Liputan6.com, Jakarta - Saat ini pemerintah masih menggalakkan vaksinasi sebagai salah satu penanggulangan pandemi Covid 19. Dalam program vaksinasi ini setiap orang mendapat dua kali suntikan demi mendapatkan kekebalan yang maksimal melawan virus Covid 19.
Belakangan sempat beredar wacana apakah perlu masyarakat mendapat vaksin dosis ketiga. Tema ini pula yang diangkat dalam Virtual Class Cek Fakta Liputan6.com yang digelar Selasa (27/7), "Varian Delta Turunkan Efikasi Vaksin, Perlukah Dosis Ketiga?".
Baca Juga
Vaksinolog dr.Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD menyebut saat ini baru tenaga kesehatan (nakes) yang dianggap perlu mendapatkan suntikan vaksin dosis ketiga atau booster. Hal itu lantaran nakes merupakan garda terdepan yang kemungkinan terpapar virus sangat tinggi.
Advertisement
Mereka inilah yang merawat pasien-pasien Covid 19 untuk bisa kembali pulih alias negatif.
Penerimaan vaksin booster sendiri bukanlah sebagai pengganti dosis kedua. Tujuan dosis ketiga ini adalah untuk menambahkan antibodi pada vaksin sebelumnya. “Jika seseorang yang ingin mendapatkan vaksin booster, harus melengkapi dulu primary series-nya, sebanyak dua kali," ujar dr. Dirga.
Sementara masyarakat umum, menurut dr. Dirga belum perlu mendapatkan dosis ketiga sebagai booster. Sebab, Indonesia masih fokus untuk memperluas cakupan vaksinasi di Indonesia.
Saat ini, penerima vaksin di Indonesia masih jauh dari target untuk mencapai herd immunity. “Daripada satu orang mendapatkan vaksin tiga kali atau empat kali tapi masih banyak orang di sekitarnya belum vaksin, hal ini membuat manfaatnya kurang,” ungkapnya.
Maka itu, sampai saat ini anjuran di Indonesia adalah melakukan sebanyak dua kali untuk mencapai antibodi yang optimal menghadapi Covid 19. Pemerintah sudah membuka area vaksinasi secara luas walaupun masih terhalang karena ada masalah distribusi dan stok vaksin.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tetap Jaga Prokes
Selain itu, dr. Dirga juga mengatakan bahwa adanya vaksinasi bukanlah sebagai solusi tunggal untuk menyelesaikan pandemi ini. Dia mengimbau agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan 5M demi menjaga diri dan keluarga mereka.
Di sisi lain, pelaksanaan 3T (Testing, Tracing, Treatment) juga harus dilakukan.
“Kalau cuma salah satu saja yang dilakukan, ya manfaatnya jadi tidak maksimal," ujar dr.Dirga lagi.
(MG/Geiska Vatikan Isdy)
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.