Cek Fakta: Tidak Benar Vaksin Covid-19 Sebabkan Mutasi Ribuan Virus Baru di Seluruh Dunia

Beredar di aplikasi percakapan dan pesan berantai terkait vaksin covid-19 yang bermutasi menjadi ribuan virus baru di seluruh dunia.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 09 Jun 2021, 14:00 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2021, 14:00 WIB
Cek Fakta Vaksin Covid-19 bermutasi
Cek Fakta Vaksin Covid-19 bermutasi

Liputan6.com, Jakarta - Beredar di aplikasi percakapan dan pesan berantai terkait vaksin covid-19 yang bermutasi menjadi ribuan virus baru di seluruh dunia. Pesan berantai itu telah menyebar dalam beberapa waktu lalu.

Pesan berantai itu menyebut bahwa vaksin covid-19 yang ada sekarang tidak berguna karena adanya mutasi. Selain itu disebutkan pula beberapa poin penyembuhan jika terkena covid-19.

Berikut narasi selengkapnya pesan berantai tersebut:

"Mohon yg sdh divaksin baca betul informasi ini, berita dari Univ. Brawijaya.......👍👍

JAGA DIRI agar IMUNITAS tubuh kita tetap TINGGI

Hanya dg cara ini kita bisa tahan thd serangan Virus Covid-19 yg menempel pada tubuh kita.

Prof. Sutiman Bambang Sumitro adalah seorang peneliti handal yg dimiliki oleh Universitas Brawijaya Malang. Beliau telah meluluskan lebih dari 60 Doktor dlm Bidang Mikrobiologi, reputasinya di Indonesia sdh tdk diragukan lagi.

Kemarin, dlm pertemuan di Rektorat UNIBRAW, Malang. Beliau mengatakan bhw Vaksin Virus Covid-19 nyaris tdk ada gunanya. Saya kaget. Apa pasalnya kok Vaksin menjadi tdk berguna?

Ternyata inilah penyebabnya:Vaksin Covid-19 itu telah bermutasi menjadi ribuan varian Covid-19 baru di seluruh dunia. Beliau bersama anaknya yg ahli IT mengumpulkan data tsb dari seluruh dunia. Di Indonesia sendiri telah ditemukan ratusan varian Covid-19.

Padahal Vaksin adalah Spesifik. Artinya, ia hanya efektif untuk menangkal jenis Virus Covid-19 tertentu saja. Kalau Virusnya sdh bermutasi, maka Antibodi yg dibentuk dari vaksinasi tsb nyaris tdk akan efektif lagi menangkal Virus Covid-19 yg telah bermutasi.

Ini barangkali penjelasan, kenapa ada orang yg pernah terkena Covid-19 lantas sembuh, tetapi ternyata kambuh lagi.

Rekan kami, Rhiza M. Sajad menulis, bhw tetangga beliau, dr. Noer Bahri Noor, sekarang dirawat di rumah sakit krn Covid-19, padahal sebelumnya beliau sdh pernah terkena Covid-19 dan berhasil sembuh. Jadi inveksi Covid-19 dapat berulang.

Beberapa waktu yg lalu juga sempat diberitakan bhw ada seorang perawat yg meninggal dlm kondisi hamil, krn Covid-19. Pdh sebelumnya ia sdh pernah terkena Covid-19 dan sembuh.

Bahkan, salah satu relawan Covid-19 yg disuntik vaksin di Bandung tempo hari, diberitakan positif Covid-19 setelah dia pergi ke Semarang.

Dg semakin banyaknya Mutan dan Varian Covid-19, nyaris sekarang tdk ada lagi yg aman dari Covid-19. Tak ada lagi yg bisa JUMAWA, bhw dirinya KEBAL dari Covid-19.

Jadi apa upaya yg hrs kita tempuh, supaya tdk terkena Covid-19 ???

Jaga diri agar imunitas tubuh Anda tetap bisa tinggi terus. "Sering-seringlah kena paparan sinar matahari, bekerja di terik matahari shg berpeluh-peluh", krn itu adalah exercise yg sangat bagus untuk meningkatkan Imunitas.

Selain itu, "sering-seringlah makan sayur dlm jumlah besar, agar kondisi badan / tubuh kita cenderung Basa (pH 7-14). Banyak sekali sayuran di sekitar kita. Bayam satu ikat cuma Rp. 2000,-Kalau sehari menghabiskan bayam 3 ikat seorang diri, kan cuma keluar Rp. 6000,-. Makan sayur yg banyak juga akan mengurangi volume karbohidrat / nasi putih, shg kita akan lbh sehat.

Keep Heathly 👍🏼🤸🏾‍♂️⛹🏾‍♂️

Pengobatan sederhana unt Covid-19 yg bisa dilakukan di rumah, sebelum ke Dokter adalah:

Pertama, kita hrs tahu bhw batuk bukanlah penyakit utama, juga demam bukan penyakit utama !!! Tetapi itu hanya reaksi tubuh sbg perlawanan atas adanya infeksi, atau lainnya, termasuk sakit tenggorokan.

Kalau kita beli obat flu, isinya adalah pereda nyeri tenggorokan, pereda batuk kering, pereda demam, ada pengencer dahaknya kadang-kadang.

Dari sini kita belajar, untuk penyembuhan flu yg diobati sesuai dg gejala sakitnya.

Katakanlah Covid-19, gejala sakitnya adalah radang tenggorokan, batuk kering, demam, dan sesak nafas. Maka pengobatannya adalah:

1. Istirahat Total. Ini wajib, apapun jenis sakit flu-nya, krn virus hanya bisa dilawan oleh antibodi. Shg hrs benar-benar istirahat smp fit, bukan smp badan terasa enakan. Hrs smp fit, bisa jadi 7 hari istirahatnya.

2. Suplai vitamin dg dosis double. Kalau saya kena flu biasanya minum: - Farmaton Vit 2x sehari- Ester C 1000 mg 2x sehari- Madu 5 sendok- Habbats Cair 5 kapsul, - Zaitun 3 sendok.

3. Jika sesak nafas, krn semua jenis flu yg menyerang manusia memang menyebabkan atau dibarengi dg sesak nafas, apalagi untuk orang yg memang sdh punya asma. Jadi tdk usah heran kalau Covid-19 katanya bikin sesak nafas, krn semua flu memang cenderung begitu.

Nah lanjut lagi, kalau sdh sesak nafas, pengobatan yg mujarab adl dg:1). Alat uap Nebulizer + obat Ventolin cair + cairan infus, bisa dilakukan sendiri di rumah, sangat mdh & tdk berbahaya.2). Diuapi sehari 3x smp hilang sesak nafasnya, biasanya 1-3 hari hilang sesaknya seiring dg semakin membaiknya kondisi tubuh.Jika batuk ada dahaknya, dg diuapi, ikutan sembuh juga batuknya. Masalahnya, dahak akan keluar banyak dan pasti membuat iritasi tenggorokan, shg membuat sakit tenggorokan.

4. Sakit tenggorokan diobati dg Methyl Prednisolon dan pereda nyerinya Asam Mefenamat, biasanya 1 smp 3x minum sdh sembuh.

5. Kalau ada demam, tinggal panasnya diturunkan dg Paracetamol. Perlu diingat bhw demam di sini berhubungan dg infeksi, biasanya infeksi di tenggorokan atau radang tenggorokan. Kalau tidak ada radang tenggorokan, atau tdk parah, biasanya tdk akan demam.

6. Hindari makan buah yg bergetah, spt: melon, nanas, semangka. Makanlah buah jeruk saja, jeruk itu sangat bagus.

7. Selama pengobatan ini, istirahat total dg mengisolasi diri. Tdk usah mikir pekerjaan, tdk usah mikir yg lain-lain, krn cara ini yg akan bantu mempercepat penyembuhan.

💚 "Lindungi diri Anda & keluarga Anda agar tetap aman dari COVID-19" 🙏🏻 JANGAN menyimpan informasi ini hanya untuk diri Anda, berikan kpd semua keluarga dan teman Anda...Semoga bermanfaat"

Lalu benarkah isi pesan berantai terkait vaksin covid-19 telah bermutasi menjadi ribuan virus baru di seluruh dunia?

Saksikan video pilihan berikut ini

Penelusuran Fakta

CEK FAKTA Liputan6
CEK FAKTA Liputan6 (Liputan6.com/Abdillah)

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan memasukkan kata kunci "sutiman bambang sumitro vaksin" di mesin pencarian Google.

Hasilnya ada artikel dari Republika.co.id berjudul "Covid-19 yang Bermutasi Buat Sulit Temukan Vaksin" yang dimuat pada 24 Mei 2020. Dalam artikel tersebut Profesor Sutiman sama sekali tidak menyebut vaksin covid-19 telah bermutasi menjadi ribuan virus baru.

Ia hanya menjelaskan virus corona covid-19 telah bermutasi menjadi virus lokal sehingga menyulitkan pembuatan vaksin.

Terkait klaim yang menyebut vaksin covid-19 yang ada tidak berguna juga tidak benar. Liputan6.com pernah menulisnya dalam artikel berjudul "Virus Corona Terus Bermutasi, Bukan Berarti Jadi Semakin Ganas" yang tayang 28 Desember 2020.

Dalam artikel itu terdapat penjelasan dari Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio. "Walaupun sudah ada mutasi, tetapi belum sampai ada perubahan struktur, sehingga vaksin yang sudah dikembangkan selama ini masih bisa efektif," ujarnya.

Selain itu ada juga artikel Liputan6.com berjudul "Virus Corona Bermutasi, Bagaimana Efektivitas Vaksin Covid-19?" yang tayang 2 Juni 2021. Di sana terdapat penjelasan dari Vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD.

"Secara umum vaksin-vaksin covid-19 yang ada sekarang itu masih cukup efektif dalam menangkal varian-varian virus yang baru ada. Ada varian alfa, beta dan seterusnya," kata dr. Dirga melalui video khusus kepada Liputan6.com, Rabu (2/6/2021).

"Namun, ada laporan bahwa satu atau dua orang efektivitas vaksin dapat menurun. Oleh karena itu, kita perlu waspada dan mencegah timbulnya varian- varian baru," kata dr. Dirga menambahkan.

Terkait poin-poin penyembuhan seperti yang disebutkan dalam pesan berantai, Cek Fakta Liputan6.com meminta penjelasan dari dr RA Adaninggar, SpPD.

"Pernyataan yang berbahaya di sini adalah dibilang kalau semua flu cenderung sesak napas, ini sangat salah. Flu yang ringan tidak akan menyebabkan sesak nafas karena biasanya hanya terjadi keradangan di saluran napas atas tapi bila sudah terjadi sesak nafas apalagi penurunan saturasi oksigen harus hati-hati karena itu artinya sudah terjadi keradangan di paru-paru," ujar dr. Ning saat dihubungi Rabu (9/6/2021).

"Tidak semua sesak napas penanganannya adalah dengan nebulizer. Penyebab sesak sangat banyak dan tidak hanya masalah di paru tapi bisa juga masalah di jantung, ginjal, liver, atau darah dan penanganannya bukan dengan nebulizer malah justru nebulizer harus dihindari pada beberapa sesak napas karena penyebab selain paru. Pada covid-19 pun, melakukan nebulizer di rumah sangat berbahaya karena termasuk tindakan yang dapat membentuk aerosol," ujarnya menambahkan.

"Penggunaan methyl prednisolon dan asam mefenamat juga bukan indikasi pada sakit tenggorokan. Methyl prednisolon dan asam mefenamat adalah obat-obat anti radang yang hanya diberikan dengan pertimbangan khusus karena efek sampingnya sangat banyak dan berbahaya bila diminum secara sembarangan, salah dosis atau salah cara minum. Intinya jangan mengobati diri sendiri hanya berdasarkan pesan berantai atau media sosial."

Sumber:

https://republika.co.id/berita/qakgy4335/covid19-yang-bermutasi-buat-sulit- temukan-vaksin

https://www.liputan6.com/health/read/4443397/virus-corona-terus-bermutasi- bukan-berarti-jadi-semakin-ganas

https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4571854/virus-corona-bermutasi- bagaimana-efektivitas-vaksin-covid-19

https://covid19.go.id/p/berita/salah-vaksin-covid-19-itu-telah-bermutasi- menjadi-ribuan-covid-19-baru-di-seluruh-dunia

https://www.merdeka.com/cek-fakta/cek-fakta-hoaks-vaksin-covid-19- memiliki-mutasi-virus-corona-yang-baru.html

Kesimpulan

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Pesan berantai terkait vaksin covid-19 telah bermutasi menjadi ribuan virus baru di seluruh dunia adalah tidak benar.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya