Cek Fakta: Jokowi Barter Vaksin Corona dengan Lahan untuk Perusahaan China, Benarkah?

Beredar klaim bahwa Jokowi barter vaksin corona dengan lahan untuk perusahaan China, benarkah?

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 10 Agu 2020, 16:26 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2020, 14:04 WIB
Gambar Tangkapan Layar Kabar Tentang Kerjasama Vaksin Indonesia dan China
Gambar Tangkapan Layar Kabar Tentang Kerjasama Vaksin Indonesia dan China

Liputan6.com, Jakarta - Klaim tentang Presiden Jokowi melakukan barter vaksin corona Covid-19 dengan lahan untuk perusahaan China beredar di media sosial. Klaim ini disebarkan akun Facebook Sarjana Militer pada 31 Juli 2020 lalu.

Akun Facebook Sarjana Militer mengunggah sebuah video bertajuk "GAWAT.. JKW BARTER LAHAN UTK VAKSIN TERUNGKAP..! 3 FAKTA BARU". Akun Facebook Sarjana Militer kemudian menambahkan narasi dalam video tersebut.

"BERITA HARI INI !!JOKOW! BARTER ,VAKSIN CORON4DGN LAHAN UNTUK PERUSAHAAN C!NA..," tulis akun Facebook Sarjana Militer.

Video yang disebarkan akun Facebook Sarjana Militer telah 3 ribu kali dibagikan dan mendapat 1.100 komentar warganet.

 

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim tentang Presiden Jokowi melakukan barter vaksin corona Covid-19 dengan lahan untuk perusahaan China. Penelusuran dilakukan dengan menghubungi Staf Khusus Kementerian BUMN, Arya Sinulingga.

Arya menyebut bahwa klaim yang beredar mengenai Presiden Jokowi melakukan barter vaksin corona Covid-19 dengan lahan untuk perusahaan China adalah hoaks.

"Itu hoaks," kata Arya kepada Liputan6.com, Kamis (6/8/2020).

Penelusuran selanjutnya menggunakan situs pencari Google Search dengan memasukkan kata kunci "kerjasama indonesia china vaksin".

Hasilnya terdapat beberapa artikel yang menjelaskan mengenai kerjasama Indonesia dengan China untuk pengembangan vaksin Covid-19.

Satu di antaranya artikel berjudul "Kerja Sama China-RI Kembangkan Vaksin COVID-19 Dalam Proses, Siap Produksi Massal?" yang dimuat situs Liputan6.com pada 30 Juli 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Menlu Retno Marsudi kembali mengadakan pertemuan bilateral secara virtual, kali ini diadakan dengan Menlu RRT Wang Yi.

Pertemuan berlangsung secara intens dan cukup lama, membahas berbagai isu global hingga kawasan.

Tentu, masalah utama yang menjadi topik pembahasan dalam pertemuan tersebut adalah terkait pandemi Corona COVID-19.

"Kami sepakat untuk terus melakukan kolaborasi internasional guna penanganan Virus Corona COVID-19, terutama dalam menjamin rantai pasokan bahan baku bagi produksi obat dan pengembangan vaksin," ungkap Menlu Retno.

Terkait dengan kerja sama pengembangan vaksin antara Bio Farma dan Sinovac, kedua negara berkomitmen untuk terus memberi dukungan bagi kerja sama selanjutnya.

"Dua isu yang saya tekankan adalah mengenai ketersediaan vaksin dalam bentuk bulk dengan jumlah yang mencukupi, agar segera dapat diproduksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan masalah harga vaksin yang terjangkau," lanjutnya.

Biofarma dan Sinovac saat ini tengah melakukan kerja sama clinical trial tahap ketiga terkait proses pengembangan vaksin untuk Virus Corona COVID-19.

"Tentunya sambil menunggu uji klinis ini selesai, maka persiapan tahap selanjutnya yang menyangkut produksi sudah harus dipersiapkan," sambung Menlu Retno.

Kini, BioFarma tengah berada dalam proses meningkatkan kapasitas produksi yang sebelumnya 100 juta menjadi 250 juta per tahun.

Kementerian Luar Negeri pun akan terus mengawal kerja sama ini, termasuk dengan negara dan perusahaan lainnya.

Bukan hanya China, kerjasama pengembangan vaksin Covid-19 juga menggandeng Korea Selatan. Informasi ini dikutip dari artikel berjudul "Selain China, Indonesia Gandeng Korea Selatan dan CEPI Produksi Vaksin Covid-19" yang dimuat situs voaindonesia.com pada 24 Juli 2020.

JAKARTA — Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam konferensi pers virtual di Jakarta, hari Kamis (23/7), mengatakan selain bekerja sama dengan China, Indonesia juga menggandeng Korea Selatan dan CEPI (Coalition for Epidemic, Preparedness and Innovation) untuk mengembangkan dan melakukan uji coba vaksin guna memberantas virus corona yang mematikan.

Indonesia, melalui PT Kalbe Farma, melakukan kerja sama pengembangan vaksin dengan Korea Selatan, lewat perusahaan Genexine. kerja sama untuk jenis vaksin DNA ini sudah dilaksanakan sejak bulan lalu.

Retno menambahkan sejak Juni 2020, Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Umar Hadi telah memfasilitasi pembahasan kerja sama pengembangan vaksin Covid-19 antara Kalbe farma dengan Genexine. "Genexine telah melakukan uji klinis tahap satu di Korea Selatan hingga Agustus 2020. Sedangkan uji klinis tahap kedua direncanakan akan dimulai di Indonesia pada bulan September atau Oktober 2020," kata Retno.

Mengingat penemuan vaksin akan menjadi titik balik pemberantasan pandemi Covid-19, Indonesia, tegas Retno, akan secara konsisten melakukan diplomasi menemukan dan mengakses vaksin. Serta tentu saja memenuhi kebutuhan alat kesehatan dan obat-obatan pendukung lainnya.

Khusus mengenai vaksin Covid-19, lanjut Retno, di setiap pertemuan internasional termasuk di tingkat konferensi tingkat tinggi, Indonesia terus menyuarakan pentingnya akses terhadap akses vaksin Covid-19 yang aman, tepat waktu, dan dengan harga terjangkau bagi semua negara. Seruan di panggung internasional ini ditindaklanjuti dengan upaya Indonesia untuk mendapatkan akses atas vaksin Covid-19.

Retno mengungkapkan dua strategi untuk memperoleh vaksin Covid-19. Dalam jangka pendek, Indonesia bekerja sama dengan beberapa negara dan mitra lainnya untuk memperoleh akses terhadap vaksin yang tengah dikembangkan. Untuk strategi jangka panjang, Indonesia mengembangkan sendiri vaksin Covid-19 yang dilakukan oleh konsorsium perusahaan nasional.

Dalam jangka jangka pendek, perusahaan nasional PT Bio Farma tengah menjalin komunikasi intensif dengan Sinovac dari China untuk jenis vaksin inaktivasi virus. Sementara PT Kalbe Farma dengan Genexine dari Korea Selatan untuk jenis vaksin DNA. Lalu Bio Farma dengan Coalition for Epidemic Preparedness Innovation (CEPI).

Retno menegaskan ketiga kerja sama ini dilakukan secara bersamaan untuk mendapatkan akses tercepat terhadap vaksin Covid-19. Pada kesempatan tersebut, Retno menyampaikan sekarang ini Indonesia telah bermitra dengan 120 pihak, yaitu sebelas negara, 12 organisasi internasional, dan 97 lembaga non-pemerintah.

 

Kesimpulan

Klaim tentang Presiden Jokowi melakukan barter vaksin corona Covid-19 dengan lahan untuk perusahaan China ternyata tidak benar alias hoaks. Tidak ada pembahasan mengenai barter lahan untuk China dalam kerjasama pengembangan vaksin Covid-19.

Kerjasama pengembangan vaksin Covid-19 tak hanya dilakukan kepada China saja. Ada juga negara lain yang turut digandeng RI untuk pengembangan vaksin, satu di antaranya Korea Selatan.  

banner Hoax
banner Hoax (Liputan6.com/Abdillah)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya