Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko merupakan kader Partai Hanura beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan akun Facebook Dadang Mulyana pada 7 Maret 2021.
Akun Facebook Dadang Mulyana mengunggah foto Moeldoko yang tengah mengenakan seragam Partai Hanura berwarna oranye.
"Semoga foto ini fakta alias bukan berita bohong, bahwa Moeldoko kader Hanura...😁," tulis akun Facebook Dadang Mulayana.
Advertisement
Konten yang disebarkan akun Facebook Dadang Mulyana telah 29 kali direspons dan mendapat 18 komentar dari warganet.
Benarkah Moeldoko saat ini merupakan kader dari Partai Hanura? Berikut penelusurannya.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko merupakan kader Partai Hanura.
Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "moeldoko kader hanura" ke situs pencarian Google Search. Hasilnya terdapat beberapa artikel yang menjelaskan mengenai kabar Moeldoko pernah menjadi kader Partai Hanura.
Satu di antaranya artikel berjudul "Moeldoko: Saya Mundur dari Hanura untuk Jaga Profesionalitas" yang dimuat situs Liputan6.com pada 5 Juli 2018.
Liputan6.com, Jakarta - Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) TNI Moeldoko mengundurkan diri dari Partai Hanura. Alasannya mengundurkan diri karena ingin menjaga profesionalitas sebagai Kepala KSP. Moeldoko mengatakan ingin lebih fokus dengan tugas-tugasnya.
"Saya ingin menjadi seorang yang profesional, saya ingin semua pekerjaan yang saya lakukan sungguh-sungguh dan profesional. Itu concern orang yang sangat fokus ya. Saya sangat fokus pada pekerjaan," jelas Moeldoko ditemui usai menjadi pembicara di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (5/7/2018).
Dia juga mengaku rencana mengundurkan diri dari parpol telah ia diskusikan sejak lama dengan pengurus Hanura. Termasuk dengan Wiranto. Pekerjaan di KSP, kata dia, sangat menyita perhatian. Agar fokusnya tak terpecah, maka ia memilih salah satu di antara dua tugasnya itu.
"Sudah cukup lama sebenarnya diskusikan ya. Saya juga sudah bicarakan dengan Pak Wiranto kalau tugas-tugas di Kepresidenan itu menyita atensi yang sangat tinggi. Berikutnya yang kedua (agar) saya tidak ganda berpikirnya. Satu sisi orang politik, satu sisi di government," jelas Moeldoko.
"Ini saya sudah hindari agar semua langkah-langkah saya itu betul-betul as a professional. Sudah menjadi ciri saya dalam bertugas, fokus dengan pekerjaan yang ada," sambung dia.
Saat ini pengunduran diri dari Hanura sedang dalam proses. Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Oddang atau OSO juga telah menyetujui pengunduran diri tersebut.
"Secara lisan saya juga sampaikan. Saya juga sudah berkomunikasi dengan Ketua Umum Pak OSO. Saya sudah sampaikan bahwa latar belakang saya adalah begini, begini. Sebuah situasi di mana pekerjaan yang semakin meningkat frekuensinya. Maka itu harus saya sikapi. Pilihan yang clear. Itu adalah sebuah pilihan," tegas Moeldoko.
Karena itu, Moeldoko membantah anggapan kalau mundurnya dia dari Hanura agar bisa masuk dalam bursa cawapres Jokowi. Namanya dikaitkan dengan calon pendamping Jokowi itu menurutnya hanya spekulasi.
"Itu spekulasi saja. Spekulasi yang saya juga sudah baca beberapa tulisan yang seolah-olah saya mundur itu karena ingin ada niat yang lain," tegas Moeldoko.
Mantan Panglima TNI ini menegaskan ia belum pernah terlibat dalam pembicaraam soal cawapres. Ia juga mengaku tak ada tawaran kepadanya untuk bersedia menjadi cawapres Jokowi.
Liputan6.com kemudian menemukan artikel lain yang juga menjelaskan Moeldoko telah mundur dari Partai Hanura. Adalah artike berjudul "OSO Persilakan Moeldoko Mundur dari Hanura" yang dimuat situs cnnindonesia.com pada 3 Juli 2018 lalu.
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang mempersilakan Wakil Ketua Dewan Pembina Hanura Moeldoko mengundurkan diri dari Partai Hanura. Menurut Oesman, alasan Moeldoko mundur dari Hanura karena ingin fokus dengan posisinya sebagai Kepala Staf Presiden.
"Dia (Moeldoko) mau konsentrasi di situ (KSP), ya kami (Hanura) kan silakan," ujar Oesman di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (3/7).
OSO, panggilan Oesman, mengaku tidak mempermasalahkan keputusan Moeldoko mundur dari keanggotaan Partai Hanura. Sebab, dia meyakini tingkat keterpilihan partai tetap naik meski ditinggal Moeldoko.
OSO justru khawatir tugas mantan Panglima TNI untuk mengabdi kepada Presiden Joko Widodo terganggu jika terus bertahan di Partai Hanura. Sebab, ia menyebut jelang pemilu 2019, setiap kader dituntut berkonsentarasi mensukseskan partai.
"Di dalam suasana politik dia (Moeldoko) kan juga harus bertanggung jawab kepada partai. Kalau dia terbagi dua mungkin konsentrasinya akan terpecah. (Maka) biarkanlah dia konsentrasi di KSP," ujarnya.
Meski demikian, OSO tidak tegas menjawab soal kabar motif pengunduran diri Moeldoko lebih kepada persiapan menjadi calon wakil presiden bagi Joko Widodo di Pilpres 2019.
"Kok Anda tahunya? Kalau Anda tahu, makanya kami lepas Moeldoko secara murni," ujar OSO.
Moeldoko menyatakan memang akan mundur dari posisi Ketua Dewan Pembina Partai Hanura, karena alasan ingin konsentrasi dalam tugas sebagai Kepala Staf Presiden. Dia merasa tak memiliki banyak pengaruh dalam posisinya di partai. Sementara itu, sebagai KSP, ia merasa tugasnya lama-lama semakin bertambah.
Referensi:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180703160307-32-311136/oso-persilakan-moeldoko-mundur-dari-hanura
https://www.liputan6.com/news/read/3579411/moeldoko-saya-mundur-dari-hanura-untuk-jaga-profesionalitas
Advertisement
Kesimpulan
Kabar tentang Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko merupakan kader Partai Hanura sebagian benar. Faktanya, Moeldoko memang sempat tercatat sebagai kader Partai Hanura. Namun, sejak 2018 lalu Moeldoko telah memutuskan mundur dari Partai Hanura.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement