Kerja Sama China-RI Kembangkan Vaksin COVID-19 Dalam Proses, Siap Produksi Massal?

Menlu Retno Marsudi melakukan pertemuan virtual dengan Menlu China Wang Yi. Salah satunya membahas pengembangan vaksin Virus Corona COVID-19.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 30 Jul 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2020, 18:00 WIB
Pertemuan virtual antara Menlu Retno dengan Menlu RRT, Wang Yi pada Kamis, 30 Juli 2020.
Pertemuan virtual antara Menlu Retno dengan Menlu RRT, Wang Yi pada Kamis, 30 Juli 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Menlu Retno Marsudi kembali mengadakan pertemuan bilateral secara virtual, kali ini diadakan dengan Menlu RRT Wang Yi. 

Pertemuan berlangsung secara intens dan cukup lama, membahas berbagai isu global hingga kawasan. 

Tentu, masalah utama yang menjadi topik pembahasan dalam pertemuan tersebut adalah terkait pandemi Corona COVID-19. 

"Kami sepakat untuk terus melakukan kolaborasi internasional guna penanganan Virus Corona COVID-19, terutama dalam menjamin rantai pasokan bahan baku bagi produksi obat dan pengembangan vaksin," ungkap Menlu Retno.

Terkait dengan kerja sama pengembangan vaksin antara Bio Farma dan Sinovac, kedua negara berkomitmen untuk terus memberi dukungan bagi kerja sama selanjutnya.

"Dua isu yang saya tekankan adalah mengenai ketersediaan vaksin dalam bentuk bulk dengan jumlah yang mencukupi, agar segera dapat diproduksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan masalah harga vaksin yang terjangkau," lanjutnya. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Masuk Tahap Ketiga

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19.
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Biofarma dan Sinovac saat ini tengah melakukan kerja sama clinical trial tahap ketiga terkait proses pengembangan vaksin untuk Virus Corona COVID-19. 

"Tentunya sambil menunggu uji klinis ini selesai, maka persiapan tahap selanjutnya yang menyangkut produksi sudah harus dipersiapkan," sambung Menlu Retno.

Kini, BioFarma tengah berada dalam proses meningkatkan kapasitas produksi yang sebelumnya 100 juta menjadi 250 juta per tahun. 

Kementerian Luar Negeri pun akan terus mengawal kerja sama ini, termasuk dengan negara dan perusahaan lainnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya