Liputan6.com, Jakarta - Informasi hoaks terus bermunculan di media sosial, tidak terkecuali hoaks dan mitos kesehatan yang dapat mempengaruhi masyarakat. Satu di antaranya klaim tentang larangan mendapatkan anestesi (obat bius) setelah divaksin covid-19. Informasi itu beredar sejak awal pekan ini.
Dalam informasi yang beredar disebutkan jika seseorang yang mendapat anestesi setelah divaksin covid-19 akan membuat orang itu meninggal dunia. Berikut narasi selengkapnya:
"Peringatan
Advertisement
Siapapun yang telah divaksinasi virus corona Covid-19 dilarang menggunakan segala jenis anestesi (bius), baik anestesi (bius) lokal maupun anestesi (bius) dokter gigi, karena hal ini sangat membahayakan nyawa orang yang divaksinasi, sangat berbahaya, dan dapat langsung meninggal. .
Oleh karena itu, orang yang divaksinasi harus menunggu 4 minggu setelah divaksinasi, Jika dia terinfeksi dan sembuh, dia hanya dapat menggunakan anestesi 4 minggu setelah dia sembuh dari infeksi coronavirus.
Seorang kerabat dari seorang teman divaksinasi dua hari yang lalu, pergi ke dokter gigi kemarin, dan meninggal segera setelah diberi anestesi (bius) lokal ! Setelah membaca peringatan tentang vaksinasi coronavirus, pada kotak vaksin, kami menemukan bahwa setelah menyelesaikan vaksin coronavirus, ada peringatan untuk tidak menggunakan anestesi ! (obat bius).
Mohon sebarkan informasi ini untuk melindungi keluarga, saudara, teman dan semua orang"
Namun setelah ditelusuri, pesan berantai berisi informasi seseorang yang sudah divaksin covid-19 tidak boleh diberikan anestesi atau obat bius karena bisa menyebabkan kematian adalah tidak benar.
Faktanya, tidak ada masalah jika setelah divaksin covid-19 dilakukan anestesi atau minum obat-obatan lain.
Selain tentang larangan mendapatkan anestesi (obat bius) setelah divaksin covid-19, terdapat mitos kesehatan lain yang telah ditelusuri. Berikut rangkumannya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Saksikan video pilihan berikut ini:
Christian Eriksen Kolaps di Lapangan Akibat Vaksin Covid-19
Beredar di media sosial postingan yang mengklaim Christian Eriksen kolaps di Piala Eropa 2020 akibat divaksin covid-19. Postingan itu ramai dibagikan sejak pekan lalu.
Salah satu akun yang mengunggahnya bernama Daria Yang. Dia mempostingnya di Facebook pada 13 Juni 2021.
Dalam postingannya terdapat postingan berita dengan judul:
"CHRISTIAN ERIKSEN COLLAPSES 12 DAYS AFTER PFIZER VACCINE"
atau dalam Bahasa Indonesia:
"CHRISTIAN ERIKSEN KOLAPS 12 HARI SETELAH VAKSIN PFIZER"
Setelah ditelusuri, postingan yang mengklaim Eriksen pingsan di lapangan akibat divaksin covid-19 adalah tidak benar.
Baca selengkapnya di tautan berikut ini.
Advertisement
Pesan Berantai Sebut Pasien Covid-19 di RSHS Membeludak
Beredar melalui media sosial dan aplikasi percakapan pesan berantai terkait kondisi pasien covid-19 yang penuh di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Postingan itu ramai dibagikan sejak tengah pekan ini.
Salah satu yang mempostingnya adalah akun bernama Elvi Widiyanti. Ia mengunggahnya di Facebook pada 11 Juni 2021.
Berikut narasinya:
"Teman2 di Bandung sekedar info dari yg on duty RSHS malem ini, pasien covid19 luar biasa, UGD RSHS overload & bbrp korban meninggal di UGD, pasien & ambulance dari luar mengantri di luar & lobby ugd. Tetap siaga & sehat selalu utk semua...
Lapor :1. RSKIA penuh
2. RS Humana Prima penuh
3.RS.Al-Islam penuh
4. RS. Edelweiss penuh
5. RS Hermina Pasteur penuh
6. RS Hermina Arcamanik penuh
7. Santosa central penuh
8. Santosa kopo penuh
9. Borromeus penuh
10. RS Advent penuh
11. RS Al Ihsan penuh
12. BPSDM pemprov Cimahi penuh
Semoga Tuhan senantiasa melindungi kita semua. 🙏🙏🙏Tadi dapat kabar dari prof Kusnandi agar jangan ke Bandung min. dalam 1-2 minggu ke depan"
Setelah ditelusuri, postingan yang mengklaim keadaan pasien covid-19 penuh di RSHS Bandung adalah tidak benar.
Baca selengkapnya di tautan berikut ini.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement