Liputan6.com, Jakarta - Salah satu untuk melawan hoaks adalah dengan melibatkan elemen masyarakat sebanyak mungkin. Terlebih hoaks yang berkaitan dengan covid-19 bisa menimbulkan banyak dampak negatif termasuk korban jiwa.
Itu sebabnya Satuan Tugas (Satgas) Nahdlatul Ulama Peduli Covid-19 menjadikan upaya pemberantasan hoaks sebagai program prioritas. Apalagi hoaks bisa menyerang siapapun termasuk warga NU.
Baca Juga
"Pada awal-awal informasi terkait covid-19 ini masih berubah terus. Jadi pemahaman tentang covid-19 dengan berbagai caranya tidak boleh berhenti," ujar Wakil Sekretaris Jendral PBNU, Andi Najmi Fuaidi dilansir laman resmi NU.
Advertisement
"Edukasi terkait covid-19 tidak hanya kami lakukan via internet. Kami juga melakukan pendekatan manual berbasis relasi agama, relasi kultural, relasi sosial. Dua pendekatan itu harus tetap dilakukan secara masif, sehingga pemahaman tentang covid-19 yang dimiliki masyarakat tidak akan tertunda oleh sinyal yang tidak selamanya bagus," katanya menambahkan.
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) RI Usman Kansong menyebut, NU merupakan ormas Islam terbesar di Indonesia yang memiliki peran penting dalam melakukan edukasi masyarakat.
"NU adalah organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, organisasi yang bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial-kemasyarakatan, kesehatan, serta ekonomi punya peran penting dalam penguatan komunikasi dan informasi serta edukasi bagi masyarakat, terkait informasi yang benar tentang covid-19 di Indonesia," ujar Usman.
"Kami berharap NU senantiasa mempertahankan dan meningkatkan berbagai agenda dalam rangka memberikan informasi yang benar kepada warganya. Sehingga Nahdliyin bisa menghindarkan diri dari hoaks,” Usman mengakhiri.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement