Mitos dan Fakta Seputar Mengisi BBM

Berikut mitos dan fakta seputar mengisi BBM

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 09 Nov 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2020, 13:00 WIB
Ilustrasi : Pengisian BBM
Aktivitas pengisian BBM disalah satu SPBBU yang ada di Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Mengisi bahan bakar minyak  merupakan aktivitas rutin pengguna kendaraan, informasi tentang pengisian BBM pun beredar di tengah masyarakat. Namun, informasi tersebut belum tentu benar bahkan hanya mitos.

Kita pun perlu memastikan kebenaran informasi yang diterima sebelum mempercayainya agar tidak dirugikan, baik dari sisi waktu ataupun biaya.

Bersumber dari Liputan6.com, berikut mitos dan fakta seputar pengisian BBM pada kendaraan:

 

1. Menggoyangkan Kendaraan Saat Mengisi Bahan Bakar

Mitos lainnya adalah menggoyang-goyangkan kendaraan agar bensin terisi lebih penuh. Meski jarang ditemui kasusnya, cara demikian masih ada yang melakukannya.

"Begitu juga dengan menggoyangkan mobil agar bensin terisi lebih banyak hanyalah mitos. Faktanya kelebihan bensin bisa mengalir masuk dan merusak arang tabung (charcoal canister), atau mengalir kembali ke tangki pom. Kedua trik ini bukan membawa keuntungan malah membuat rugi," kata Gervi Irsyadi, Regional Sales Manager PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (EMLI).

 

2. Mengisi Bahan Bakar Saat Malam Hari Dapat BBM Lebih Banyak

Banyak yang beranggapan mengisi bensin saat malam hari bisa mendapatkan BBM lebih banyak.

Ada yang beralasan mengisi bensin siang hari maka bahan bakar akan menguap. Pandangan tersebut berangkat dari efek pemuaiannya yang lebih cepat karena bensin ditempatkan di dalam tangki berbahan logam.

Namun tidak sedikit yang beranggapan bahwa mengisi bahan bakar di pagi hari juga akan menguntungkan karena bensin biasanya lebih "kental" di pagi hari. Jadi saat udara memanas, bensin akan mencair dan pemilik kendaraan akan lebih banyak mendapatkan bensin.

"Wah, sepertinya trik ini kayaknya banyak dicoba. Tapi, sayangnya trik itu hanyalah mitos belaka. Bensin tidak dapat mengental atau mencair seperti cairan lainnya," tutur Gervi.

 

3. Isi Bensin Beroktan Tinggi

Mobil performa tinggi yang kencang meminum bensin dengan oktan yang tinggi. Mungkinkah mengkonsumsi bensin beroktan tinggi membuat Toyota Avanza atau Mitsubishi Xpander jadi lebih kencang pula?

Begini, mobil performa tinggi memang wajib memakai bensin dengan oktan tinggi untuk mencegah terjadinya proses pembakaran yang prematur di ruang bakar atau lazim disebut ‘ngelitik’.

Ngelitik atau knocking ini bila dibiarkan dalam waktu yang lama dapat menimbulkan banyak penyakit bagi mobil. Misalnya, kerusakan katup, kerusakan dinding ruang bakar karena tergesek oleh piston, banyaknya deposit karbon di ruang bakar akibat bahan bakar yang tak terbakar dan yang paling arah, ganti mesin.

Namun mayoritas mobil pada umumnya di perkotaan tak membutuhkan bensin dengan oktan tinggi. Bahkan faktanya, hampir semua produsen mobil di Indonesia, menguji terlebih dahulu performa setiap mobil yang mereka produksi menggunakan BBM (Bahan Bakar Minyak) dengan oktan rendah.

Kebanyakan mobil memakai mesin dengan rasio kompresi 9:1 sampai 10:1. Untuk rasio ini bensin dengan oktan 88-92 sudah cukup. Bensin jenis Premium dari Pertamina memiliki nilai oktan 88, Pertalite memiliki RON (Research Octane Number) 90 dan Pertamax 92.

Jadi, jangan kaget kalau Anda sudah merogoh kocek ekstra untuk membeli bensin jenis Pertamax Turbo dengan RON 98 namun performa LCGC (Low Cost Green Car) kesayangan Anda tak lebih baik dari city car bermesin lebih besar.

 

4. Isi Bensin Sebelum Habis

Kalau mesin kehabisan bensin lalu mogok, itu benar. Tapi kalau kehabisan bensin bisa menimbulkan kerusakan mesin, itu salah! Ada yang beranggapan kalau bensin habis atau terlalu sedikit di tangki, bisa masuk angin. Kebanyak mobil sekarang telah mengadopsi sistem injeksi. Sistem ini dilengkapi regulator yang mengatur tekanan bahan bakar.

Pada situasi terburuk saat bensin di tangki habis, dan tekanan fuel pump (pompa bensin) turun dari normal, maka regulator memberikan sinyal ke ECU (Electronic Control Unit) untuk memerintahkan fuel pump berhenti bekerja.

Selain itu, ada juga yang menyebut kalau sisa bensin sedikit maka kotoran di tangki tersedot dan membuat filter bahan bakar cepat kotor dan bahkan membuat salurannya tersumbat. Perlu diketahui, hampir semua mobil dengan sistem injeksi menyedot bahan bakar di bagian terendah tangki bensin.

Mengapa? Di beberapa negara Eropa dengan suhu yang sangat dingin, sering terjadi bensin di tangki membeku. Biasanya yang paling pertama membeku di bagian atas seperti layaknya air di danau yang membeku terlebih dahulu di bagian permukaannya.

Begitupun dengan mobil, meski bensin di permukaan membeku biasanya bagian dasarnya masih cair. Jadi kalau tangki bensin Anda kotor, saat tangki penuh bensin pun kotoran bisa saja tersedot ke saluran bensin.

Tapi bukan berarti baik membiarkan mobil sering kehabisan bensin. Karena merepotkan Anda sendiri, harus mencari SPBU terdekat dengan berjalan kaki. Intinya jangan terlalu paranoid mengenai beberapa mitos pengisian bensin ini. 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya