputan6.com, Jakarta - Lintas alam menjadi alternatif menyegarkan bagi pecinta lari yang jenuh dengan aktivitas di jalan kota atau pusat olahraga. Dengan lari lintas alam, pelari tidak hanya berolahraga, tapi juga bisa menikmati pemandangan seperti hutan, bukit, dan gunung, serta suara binatang liar.

Lari lintas alam juga memberi tantangan berbeda bagi pelari karena kondisi medan yang tidak bisa diprediksi. Selain itu, ada juga elevasi yang tidak didapatkan jika berlari di jalan biasa. Untuk itu, berbagai persiapan perlu dilakukan.

Perwakilan dari New Balance Run Club (NBRC) Stevie Go menyebut seseorang tidak harus terlebih dahulu menguasai lari di jalan aspal sebelum mencoba trail run. Namun, pelari perlu melakukan persiapan fisik khusus untuk menguatkan dan menstabilkan bagian inti tubuh (core), betis, dan pergelangan kaki. Latihan yang direkomendasikan meliputi squat, lunge, calf raises, dan vertical jump.

Stevie juga menyarankan latihan naik-turun tangga untuk memperkuat kemampuan menanjak (uphill). Selain itu, penting untuk mendapatkan istirahat yang cukup dan melakukan pemanasan sebelum memulai trail run. Ia menekankan agar pelari tidak hanya fokus pada jarak dan kecepatan, tetapi juga memastikan dapat menyelesaikan lomba dengan perasaan senang dan tubuh tetap bugar.

Atlet trail run Meilia Junita menambahkan bahwa tidak ada batasan usia untuk melakukan trail run, selama kondisi fisik seseorang kuat dan sehat. Ia mengingatkan pentingnya memahami kondisi tubuh sendiri maupun anak-anak yang ikut serta. Karena medan trail run yang memiliki elevasi, usaha yang dibutuhkan lebih besar dibandingkan lari di jalan datar, sehingga pelari harus siap untuk berhenti sejenak menikmati alam jika merasa lelah, terutama bagi yang baru mencoba olahraga ini. Fokus utama adalah sampai di tujuan dengan selamat, bukan mengejar waktu.

Pemilihan sepatu yang tepat menjadi faktor krusial dalam trail run. Stevie dan Meilia sepakat bahwa sepatu khusus trail run sangat penting karena memiliki grip kuat untuk mencegah tergelincir di medan berbatu atau berlumpur.

Mereka merekomendasikan New Balance Hierro V9, sepatu trail run terbaru dari New Balance. Meilia menyatakan bahwa sepatu ini memberikan kenyamanan dan stabilitas saat menanjak melewati medan tidak rata, dengan midsole cushion yang lebih keras dan tebal namun tetap nyaman berkat busa Fresh Foam X. Sepatu ini cocok untuk berbagai medan trail di Indonesia dan ideal untuk lari jarak jauh (longrun trail).

Stevie menambahkan bahwa Hierro V9 memiliki outsole Vibram MegaGrip dengan traction lugs yang lebih dalam dan midsole yang lebih baik, sehingga cengkeramannya meningkat dibanding seri sebelumnya. Ia merasa lebih nyaman dan aman saat mencoba trek berbatu di Cisadon menggunakan sepatu ini, berbeda dengan pengalaman sebelumnya yang menyebabkan rasa sakit setelah berlari.

Liputan6.com mendapat kesempatan untuk menguji langsung ketangguhan Hierro V9 pada acara bertajuk Hierro Trail Escape di jalur ikonik Cisadon, Sentul, Kamis (17/4/2024). 

Lebih dari 100 peserta mengikuti kegiatan ini. Trek menantang Cisadon menjadi arena ideal untuk menguji kekuatan dan kenyamanan sepatu secara langsung. Didesain untuk berkompetisi, Hierro V9 memberikan stabilitas ekstra tanpa mengorbankan kelincahan, cocok untuk pelari jalanan maupun trail.

New Balance Hierro V9 merupakan peningkatan signifikan dari versi sebelumnya, dengan desain yang lebih tangguh, stabil, dan siap menghadapi medan berat. Menggunakan material premium yang lebih tebal, sepatu ini dirancang untuk melengkapi kebutuhan atlet profesional dan telah lolos uji kualitas.

Tidak sekadar memperkenalkan produk, New Balance juga menghadirkan pengalaman berlari yang imersif melalui Hierro Trail Escape. Kegiatan ini menawarkan rute menantang yang memacu adrenalin sekaligus menyalakan kembali semangat eksplorasi.

Peserta tidak hanya mengadu ketahanan dan teknik berlari di jalur trail, tetapi juga disambut oleh rangkaian hiburan menarik. Di sepanjang rute dan area acara, beberapa panggung musik yang menampilkan band menambah energi suasana. Terdapat pula pit stop sebagai 'stasiun bahan bakar' untuk para peserta dengan menyajikan asupan ringan seperti jagung bakar, sosis bakar, dan mie kuah.

Suasana mendukung ini memberi sinergi antar peserta. Mereka saling menyemangati, membangun kekompakan, dan melalui chemistry yang akhirnya menciptakan hubungan baru serta memperluas lingkaran persahabatan.

Menjelang akhir, kegiatan menjadi lebih santai namun tetap penuh semangat kompetitif dengan berbagai permainan kelompok. Acara ditutup dengan makan siang bersama, serta sesi foto bareng untuk mengenang kegiatan ini.