Hoaks Pesan Berantai Sepekan: Mulai Kandungan Makanan Kaleng hingga Pendataan Usai Vaksinasi COVID-19

Saat ini media sosial dan aplikasi percakapan menjadi tempat penyebaran kabar hoaks yang paling banyak.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Apr 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2021, 21:00 WIB
Ilustrasi Hoax
Ilustrasi Hoax. (Liputan6.com/Rita Ayuningtyas)

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini media sosial dan aplikasi percakapan menjadi tempat penyebaran kabar hoaks yang paling banyak. Ada banyak jenis bentuknya, salah satunya pesan berantai yang biasanya beredar pada aplikasi chatting WhatsApp dan juga Facebook.

Bahkan masih ada pesan berantai mengandung hoaks yang sudah lama diklarifikasi kebenarannya namun muncul kembali. Salah satunya Hoaks pesan berantai berisi informasi makanan kaleng Thailand yang berbahaya dan menyebarkan AIDS.

Salah satu akun facebook bernama Sucian Laia mengunggah sebuah informasi tentang makanan kaleng ini pada 6 April 2021.

Berikut isi postingannya:

Di baca sampai habis lihat ada di bawah ini ....👇👇👇👇

Ijin pak, ibu, kk, bg, adek 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻.Assalammu'alaikum Wr Wb

Breaking News : Meneruskan info dr Ibu Dubes KBRI KL Tolong beritahu adek2, suami, isteri dan semua teman2 Perhatian ; Mulai saat ini jangan makan makanan kaleng ,terutama buah2an , khususnya produksi Thailand. Karena di negara itu ada kira2 200 orang pengidap aids kerja di pabrik kalengan, dan mereka masukkan darah mereka ke dalam kalengan2 itu , dan saat ini masalah tersebut telah diketahui DepKes Thailand sehingga kaleng2an tersebut telah banyak di sita ttpi lebih banyak yg sdh terlajur diekspor. Contoh ; Lecy , Rambutan , Lengkeng , Mangga Puding dll. Setelah terima ini cepat kirim ke saudar2 n teman2 semua. Agar tidak konsumsi kalengan apapun...... Demi keselamatan kita semua. Info dr ibu dubes KBRI (Rita Toisuta Arifson Kementrian Kesehatan RI)

Simak Beritanya :http://health.liputan6.hb/read/678535 {semoga bermanfaat}.

Mohon bantu share ya..🙏🙏 ‼️‼️WARNING‼️‼️Tolong disebar luas kan Mohon ijin info Ikatan Dokter Indonesia (IDI), menginformasikan bahwa saat ini sedang ada wabah Pengerasan Otak (Kanker Otak), Diabetes dan Pengerasan Sumsum Tulang Belakang (Mematikan sumsum tulang belakang).Untuk itu, hindarilah minuman sbb:👉1. Extra Joss,👉2. M-150,👉3. Kopi Susu Gelas (Granita),👉4. Kiranti,👉5. Krating Daeng,👉6. Hemaviton,👉7. Neo Hemaviton,👉8. Marimas,👉9. Segar Sari shachet,👉10. Frutillo,👉11. Pop Ice,👉12. Segar Dingin Vit. C,👉13. Okky Jelly Drink,👉14. Inaco,👉15. Gatorade,👉16. Nabati,👉17. Adem Sari,👉18. Naturade Gold,👉19. Aqua Splash Fruit. Karena ke-19 minuman tsb mengandung ASPARTAME (lebih keras dr biang gula) racun yg menyebabkan diabetes, v otak, dan mematikan sumsum tulang.Info:RS Fatmawati , RSCM , RS Siloam , All RS Nara sumber :Dr. H. Ismuhadi, MPHMohon dishare, sayangi keluarga anda. Lalu benarkah pesan berantai informasi ada makanan kaleng dari Thailand yang berbahaya bisa menyebarkan AIDS? Ternyata hal tersebut adalah [hoaks lama yang muncul kembali. Untuk penjelasan lebih lanjut bisa simak dalam artikel berikut ini: Cek Fakta : Pesan Berantai Berisi Informasi Makanan Kaleng Thailand Berbahaya Menyebarkan Aids

 

Saksikan Video Cek Fakta di Bawah Ini

Selanjutnya

2. Cek Fakta: Pesan Berantai Meminta Data Pribadi Usai Vaksinasi

Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp pesan berisi permintaan mengisi data pribadi untuk keperluan pasca Vaksinasi COVID-19 baru saja beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp.

Sebuah pesan berantai berisi permintaan mengisi data pribadi untuk keperluan vaksinasi Covid-19 beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp.

Dalam pesan berantai tersebut, si pengirim meminta penerima pesan mengisi data diri berupa nama, alamat, nama orang tua, hingga keluhan setelah divaksin.

Berikut isi pesannya:

Selamat siang..

Kami dari tim vaksin GSP kemarin minggu Mau tanya keluhan setelah divaksin..

Nama:

Alamat:

Nama ayah:

Nama ibu:

Vaksin ke:

Keluhan setelah di vaksin:

Keluhan saat ini:

Lalu benarkah pesan tersebut berasal dari Tim Vaksin GSP? Simak dalam artikel berikut ini: Cek Fakta: Pesan Berantai Meminta Data Pribadi Usai Vaksinasi

 

Selanjutnya

HOAX
Ilustrasi hoax (iStockPhoto)

3. Cek Fakta: Hoaks Pesan Berantai Vaksin Covid-19 Mandiri Mulai 8 April 2021

Masih di aplikasi percakapan yang sama, beredar pesan berantai terkait vaksin covid-19 mandiri yang diadakan mulai 8 April 2021. Pesan berantai itu ramai dibagikan sejak awal pekan ini.

Dalam pesan berantai disebutkan masyarakat umum bisa mendaftar dengan biaya Rp 600 ribu. Vaksinnya sendiri akan menggunakan vaksin Sinovac.

Berikut isi pesan berantai itu selengkapnya:

"Vaksin mandiri SINOVAC bersama PolarClinic di Surabaya

Didukung oleh KADIN, ASPROKSI, dan DINKES

Umur diatas 18 tahun, Pelaksanaan mulai tgl 8 April

Bertempat di KADIN

Apabila perusahaan telah menjadi anggota KADIN, bisa FREE dengan BPJS.

Apabila umum, biaya 600.000 sdh termasuk swab antigen"

https://polarclinic.id/vaksinVaksin Sinovac mandiri Rp 600.000,-"

Lalu benarkah pesan berantai berisi informasi program vaksin COVID-19 mandiri mulai 8 April 2021? Simak penjelasannya dalam artikel berikut ini: Cek Fakta: Hoaks Pesan Berantai Vaksin Covid-19 Mandiri Mulai 8 April 2021

(MG/Retno Dwi Marcelina)

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya