Cek Fakta: Cairan Vaksin Covid-19 Menetes, Video Vaksinasi Ini Pakai Jarum Palsu?

Saluran YouTube CBC News pada 14 Desember 2020 mengunggah sebuah video soal petugas kesehatan yang disuntik vaksin covid-19.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 21 Des 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 21 Des 2020, 20:00 WIB
Hoaks vaksinasi covid-19 pakai jarum palsu
Hoaks vaksinasi covid-19 pakai jarum palsu. (Youtube)

Liputan6.com, Jakarta - Saluran YouTube CBC News pada 14 Desember 2020 mengunggah sebuah video soal petugas kesehatan yang disuntik vaksin covid-19. Video vaksinasi berjudul: "Health-care workers get 1st COVID-19 vaccines in Ontario" itu sudah ditonton 60.397 kali di YouTube.

Penyuntikan vaksin covid-19 ini mendapat banyak komentar.

Bahkan, ada yang mengklaim kalau vaksinasi ini menggunakan jarum palsu karena ada cairan yang menetes saat seorang petugas kesehatan disuntik vaksin covid-19.

Begini klaim netizen yang ada di kolom komentar saluran YouTube CBC News pada video tersebut:

"Bukankah itu jarum palsu yang pernah Anda lihat? Mengapa begitu banyak cairan yang bocor dari jarum? Mengapa kulit tidak iritasi atau merah di tempat suntikan? Siapa yang tahu bahwa vaksin itu sangat aneh!"

Lalu benarkah vaksinasi covid-19 di Ontario, Amerika Serikat, menggunakan jarum palsu?

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Penelusuran Fakta

CEK FAKTA Liputan6
CEK FAKTA Liputan6 (Liputan6.com/Abdillah)

Untuk membuktikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menggunakan mesin pencari, Google. Hasil penelusuran mengarahkan ke situs AP News dalam artikel berjudul: "CLAIM: Video shows COVID-19 vaccine recipient in Toronto was given a “fake” needle", yang dipublikasikan pada 18 Desember 2020.

Dalam artikel tersebut, AP News mengambil penjelasan dari Sarah Kirchofer, praktisi perawat dan direktur sementara kesehatan kerja di Rumah Sakit Wanita dan Brigham di Boston. Saran Kirchofer telah mengamati video CBC News dan menyebut kebocoran bisa terjadi ketika jarum suntik tidak dikencangkan dengan cukup kuat.

"Ini adalah sesuatu yang sering kami lihat," katanya.

Kirchofer sendiri sudah memberikan vaksin covid-19 Pfizer minggu ini. "Dalam pengalaman saya sejauh ini di klinik vaksin kami, semuanya berjalan dengan baik," ucapnya.

Selain itu, AP News juga mengambil penjelasan dari Gillian Howard, juru bicara di University Health Network. Dia juga sudah menghubungi Pfizer dan petugas kesehatan yang menerima suntikan tersebut, tentang kejadian tersebut.

"Tuduhan kalau jarum ini palsu merupakan tanpa alasan dan sangat tidak bertanggung jawab. Sebab, terkadang masyarakat tidak sadar, terkadang kejadian seperti ini bisa terjadi saat vaksinasi," ujarnya.

Hasil penelusuran juga mengarahkan ke situs ABC7 dalam artikel berjudul: "NOT REAL NEWS: False stories from this week about COVID-19 vaccines, election results". Situs ini juga membahas soal klaim penggunaan jarum palsu saat vaksinasi covid-19 di Amerika Serikat.

Artikel ini juga mengambil penjelasan dari Gillian Howard, juru bicara di University Health Network. Dia menyebut menetesnya vaksin saat disuntik biasa terjadi.

"Tidak jarang setelah menerima vaksin, beberapa vaksin akan kembali melalui tusukan yang dibuat oleh jarum," ujarnya singkat.

 

Kesimpulan

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Klaim vaksinasi covid-19 di Ontario, Amerika Serikat menggunakan jarum palsu adalah informasi yang salah. Sebab, kebocoran vaksinasi selama penyuntikan sering terjadi tapi tidak disadari.

 

Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya