Cek Fakta: Wabah Virus Corona Sebabkan Harga Masker di Melonjak?

Viral, kabar tentang harga masker naik karena wabah virus corona. Benarkah?

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 05 Feb 2020, 16:28 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2020, 16:28 WIB
Masker N95 Paling Efektif Tangkal Asap Kebakaran Hutan
Ilustrasi. Foto: yourhealth

Liputan6.com, Jakarta - Wabah virus corona membuat penjualan masker di seluruh dunia melonjak. Tak terkecuali di Indonesia. Penjualan masker di kaki lima, hingga apotek dan pasar swalayan disebut-sebut laku keras. Situasi tersebut membuat harga masker melonjak.

Kabar ini beredar lewat pesan berantai di aplikasi pesan WhatsApp. Dalam pesan berantai itu disebutkan bahwa harga masker yang awalnya Rp 50 ribu kini naik hampir menyentuh Rp 100 ribu.

Berikut narasinya:

Info tepi jalan : Harga masker mulai merambat naik di sejumlah tempat. Yang biasanya 50 ribu sekotak skrg dijual 96 ribu dengan penambahan embel-embel “Antivirus Corona”.

 

Penelusuran Fakta

Setelah ditelusuri tim cek fakta Liputan6.com, harga masker memang naik setelah merebaknya wabah virus corona. Informasi ini dikutip dari situs Liputan6.com dengan judul artikel "Geger Virus Corona, Harga Masker Naik hingga 70 Persen".

Liputan6.com, Jakarta - Penjualan masker di apotek-apotek telah meningkat drastis, imbasnya stok masker menjadi langka, dan harga masker ikut terkatrol naik. Hal ini disebabkan virus corona yang menimbulkan kekhawatiran masyarakat di berbagai daerah.

Permintaan yang tinggi membuat harga-harga masker di pengecer dan distributor menjadi naik. Sampai-sampai, di beberapa Apotek stok masker ludes hanya dalam hitungan satu hari.

“Stok di apotek ini jadi susah dan jarang karena dari distributor stoknya langka dan harganya naik tinggi,” ujar Jaklyn (26) apoteker di salah satu apotek di Cikini, Jakarta saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (5/2/2020).

Hal serupa juga terjadi di Apotek di kawasan Tangerang Selatan. Stok masker di salah satu apotek di Pamulang, Tangerang Selatan juga langka, dan langsung habis bila datang stok baru.

“Memang untuk kebutuhan sehari-hari, selain karena virus corona, masyarakat sudah rajin untuk beli masker karena kebutuhan untuk pergi ke kantor atau sekolah. Jadi konsumsi orang-orang untuk beli masker sudah tinggi memang,” ujar Ning (55) apoteker di Apotek Tangsel.

Namun, presentase peningkatan penjualan bisa capai lebih dari 100 persen karena maraknya kabar virus corona yang semakin hari semakin bertambah korban.

“Tapi sejak virus corona, semakin banyak yang beli masker, dari segi penjualannya sudah capai 100 persen lebih presentase kenaikan pembelinya,” tambah Ning.

Ada empat jenis masker yang di jual apotek-apotek, yaitu masker biasa (surgical mask), masker N90, masker karbon, dan masker hijab. Hampir seluruh jenis masker ini alami kenaikan harga.

Untuk masker jenis N90, Apotek di kawasan Cikini menjual dengan harga Rp50 ribu satuannya. Harga ini naik dari semula Rp33 ribu per masker.

Jacklyn mengatakan, “Kalau di luar atau di eceran harga-harga bisa naik sampai lima kali lipat, tapi di Apotek ini naik dari Rp33 ribu ke Rp50 ribu, ya hampir dua kali lipat,” tambah dia.

Untuk jenis masker lain yang dijual di apotek Tangerang Selatan, seperti masker biasa dan masker hijab dijual per 4 pcs seharga Rp 8.500. Namun bila per box, masker ini dijual dengan harga Rp 35 ribu isi 50.

Berbeda dengan di kawasan Cikini, masker jenis ini dijual dengan harga Rp72.000 per box, yang berarti mengalami kenaikan hingga capai 70 persen.

“Semua jenis masker ini biasa kita stok 5-6 box per stok baru. Tetapi sekarang baru satu hari datang, sudah habis terjual di hari yang sama,” ujar Jacklyn.

Meski kini banyak dicari masyarakat, namun apakah penggunaan masker efektif untuk mencegah virus corona?

Ilmuwan di Johns Hopkins Center for Health Security, Eric Toner menyebut, ada sejumlah hal yang dapat mencegah penyebaran virus corona. Memakai masker saat beraktivitas hanya satu dari sekian banyak cara.

Menurut Eric, yang terpenting masyarakat harus meningkatkan pola hidup bersih. Misalnya dengan sering mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan cairan antiseptik.

Informasi ini dikutip dari situs Liputan6.com dengan judul artikel "Seberapa Efektif Penggunaan Masker untuk Cegah Virus Corona?".

Liputan6.com, Jakarta - Penjualan masker wajah meningkat di China dan di seluruh dunia di tengah terjangkitnya wabah virus corona.

Pakar kesehatan mengatakan bahwa bagi kebanyakan orang, masker wajah tidak akan efektif bila tidak dibarengi dengan tindakan sehari-hari seperti mencuci tangan dan menghindari kontak dekat dengan siapa pun yang mungkin terinfeksi virus corona.

Dari sekian banyak langkah pencegahan yang dapat diambil untuk melindungi diri dari wabah virus corona yang berkembang, mengenakan masker wajah adalah salah satu yang paling terlihat. Tetapi, para ahli kesehatan tidak yakin itu akan banyak membantu.

"Ada sedikit kerusakan di dalamnya," kata ilmuwan di Johns Hopkins Center for Health Security Eric Toner, yang di kutip dalam Bussiner Insider. Toner menambahkan, "Tapi itu tidak mungkin terlalu efektif dalam mencegahnya.".

Sejak wabah virus korona pada 31 Desember, data terbaru yang dikutip China Daily menunjukkan, ada lebih dari 2.700 orang telah terinfeksi dan 81 orang telah meninggal. Menurut CDC, tindakan pencegahan terbaik adalah dengan sering mencuci tangan, berusaha untuk tidak menyentuh wajah, dan menghindari kontak dekat dengan orang sakit.

Walaupun begitu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan penyedia layanan kesehatan dan mereka yang mungkin terinfeksi untuk memakai masker. CDC telah mengarahkan penyedia layanan kesehatan untuk memberikan masker bedah kepada pasien yang memiliki gejala seperti flu atau baru-baru ini bepergian ke Wuhan.

Masker wajah dapat menurunkan risiko seseorang terinfeksi virus corona melalui air liur atau dahak. CDC merekomendasikan agar dokter dan perawat yang merawat pasien yang berpotensi terinfeksi juga memakai masker dan kacamata.

Masker wajah dirancang untuk menangkap kontaminasi dan partikel besar, termasuk yang mungkin membawa patogen seperti virus corona seperti masker bedah dan respirator N95.

Respirator N95 menyaring sebagian besar partikel udara di sekitarnya. Jenis masker ini sering digunakan ketika kualitas udara buruk karena asap atau polusi, dan dirancang untuk dipasang dengan ketat.

Sedangkan masker bedah dirancang untuk menjaga agar tetesan atau percikan partikel besar tidak berpindah dari mulut seseorang ke permukaan atau orang-orang terdekat. Masker ini dimaksudkan untuk menjaga penyedia layanan kesehatan dari penyebaran kuman yang ditularkan melalui mulut kepada pasien.

Untuk negara lain yang belum terjangkit corona, menurut co-direktur University of Washington dr. Peter Rabinowitz, pencegahan penyakit bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri.

Sedangkan anjuran penggunaan masker berbeda dengan anjuran di Wuhan, Cina. Di sana, pihak berwenang mendesak semua warga negara untuk mengenakan masker wajah di tempat umum, untuk menghindari tertularnya virus corona.

 

Kesimpulan

Wabah virus corona memang membuat harga masker naik. Misalnya saja masker jenis N90 yang kini dijual Rp50 ribu satuannya. Harga ini naik dari semula Rp33 ribu per masker.

 

banner cek fakta (BENAR)
banner cek fakta

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya