Klub Kampung Berkompetisi Menuju Senayan

BASRI memprediksi setiap kecamatan akan diikuti oleh 12 tim. Maka itu, diprediksi ada 21.600 tim dengan 648 ribu pemain yang ikut.

oleh Defri Saefullah diperbarui 13 Nov 2013, 20:40 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2013, 20:40 WIB
pers-basri-131113c.jpg
Badan Sepak Bola Rakyat Indonesia (BASRI) berencana untuk menggelar Liga Desa Indonesia (LIDI) mulai Januari sampai Agustus 2014. Rencana ini akan dipaparkan pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BASRI yang dihelat 15-16 November nanti di Hotel Twin Plaza.

Bertajuk "Dari Desa Menuju Senayan", BASRI bermaksud untuk merekrut pemain-pemain usia dini di turnamen LIDI ini. Meski LIDI diikuti oleh pemain berusia 17- 30 tahun.

"LIDI tidak diikuti klub profesional tapi klub yang ada di desa-desa di Indonesia. Semuanya sudah didesain, kami sudah siapkan perangkat dan peraturan dasar untuk liga ini." Kata Sekjen BASRI,Maxi Dj Hayer kepada wartawan, Rabu (13/11/2013).

LIDI akan digelar dengan sistem setengah kompetisi. LIDI dimulai dengan tingkat kecamatan, berlanjut ke kabupaten/kota, provinsi sampai tingkat nasional. Nantinya akan terpilih 12 tim yang tampil di putaran final yang berlangsung di Senayan.

BASRI memprediksi setiap kecamatan akan diikuti oleh 12 tim. Maka itu, diprediksi ada 21.600 tim dengan 648 ribu pemain yang ikut secara keseluruhan. Ini hanya 30 persen dari total jumlah desa yang ada di Indonesia.

"Jumlah pasti tim yang ikut akan diputuskan pada rakornas nanti. Kami untuk saat ini berjalan dengan dana sendiri. Jika dalam perjalanannya ada sponsor masuk, tentu akan kami sambut. Tapi yang pasti liga ini tetap berjalan meski belum ada sponsor," Maxi menambahkan.

BASRI juga menjanjikan akan menggulirkan LIDI ini setiap tahun. Selain itu, pemain-pemain terbaik yang terpilih akan digabungkan dalam satu tim bernama LIDI Nasional. Tim ini lalu akan dikirim berlatih di luar negeri.

"Sejauh ini belum dipastikan negara mana tempat latihan tim LIDI nasional yang terbentuk nanti. Ada beberapa negara menjadi kandidat, apakah tetap di Asia atau Eropa. Kalau Asia mungkin Jepang atau Korea  Selatan," kata Maxi. (Def)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya