Simak Hoaks Terbaru Seputar Kematian Akibat Vaksin Covid-19

Berikut hoaks terbaru seputar kematian akibat vaksin Covid-19

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 05 Nov 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2021, 18:00 WIB
Vaksinasi Massal Anak Usia 12-17 Tahun di GBK
Seorang anak mendapatkan vaksin covid-19 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (3/7/2021). Pemprov DKI menggelar vaksinasi massal bagi anak usia 12-17 tahun di Stadion GBK selama dua hari, yakni pada 3-4 Juli 2021. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta- Informasi seputar dampak vaksin Covid-19 masih beredar di media sosial, ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat terhadap upaya meningkatkan kekebalan dari penularan penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 tersebut.

Salah satu informasi dampak vaksinasi yang kerap muncul adalah kematian setelah disuntik vaksin Covid-19. Cek Fakta Liputan6.com pun telah melakukan penelusuran pada sejumlah informasi tersebut.

Hasilnya, sebagian informasi tentang kematian setelah suntik vaksin Covid-19 terbukti tidak benar. Berikut daftar terbaru hoaks tersebut: 

1.  Lebih 70 Persen Warga UK Meninggal Setelah Divaksin Covid-19 Lengkap

Cek Fakta Liputan6.com mendapati sebuah klaim yang menginformasikan, lebih dari 70 persen warga United Kingdom (UK) atau Britania Raya meninggal dunia akibat divaksin Covid-19 secara lengkap.

Informasi lebih dari 70 persen warga UK meninggal dunia setelah divaksin Covid-19 lengkap berupa foto ini beredar melalui platform Facebook pada 28 Oktober 2021 lalu.

 Berikut merupakan isi informasi yang tertera pada foto tersebut:

“+70% Fully Vaxxed Dead in UK”

Pada foto, juga terdapat narasi berbahasa Tagalog, bahasa dari negara Filipina. Berikut merupakan narasi lengkapnya:

“Sabi ni fb harmful daw ang mga post ko nato ������"

Adapun arti dari narasi tersebut yaitu

“FB bilang postingan saya sepertinya berbahaya”.

Selain itu, unggahan juga disertai dengan keterangan

“Wait nyo lang 94% world populationDead!!!” yang artinya “Tunggu 94 persen populasi dunia meninggal”.

Unggahan ini pun telah disukai oleh 4 warganet dan mendapat 2 komentar dari warganet.

Lalu, benarkah informasi lebih dari 70 persen warga UK meninggal dunia setelah divaksin Covid-19 lengkap? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.

 

2. Satu Sekolah di Afrika Selatan Meninggal Pasca Divaksin

Cek Fakta Liputan6.com mendapati informasi satu sekolah di Afrika Selatan meninggal pasca divaksin, informasi tersebut beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp.

Berikut isi informasi satu sekolah di Afrika Selatan meninggal pasca divaksin:

  "🅰️🅰️🅰️🅰️🅰️🅰️🅰️🅰️🅰️🅰️🅰️🅰️🅰️🅰️🅰️🅰️Satu sekolah.. Di Afsel... Meninggal pasca di Vaksin...

Postingan kawan kawan di Berbagai media mnstream di hapus sama BIG TECH... nya SORROS... Cuma bisa di share lewat Telegram...

skarang kita bagi... brantai lewat WA.🅰️🅰️🅰️🅰️🅰️🅰️🅰️🅰️🅰️🅰️🅰️🅰️🅰️🅰️🅰️🅰️"

Benarkah informasi satu sekolah di Afrika Selatan meninggal pasca divaksin? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.

 

3. 500 Ribu Orang di AS Tewas karena Vaksin

elakangan ini beredar informasi megenai Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui virus corona COVID-19 sama seperti flu biasa dan ada 500 ribu orang Amerika Serikat meninggal dunia karena divaksin.

Informasi ini dibagikan oleh salah satu akun Facebook pada 25 Oktober 2021. Dalam unggahnnya terdapat foto Reiner Fuellmich dan disertakan narasi sebagai berikut. 

"INNALILLAHI....‼️WHO MENGAKUI VIRUS COVID SAMA SEPERTI FLU BIASA, 500.000 ORANG AMERIKA MATI KARENA DIVAKSIN".

Lalu, benarkah WHO mengakui Virus COVID-19 seperti flu biasa dan ada 500 ribu orang di Amerika Serikat yang meninggal karena vaksin? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya